Islam for Dummies

Luthfi Wisnuwardhana
7 min readJul 30, 2017

--

Agamamu apa? Et daaah, sensitif amat kek putri malu.

Hermione Granger in Harry Potter & Philosopher’s Stone, ©2001

Napa dah jadi pada sensi gini kalo misalkan ditanya agamamu apa? Apakah karena sekarang agama itu gak keren? Apakah karena udah bosen dari nyokap ato bokap bahasnya itu mulu semenjak lo kecil? Ato karena apa? Sehingga lo udah males ngedenger suatu kata yang memiliki makna seperti sumur:

Dalem.

Kenapa Belajar Agama?

Ketika berkaitan tentang agama, pasti berkaitan tentang aturan-aturan, gak boleh ini itu, harusnya gini gitu, acuannya ini. Tul gak?

Sebagian besar muslim di Indonesia itu terlahir dengan How (Bagaimana) dalam berislam, bukan Why (Kenapa).

  • Gimana caranya sholat?
  • Zakat tuh besarannya gimana?
  • Rukun haji itu gimana aja?
  • Ngaji tuh tajwidnya gimana?

Dan masih banyak kasus lainnya. Tetapi, jarang sekali yang mengangkat kenapa berislam.

Logikanya gini terbang itu butuh alat kan?

Wait what?

Wait, salah. Itu logikanya ngaco. Maksudku gini:

Dalam Islam, kita tuh gak boleh minum khamr (segala sesuatu yang menyebabkan mabuk. Gue sederhanain jadi miras aja ya). Kenapa?

  • Karena kalo nanti minum miras nanti bisa kecelakaan pas menyetir.
  • Karena kalo nanti habis minum, kita gak sadar.
  • Karena kalo berlebihan nanti jadi muntah-muntah dan tubuh gak enak.
  • Karena lebih banyak mudharatnya.

You say it. Silakan dilist banyaknya alasan kenapa kita gak boleh minum khamr. Tapi, jika nanti ada satu alasan/fakta yang bertentangan dengan itu, pasti tetep dilakukan.

  • “Lah tapi kan gue gak mabuk. Boleh dong?”
  • “Gue tetep sadar nih abis minum.”
  • “Kalem lah, cuma ngangetin buat badan doang.”

Ya gak?

Sherlock Holmes, © Sherlock Series (2010)

Maka dari itu, bukan masalah syariatnya, tetapi masalah why-nya kenapa kita milih Islam. Apa itu Syariat? Syariat itu sederhananya aturan-aturan dalam Islam. Gue gak mau bahas tentang syariat itu disini.

Sebenarnya alasan-alasan itu terjawab dengan satu jawaban sederhana.

Karena Allah nyuruh demikian.

Kelar dah urusan. Gak ada ba bi bu be bo, alasan kenapa harus nurut ini itu.

Tetapi yang menjadi pertanyaan dasarnya harusnya itu.

Napa gue milih Islam?

Kenapa Ya?

By default, setiap muslim itu dalam lubuk hatinya merindukan sesuatu. Merindukan apa? Merindukan penciptanya, jika ia benar-benar jujur terhadap dirinya.

Itulah fitrah.

Kerinduan untuk kembali lagi dan setiap orang pasti merasakannya. Tetapi ada aja yang menghalangi, entah itu logika kita, rasa, ego, kesombongan, atau apalah.

Saya yakin banget, kenapa? Pencipta gue ngomong gitu kok:

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui, [Q.S. Ar-Ruum 30:30]

Jadi pada dasarnya, setiap manusia bakal merasakan kerinduan sangat, atau kalau boleh dipersempit, kerinduan untuk bersyukur.

Bersyukur tentang apa? Apapun, mengakui ketidakberdayaan kita, luar biasa mengaguminya bahwa alam semesta ini sugooi banget (keren), mengakui bahwa gue ini rapuh, atau apapun. Sehingga muncul rasa,

Duh, kok gue rindu-rindu gitu ya?

Temukanlah itu, karena akan beda jika berhasil menemukannya. Seriusan. Jawabannya pasti Allah dan Islam. Kalo beneran minta ikhlas dari dalam hati banget, pasti Allah sendiri yang bakal membimbing. Napa? Ada jaminannya kok.

