UX Case Study: Krealogi — Integration with Logistic and Marketplace
Hallo! Pada kesempatan kali ini aku ingin kembali membagikan beberapa hal yang aku kerjakan selama mengikuti program internship di Skilvul
Selamat membaca!✨
Disclaimer: Project ini merupakan bagian dari program pelatihan UI/UX yang dilaksanakan oleh Skilvul (www.skilvul.com) oleh program Kampus Merdeka yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia dimana Krealogi merupakan Challenge Partner dari Skilvul. Saya tidak bekerja untuk atau terikat kontrak secara profesional oleh Krealogi.
Latar Belakang
Krealogi merupakan aplikasi yang menawarkan solusi yang menyeluruh khususnya pada manajemen pesanan, produksi, persediaan sampai pengiriman untuk aktivitas bisnis. Saat ini Krealogi ingin melakukan improvement dengan cara menambahkan fitur simple CRM , cash flow feature, integration with logistic and marketplace. Untuk itu, pada kesempatan ini saya dan anggota kelompok saya memutuskan untuk melakukan perbaikan pada fitur integration with logistic and marketplace.
Peran dalam Team
Sebagai UI/UX Designer yang berkolaborasi dengan 2 anggota tim lainnya yaitu MRizki Pebriansyah dan Kezia Chris Novitiya dengan tanggungjawab sebagai berikut:
- Melakukan tahapan empathize pada metodologi design thinking dengan menggali data sekunder dan data primer melalui interview
- Melakukan sesi brainstorming dan voting ide pada tahapan define dan ideate pada metodologi design thinking
- Merancang UI design mulai dari pembuatan wireframe hingga pada prototyping
- Melakukan user interview dan testing produk
- Melakukan iterasi desain
Permasalahan
Saat ini Krealogi membutuhkan sebuah desain aplikasi yang user-friendly yang dapat membantu pengguna Krealogi dalam melakukan mencatat kegiatan operasional bisnis, membuat strategi, dan menjaga alur operasional bisnis. Untuk itu mengakomodasi kebutuhan user secara lebih menyeluruh, maka Krealogi kemudian bmelakukan pengembangan pada beberapa fitur, khususnya dalam hal integration with logistics and marketplace
Objective
Tujuan utama dari project ini adalah untuk membuat aplikasi Krealogi menjadi lebih user friendly khususnya untuk fitur integration with logistic and marketplace
Market and Competitor Analysis
Dalam proses pengerjaan project ini, kami melakukan beberapa observasi pada aplikasi sejenis dengan fitur yang akan kami kembangkan yaitu diantaranya:
Design Process
Proses pengerjaan project ini dilakukan selama 5 minggu dengan menggunakan metodologi design thinking.
1 — Empathize
Tahapan pertama dari design thinking adalah empathize. Tujuan utama dari tahapan ini adalah untuk memahami keinginan, kebutuhan, serta tujuan pengguna saat menggunakan produk. Untuk memudahkan dalam memahami user, maka pada fase ini dilakukan mini research dengan cara:
- Melakukan sesi interview pada pengguna
- Mengumpulkan data sekunder dari aplikasi sejenis, pengguna Krealogi, referensi dari Medium, dan data analitik dari pemerintah
Beberapa key points yang kami tangkap pada fase ini adalah:
- Pada aplikasi sejenis didapati bahwa user menyukai aplikasi yang memudahkan dalam mengelola dan mengintegrasikan marketplace, simple dengan UI yang bagus, dan memiliki panduan yang mudah untuk dipahami
- User mencari aplikasi yang bisa all in one sesuai kebutuhan bisnis, namun masih belum menemukan aplikasi yang cocok
- Dibutuhkan integrasi logistik dengan pilihan alternatif logistik yang banyak dan mudah diakses dan digunakan
Fase ini merupakan bagian yang paling penting untuk memahami user yang mana kemudian akan menjadi input pada fase define, khususnya pada tahap penyusunan pain point.
2 — Define
Pada tahap ini dilakukan penyusunan pain point dari user dimana proses pembuatannya akan menempatkan pengguna sebagai objek utama dari penyusunan masalah yang ada
Berdasarkan pada pain points yang ada, kemudian kami menyusun How Might We.
Setelah melalui proses voting, kemudian didapati bahwa How Might We yang dipilih akan lebih menekankan pada pembuatan fitur yang memungkinkan user melakukan pengiriman dengan efektif serta efisien dan pengelolaan marketplace yang baik
3 — Ideate
Setelah memahami permalahan utama dari user dengan How Might We, kemudian kita dapat menyusun solusi ide untuk memecahkan permasalahan yang ada. Pada proses pengerjaan proyek ini, penyusunan solution idea dilakukan dengan cara mengembangkan ide-ide anggota tim dari point utama How Might We hingga kemudian dilakukan sesi voting untuk menemukan ide solusi yang paling feasible
Setelah melakukan voting dengan seluruh anggota tim, maka kemudian perlu disusun affinity diagram dengan cara mengelompokkan solution idea yang sudah dibuat menjadi beberapa kategori tertentu
Untuk memudahkan tim dalam proses pengembangan produk, maka kemudian dibuat prioritization idea dengan matriks yang membagi hasil affinity diagram menjadi beberapa kategori berdasarkan pada user value dan effort.
