— Move
.
.
Kemarin Hana menemukan sebuah iklan yg menunjukkan sewa kamar di salah satu mansion.
Di iklan itu tertera persyaratan dan biaya serta kontak yg dapat dihubungi.
Tanpa basa-basi gadis itu langsung menghubungi pemilik rumah untuk menyewa satu kamar.
Dan Sore ini waktunya ia pergi ke alamat yg dikirimkan oleh pemilik rumah, untung saja letaknya tidak terlalu jauh.
“Apa tidak masalah aku langsung membawa semua barangku seperti ini? Lebih baik aku tanya dulu deh”
Hana menelpon pemilik rumah kemarin yg belum ia ketahui wajahnya itu.
“Halo Kak, ahh maaf ganggu ini saya udah mau berangkat. Tapi saya langsung bawa barang-barang dan langsung pindah hari ini juga apa boleh?”
“Ohh Hana, boleh kok.. kamar kosong disini juga sudah rapih jadi kamu bisa langsung tempati”
“Oke makasih banyak Kak, kalo gitu saya langsung berangkat sekarang”
“Tapi Hana, kamu beneran gak masalah penghuni disini laki-laki semua?”
“Kemarin kata Kak V cuma ada lima termasuk Kakak kan? Kalo gitu gak masalah sih..”
“Yaudah kalo kamu gak masalah, saya juga bakal pastikan kalo penghuni disini tidak akan ada yg macam-macam”
“Iya kak.. sekali lagi makasih ya!”
“Sama-sama, sampai ketemu nanti ya Hana!”
“Asik.. akhirnya aku terbebas juga dari penjara ini”
Setelah menatap rumah besar di belakangnya, Hana langsung bergegas mencari taksi dan berangkat menuju rumah barunya.
Hidup barunya dimulai dari sekarang.
Begitu sampai, Hana langsung memencet bel rumah yg cukup besar itu dan muncul lah seorang lelaki cukup tinggi bersurai biru dengan senyuman diwajahnya.
“Apa kau Seo Hana?”
Hana sempat mematung beberapa saat, ia tidak menyangka bahwa pemilik rumah yg selama ini ia hubungi memiliki wajah tampan seperti ini.
Tapi ia langsung mengontrol ekspresinya dan membalas senyum lelaki itu.
“Ohh iya.. apa ini Kak V?”
“Benar saya V, kalau gitu kita langsung masuk aja. Sini saya bantu..”
“Eh gak perlu Kak — ”
Terlambat, lelaki itu sudah mengambil alih tas besar milik Hana dan membawanya masuk.
Hana mengikuti V dari belakang, sambil memperhatikan sekeliling rumah yg kelihatannya cukup nyaman.
“Nah ini kamar kamu, maaf banget saya ada kerjaan mendadak jadi kamu bisa istirahaf dulu di kamar. Nanti pas saya pulang baru saya ajak keliling” jelas V yg terlihat buru-buru dan menatap ponselnya yg sedari tadi bergetar.
“Ohh iya gak papa Kak, maaf juga aku jadi ngerepotin gini..”
“Gak masalah Hana, kalo gitu saya tinggal dulu ya. Senang bertemu denganmu, semoga nyaman tinggal disini!”
V langsung pergi turun melewati tangga dan keluar dari rumah dengan tergesa.
Kalau tau seperti ini, lebih baik Hana datang nanti saja ya kan? Sekarang ia hanya bisa beristirahat di kamarnya.
Apakah penghuni lainnya tidak ada juga? Berdasarkan informasi yg diberi tahu oleh V sih, penghuni lainnya juga cukup sibuk.
Empat diantara mereka bekerja, dan yg satunya mahasiswa tingkat akhir. Hana jadi penasaran seperti apa mereka semua.
Karena bosan dan tidak tau harus apa, akhirnya Hana mulai meraih sketch book nya dan mulai menggambar sketsa lelaki idamannya.
Selama ini hobi gadis itu memang menggambar, apa saja bisa ia gambar.
Tapi akhir-akhir ini ia selalu menggambar sosok lelaki yg terus muncul di mimpinya.
Hana tidak tau siapa lelaki itu, tapi ia menyukainya.
Lelaki itu bersurai merah dengan iris berwarna emas yg menggunakan kacamata warna kuning dengan strip hitam.
Hana tidak tau kenapa lelaki itu selalu muncul di mimpinya, membuatnya penasaran dan agar ia tidak lupa akhirnya gadis itu selalu menggambarnya.
Hana menghentikan kegiatannya, dan menatap hasil gambar miliknya.
Dalam pikirannya, apakah lelaki itu ada di dunia ini? Ingin sekali rasanya ia bertemu dengan lelaki itu.
“Ahh.. haus banget, kayaknya deket sini ada minimarket deh tadi. Keluar sebentar gak papa kali ya..”
Akhirnya Hana mengambil ponsel dan dompetnya lalu keluar dari kamarnya menuju lantai bawah.
Gadis itu tidak sadar bahwa menginjak tumpahan susu di lantai yg membuatnya hampir terjungkal kebelakang kalau saja tidak ada yg menahannya.
“Ahh maaf.. aku habis mengambil tisu di kamar untuk mengelap tumpahan ini, kau tidak apa-apa?” tanya lelaki yg masih menahan kedua bahu Hana dari belakang.
“Ehh iya gak papa, untung saja tidak jatuh.. terima kasih — ” ucapan Hana terhenti saat ia membalik tubuhnya dan melihat sosok lelaki itu.
Sungguh tidak disangka, lelaki itu sangat-sangat mirip dengan lelaki yg selalu muncul di mimpinya, yg baru saja ia gambar di kamar tadi.
Tak sadar wajahnya mulai memanas dan pipinya benar-benar memerah hingga ke telinganya.
Lelaki tadi juga menatap Hana dengan bingung karena reaksi gadis itu yg seperti melihat hantu.
“Hey.. kau benar tidak apa?”
Dengan kekuatan kilat Hana langsung pergi berlari keluar dari rumah menyisakan lelaki tadi yg masih bertanya-tanya.
“Itu bukannya penghuni baru? Dia kenapa lari begitu ya? Kayak abis ngeliat hantu aja..”