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. [Q.S. Al-Baqarah 2:186]

Allah bilang “Ujiibu da’wata ddaa’i idzaa da’aan”.

Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa memohon kepada-Ku.

Bukan “aku mengabulkan permohonan orang-orang beriman, orang-orang bertakwa, orang-orang soleh”. Tapi orang yang berdoa men! Syaratnya apa?

Mintanya ke Allah. Bukan ke siapa-siapa lagi.

Nanti Allah sendiri yang akan mengirimkan utusannya ke jalan yang lurus, yaitu Islam.

Islam.

Gue gak bakal ngejelasin secara detail gimana sih caranya solat? gimana sih syahadat tuh? gimana sih gini gitu lalalala land.

Euh…

Di kesempatan ini gue pengen share suatu konsep sederhana, bagaimana memahami Islam dengan mudah. Islam itu dibangun atas 5 pilar, atau dikenal dengan rukun Islam.

Dari ‘Abdullah bin ’Umar radhiyallahu ’anhuma, Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

Islam dibangun atas lima perkara, yaitu : (1) bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang benar untuk diibadahi kecuali Allah dan bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan-Nya, (2) mendirikan shalat, (3) menunaikan zakat, (4) naik haji ke Baitullah -bagi yang mampu-, (5) berpuasa di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari no. 8 dan Muslim no. 16)

Syahadat.

Untuk menjadi muslim itu mudah. Mengucapkan 2 kalimat syahadat. Asyhadu ilaaha illa Allah (aku bersaksi bahwa Allah adalah ilah yang patut disembah), wa asyhadu anna Muhammad rasulullah (dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasul Allah). Tapi ada makna yang mendalam tentang makna ini brother dan sister fella.

Lo pernah ngerasain ngaku ‘kalah’ dari seseorang gak? Entah itu kalah dari segi fisik, kurang cantik, kurang pintar, kurang tajir, kurang baik, kurang kuat, dan apapun itu kamu mengakui kelemahan lo, disaat itulah lo mengakui kelebihan seseorang.

Dan kalo misalkan dia ngajak berkompetisi, lo gak bakal sanggup, dan kalo dia nyuruh, lo bakal nurut.

Itu adalah inti kalimat pertama, asyahdu alla ilaha illa Allah. Lo mengakui bahwa Allah itu adalah suatu pihak/dzat/something yang patut disembah lah. Apa alasannya?

  • Dunia Dia yang punya
  • Bumi Dia yang punya
  • Nurunin Hujan bisa
  • Ngatur alam semesta bisa
  • Nimpa bencana bisa
  • Bikin tumbuhan, hewan, dan segala apapun bisa dibikin saking kompleks dan beratur
  • Maha-Baik iya
  • Maha-care iya
  • Maha-tajir iya
  • Maha-meru juga dibikin Dia

Silakan tambahkan lagi. You name it.

Dan disini Allah minta kita mengakui sebagai ilah. Apa itu ilah? Dalam bahasa arab ilah artinya segala sesuatu yang diabdi, ditaati, atau disembah. Cukup itu yang di akui.

Kalimat kedua adalah, jika ada yang disuruh oleh Allah (utusan), lo taat ke dia. Itulah salah satu fungsi Rasul, bagaimana ia menjabarkan keinginan-keinginan, perintah, larangan dari Allah kepada umatnya.

Itulah inti dari pengakuan kedua, utusan fix banget yang diutus oleh Allah adalah Muhammad. Wa Asyhadu anna Muhamamad Rasulullah.

Minion at Despicable Me, ©2010

Shalat

Kalo diibaratin, shalat itu ibarat tiang dalam rumah. Fondasinya itu adalah iman.

Inti (pokok) segala perkara adalah Islam dan tiangnya (penopangnya) adalah shalat.” (HR. Tirmidzi no. 2616 dan Ibnu Majah no. 3973.)

Tiang Rumah

Tumben bener gambarnya…

Kalo lo ngedekor rumah, yang diatur itu tiang rumah ato perabotannya? Perabotannya kan? Gak mungkin lah, “oh keknya perabotan ini di pojokan ini deh, terus gue geser tiang rumah aja.

Hancur men rumah lo, meskipun rumah lo dibangun dengan teknologi mutakhir. Tiang geser, hancur.