Proses kemudian dapat dilanjutkan dengan membuat Crazy 8’s oleh tiap anggota kelompok dimana pada tahap ini memungkinkan tiap anggota tim untuk dapat mencurahkan ide dan pemikirannya kepada anggota tim lainnya secara cepat kemudian mempresentasikan ide tersebut kepada seluruh anggota. Setelahnya, kemudian dilakukan sesi voting untuk solusi paling feasible.
4 — Prototyping
Tidak hanya sampai disana, setelah tim melakukan voting, proses akan dilanjutkan dengan membuat user flow dari pengembangan produk yang sudah dibuat. Pada pengerjaan proyek ini digunakan task flow dengan hasil sebagai berikut:
Setelah berhasil menyusun task flow, kemudian ide tersebut akan divisualisasikan menjadi bentuk wireframe. Wireframe merupakan bentuk awal dari UI design sehingga hasilnya berupa design yang bersifat low fidelity.
Kemudian untuk memudahkan dalam pengerjaan UI design serta menjaga agar setiap anggota kelompok konsisten dalam melakukan proses design, maka kemudian disusun UI style guide sebagai berikut:
Setelahnya, kami kemudian membuat UI design dari fitur integration with logistic and marketplace. Adapun dalam pengerjaan UI design ini kelompok kami membagi pengerjaan menjadi 5 task, yaitu masuk dan daftar, beranda, integration with marketplace, pesanan manual, dan integration with logistic. Dalam pengerjaan ini, kami juga melakukan beberapa iterasi design agar fitur yang kami rancang menjadi lebih usable dan user-friendly.
Setelah menyusun UI Design, kemudian kami juga menyusun prototype dari fitur integration with logistic and marketplace pada aplikasi Krealogi sebagai berikut:
5 — Testing
Sebelum melakukan sesi testing, terlebih dahulu kami menyusun stimulus user research yang mana berisi research objective, respondent criteria, question list, dan research scenario. Hal ini bertujuan untuk memudahkan sekaligus memberikan guideline kepada interviewer agar proses interview berjalan dengan lancar dan efektif.
Pada kesempatan kali ini, kami berhasil melakukan sesi testing dengan user aplikasi Krealogi dan aplikasi sejenis Krealogi. Pada sesi ini user diminta untuk menyelesaikan 5 task yaitu:
- Daftar dan masuk
- Beranda
- Integration with marketplace
- Pesanan manual
- Integration with logistic
Pada akhir sesi ini, user diminta untuk mengisi formulir System Usability Scale (SUS) sebagai media untuk mengukur tingkat usability dari aplikasi Krealogi khususnya pada fitur yang kami rancang. Adapun hasil dari score SUS yang didapat untuk desain fitur ini adalah 77.5 (untuk pengguna aplikasi sejenis Krealogi) dan 100 (untuk pengguna aplikasi Krealogi). Sehingga didapati rata-rata dari score SUS untuk fitur ini adalah 88.75 yang mana memiliki makna bahwa design yang telah dibuat saat ini masuk dalam adjective range excellent dan acceptable.
Pada tahap ini kami menerima banyak sekali feedback dari user saat sesi interview. Untuk itu kami juga melakukan beberapa iterasi desain sesuai dengan feedback yang diberikan:
Concern:
1. User mengalami kesulitan dalam mengetahui jumlah stock yang ada pada gudang dan juga kesulitan dalam mengingat berapa standar minimum dari stock masing-masing produk agar proses bisnis bisa terus berjalan dengan lancar. Untuk itu kami merancang desain yang memungkinkan user untuk dapat menentukan safety stock masing-masing produk di tiap marketplace dan juga di gudang serta memberikan peringatan stock
2. User membutuhkan sistem pencatatan variasi yang lebih terstandardisasi serta ingin proses input pesanan dapat berjalan lebih praktis. Untuk itu kami merancang desain untuk pengisian variasi dengan memberikan beberapa opsi variasi serta memberikan tambahan output berupa barcode yang dapat disimpan dan di-print oleh user agar saat terdapat pesanan yang serupa secara manual, user dapat langsung input data detail pesanan produk dengan cepat dan praktis
Kesimpulan
Kami menyusun rancangan untuk fitur integration with logistic and marketplace Krealogi dengan menggunakan metodologi design thinking. Pada fase akhir, kami melakukan sesi interview dan testing dimana hasilnya dapat disimpulkan bahwa desain fitur integration with logistic and marketplace yang kami rancang telah user friendly dan acceptable dimana rata-rata dari score SUS untuk fitur ini adalah 88.75 (excellent). Untuk dapat lebih menyesuaikan dengan kebutuhan pengguna, maka kami juga melakukan berbagai proses iterasi design berdasarkan pada feedback yang diberikan oleh user selama fase interview sebagai bahan untuk perbaikan.
Rekomendasi Selanjutnya
Pada pelaksanaan project ini, terdapat beberapa feedback yang disampaikan oleh user selama sesi interview namun belum dapat dipenuhi pada project ini diantaranya:
- Menambahkan e-wallet untuk memudahkan dalam transaksi pembayaran dengan pihak logistik yang telah dipesan
- Membuat desain beranda dengan memerhatikan peletakan button-button fitur sesuai dengan flow pengerjaan dalam satu kali siklus transaksi pada proses bisnis
- Membuat panduan penggunaan aplikasi dari masing-masing fitur yang ada (setiap kali user menggunakan fitur tersebut untuk pertama kalinya)