Sepatu Merah & Transjakarta

Project Lupus Reborn
2 min readMay 18, 2022

--

Buat lo sekarang yang lagi baca ini mungkin bertanya-tanya, kenapa sih cerita tentang sepatu merah? Apa pentingnya sepatu merah lo itu? Kalo ditanya itu sih, jawabannya sangat penting. Selain permen karet yang juga jadi belahan jiwa gue, sepatu merah ini berarti buat gue karena menjadi saksi betapa cintanya gue dengan transportasi umum, yakni Transjakarta. Sepatu merah gue dan Transjakarta itu saling melengkapi. Tanpa sepatu merah, gue ga akan bisa keliling Jakarta naik Transjakarta. Sebenarnya, gue punya sepatu lain selain sepatu ini, dan sepatu itu pun sudah pernah gue pakai untuk naik Transjakarta. Sayangnya, sepatu itu kurang enak untuk diajak keliling naik Transjakarta.

Sepatu merah ini sudah hampir pernah menginjakkan kaki di sebagian besar halte Transjakarta. For those of you who’ve been wondering, kenapa kemana-mana naik Transjakarta, karena gue suka explore dan hitung-hitung bisa kontribusi untuk mengurangi polusi udara di Jakarta. Sepatu merah itu punya sejuta kenangan, dari mulai gue pernah nyasar sampe Kampung Melayu, salah naik Busway, salah turun halte, desek-desekan, dan masih banyak kejadian lain.

Selain kejadian itu, sepatu merah ini juga menemani gue bawa teman-teman, keluarga, dan bahkan mantan gue untuk keliling Jakarta menggunakan Transjakarta. Pertama kali gue jalan sama mantan gue untuk keliling Jakarta, hal yang diperhatikan pertama itu adalah sepatu merah yang gue pake ini. Katanya sepatu gue unik dan lucu karena warnanya merah terang. Bisa dibilang juga, sepatu merah ini salah satu yang membantu gue untuk memperlancar ngedate pertama saat itu.

Bersama sepatu merah ini juga gue bisa menikmati kota Jakarta dari dalam Transjakarta. Sambil mengamati kota Jakarta, terkadang gue juga bisa sambil merenungi kehidupan. Bahkan, gue juga sering mengamati berbagai macam orang yang keluar masuk Transjakarta dengan berbagai wajahnya yang lelah, senang, datar, dan ekspresi wajah lainnya. Dengan naik Transjakarta, gue jadi bisa mencoba lebih memahami perasaan dan kepekaan orang lain, contohnya adalah saat di mana lo memberikan tempat duduk ke orang yang lebih membutuhkan. Sepatu merah ini lah yang menjadi saksi gue untuk bisa banyak belajar dari hanya naik transportasi umum, yakni Transjakarta.

Banyak kenangan baik suka maupun duka yang gue alami bersama sepatu merah yang bahkan belum pernah gue cuci dari pertama kali beli sekitar 4 tahun lalu dan Transjakarta sebagai salah satu pijakan gue untuk lebih memahami banyak hal. Ternyata sepatu merah ini juga sebermakna itu buat gue, yang menyaksikan gue senang, sedih, lelah, kesal, sebal di dalam Transjakarta. Yuk, ceritain juga tentang sepatu yang berjasa di kehidupan lo terutama yang sering lo pake untuk naik transportasi umum!

--

--