Yuk Berkenalan Dengan Design Thinking!

Mahisa Dyan Diptya
4 min readMar 31, 2018
Cemetery Chair Countryside Empty | pexels.com

Apakah kamu tau bahwa mendesain sebuah kursi saja dibutuhkan proses pemikiran yang tidak mudah. Seorang pengrajin harus memikirkan tinggi orang yang duduk, berat orang yang menggunakan, kenyamanan, kebutuhan orang yang menggunakan, bahkan sampai bahan yang digunakan.

Perlu di ingat bahwa merancang suatu produk berbeda rasanya dengan membuat sebuah karya seni. Karena nantinya apa yang kita design akan digunakan oleh user atau pengguna yang akan menjadi target produk kita.

Research Success Story : Embrace Infant Warmer

Embrace Infant Warmer | Slate.com

Saya jadi teringat ada sebuah kisah menarik dari sekelompok mahasiswa yang mencoba menyelesaikan permasalahan kesehatan di india tanpa ada yang memiliki latar belakang pendidikan dibidang kesehatan.

Permasalahan yang mereka temui adalah tingginya angka kematian bayi yang disebabkan karena hypothermia. Hal itu terjadi karena bayi belum bisa mengatur suhu tubuhnya sendiri, sehingga dibutuhkan inkubator untuk menstabilkan suhu badanya.

Awalnya mereka mengira bahwa tingkat kematian bayi yang tinggi disebabkan karena kurangnya inkubator di rumah sakit di india. Untuk membuktikanya mereka mendatangi beberapa rumah sakit. Ternyata banyak rumah sakit yang sudah mendapatkan bantuan inkubator dari donatur. Namun inkubator di rumah sakit tersebut justru tidak digunakan, padahal angka kematian bayi di daerah itu sangatlah tinggi.

Setelah ditelusuri, ternyata banyak penduduk yang tinggal sangat jauh dari rumah sakit. Untuk itu mereka mendesign ulang solusi inkubator yang bisa dibawa pulang oleh keluarga ibu hamil.

Tahapan Design Thinking

Proses yang dilakukan oleh beberapa orang yang saya contohkan diatas disebut design thinking. Secara garis besar Design Thinking adalah proses menciptakan ide-ide baru yang dapat memecahkan suatu masalah menggunakan pendekatan user-centeric.

Menggunakan pendekatan user-centeric dapat mendorong kita untuk membuat berbagai inovasi sesuai kebutuhan user. Nantinya inovasi tersebut dapat mengarahkan produk kita pada keunikan dan keunggulan yang kompetitif. Untuk itu seorang designer perlu memahami apa itu Design thinking.

Menurut Sarah Gibbons pada artikelnya di nngroup, proses design thinking terbagi menjadi 6 tahapan.

Design Thinking Framework | nngroup.com

1. Empathize

Pada tahap pertama, seorang designer harus dapat menjalankan sebuah riset guna mengumpulkan data-data tentang apa yang user kerjakan, katakan, pikirkan dan rasakan.

Banyak metode untuk mendapatkan empati user, namun umumnya metode yang paling sering digunakan adalah user interview yang didukung dengan data analitik. Goal dari tahap ini adalah kita dapat menyamakan prespektif dengan user kita, Sehingga kedepannya produk yang kita desain akan benar-benar sesuai dengan pemikiran dan perasaan user.

2. Define

Setelah kita mendapatkan daftar permasalahan, gabungkan semua hasil observasi dan amati di mana user mengalami masalah tersebut.
Pada bagian ini kita sudah dapat memprediksi peluang untuk berinovasi dan mengidentifikasi kebutuhan user yang belum terpenuhi pada produk kita.

3. Ideate

Jangan batasi ide-ide yang kamu punya atas permasalahan tersebut. Akan lebih baik jika kamu memiliki sebuah tim untuk berbagi pikiran/pendapat mengenai berbagai ide kreatif dan gila yang kamu temukan.

Pada tahap ini ajak seluruh anggota tim bersama-sama membuat sketsa dengan banyak ide yang berbeda. Kemudian, minta mereka berbagi ide dengan satu sama lain, mencampur serta saling membangun ide orang lain.

Ide tersebut dapat menjawab kebutuhan user yang mungkin belum terpenuhi namun telah teridentifikasi dalam fase define. Perlu diingat, tidak ada ide yang terlalu berlebihan dan jika kita berdiskusi bersama dengan tim, jumlah mayoritas ide-lah yang harus kita utamakan. Jadi walaupun mungkin hasil akhirnya kita tidak setuju kita tetap harus menghargai pilihan tim.

4. Prototype

Representasikan ide-ide kamu menjadi sebuah produk nyata yang sederhana. Pada tahap ini kamu sudah mulai mempertimbangkan dampak dan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi pada product final kamu nantinya. Tujuan dari tahap ini adalah untuk memahami komponen ide apa yang kita kerjakan dan mana yang dapat dilewati.

Setelah kita membuat prototypenya, selanjutnya kita dapat melakukan uji coba singkat (Pilot Test) kepada 1–2 orang yang berada disekitar kita. Itu sudah cukup untuk mencari tau apakah ada bagian dari prototype yang terlewat.

Disini kita sudah mulai menimbang dampak dan kelayakan gagasan prototype kita. Apakah ide yang kita ajukan masuk akal, atau tidak mungkin untuk diterapkan, atau akan terjadi apa nantinya jika ide kita diterapkan.

5. Test

Minta user untuk mencoba prototype kamu, kita harus kembali ke user untuk mendapatkan umpan balik. Setelah mendapatkan umpan balik, perbaiki prototype kita sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh user.

Tanyakan kepada diri kita sendiri ‘Apakah solusi ini memenuhi kebutuhan user?’ dan ‘Apakah ini memperbaiki perasaan, pemikiran, atau pelaksanaan tugas mereka?’

Ujicoba prototype kamu kepada user dan verifikasikan bahwa itu telah mencapai sasaran. Terus ulangi ujicoba dan perbaikan hingga kamu merasa permasalahan tersebut sudah berhasil terselesaikan atau dapat ditoleransi untuk sementara waktu.

6. Implement

Bagian ini adalah bagian yang sangat penting namun sering kali kita lupa. Pastikan bahwa solusi yang kita hasilkan terwujud dan tepat sesuai dengan kebutuhan user.

Penutup

Menurut saya Design Thinking sangat menarik, karena metode ini dapat diterapkan ke dalam berbagai bidang serta ranah ilmu pengetahuan. Seperti dapat meningkatkan kinerja sebuah bisnis, meningkatkan efisiensi sebuah produksi, mendorong terjadinya inovasi pada suatu sistem atau alat sehingga dapat memecahkan banyak permasalahan. Kita pasti menyadari bahwa semua orang pasti dapat berfikir kreatif, hanya saja apakah kita mau menerapkan cara berpikir kreatif atau design thinking tersebut ke tempat dimana kita bekerja dengan lebih baik lagi.

Buat kamu yang tertarik dengan dengan Design Thinking, mungkin Creative Confidence” bisa jadi salah satu referensi buku yang harus kamu punya. Buku ini ringan, mudah dipahami, dan sangat menarik karena memberikan banyak pandangan seputar Design Thinking yang dikemas ke dalam bentuk cerita.

Feel free to recommend this post, share it, follow me or get in touch with me on http://www.dribbble.com/mahisadd

--

--