Sama seperti shalat. Shalat lo dibikin berantakan, hancur hidup lo.

Shalat itu penghubung antara hamba-Nya dan Allah. Kalo lo perhatiin bacaan shalat, iya, baca artinya. Itu warbeyazah banget men. Indaaah banget maknanya. Ibarat sumur, dalem.

Zakat

Gue tanya, pentingan mana shalat ato zakat?

Mr. Crab, ©Spongebob Squarepants, 1999

Jawabannya 2 2nya, hampir setiap ada kata zakat dalam Quran, itu pasti bersandingan dengan shalat. Artinya ini menunjukkan kedudukan yang sangat penting, bahkan setara. Ibadah lo kurang kalo cuma sekadar shalat doang, zakatnya juga dong.

Zakat itu lo ngeluarin sebagian harta lo untuk diserahkan ke amilin (pengumpul zakat), lalu didistribusikan ke 8 asnaf (golongan).

Dan biasakan ngeluarin men, kenapa? Bakal diganti sama Allah.

Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. [Q.S. Al-Baqarah 2:261]

Islam itu ngatur urusan harta kita. Fungsi zakat untuk mensucikan harta kita.

Kalo belum bisa zakat gimana?

Mulailah dengan sedekah ato infak, hehe. Biasakan dulu dari yang kecil, diniatkan menuju zakat.

Shaum

Kenapa gue menggunakan istilah shaum untuk puasa? Karena yang bener emang itu.

Cookie Monster, ©Sesame Street, 1969

Ketika para wali songo berdakwah, istilah-istilah dalam islam itu sulit untuk nyerap ke masyarakat, makanya kita pernah denger gak sih yang orang tua bilang sembahyang padahal gerakannya sholat, gapura dari kata ghafura (ampunan), shashtri (santri), sanggar (langgar), dan lainnya. Itu untuk memudahkan konsep islam masuk ke tataran masyarakat.

Shaum itu artinya menahan diri baik secara jasad maupun nafsu dimulai dari subuh hingga maghrib. Waktunya kapan? Bulan Ramadhan, selama sebulan penuh.

That’s it. Apa hikmah shaum? Pengendalian diri dan agar jadi orang yang bertakwa.

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu shaum sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. [Q.S. Al-Baqarah 2:183]

Haji

Haji ini merupakan rekonstruksi perjalanan orang-orang sebelum kita. Dimulai dari Ihram hingga Sa’i semua memiliki nilai-nilai mendalam.

Gue gak bakal bahas panjang tentang haji disini karena jatah nulis gue bentar lagi habis hahaha, tapi izinkan gue menutup tulisan ini semoga bermanfaat.

Rey & BB-8 in Star Wars VII: The Force Awaken, © Disney, 2015

Kalo lo pernah denger namanya Sa’i (lari-lari kecil dari bukit shafa dan marwah), itu merupakan salah satu bagian perjalanan seorang Siti Hajar dalam rela berkorban di jalan Allah.

Ditinggal ama suami di suatu tengah gurun tandus, cuma ada pasir kasar, batu, suhu sampai 40 derajat celcius, gak ada air, gak ada makanan, gak ada orang, dan lagi menyusui bayi????

Et dah! Seriusan?

Tapi dengan mantab Siti Hajar dengan mantap bilang ke Ibrahim,

Apakah Allah yang memerintahkan Engkau (Ibrahim) berbuat semacam ini? Kalau demikian, pastilah Allah tidak akan menyia-nyiakan nasib kita.

#qotd banget.

Akhirnya singkat cerita beliau lari-lari kecil ke bukit shafa dan marwah, hingga akhirnya muncullah pertolongan Allah berupa keluarnya Air Zam-Zam.

Oke gitu dulu bro & sis fella. Semoga bermanfaat, sori gak bisa banyak-banyak ngedetailin. Insyaa Allah di lain kesempatan bisa nulis lebih banyak.

Hai! Itu saja yang bisa saya bagikan di kesempatan ini jangan lupa share ya dan klik ❤. Semoga bermanfaat!

Bandung, Juli 2017

--

--

Luthfi Wisnuwardhana

Why are you here? • Currently active in instagram for writing (@luthfi.wisnu)