UIX Case Study Bank Jago Last Wish

DTS Kominfo Professional Academy Program with Skilvul.com

Umar Abd Aziz
5 min readOct 28, 2021
Photo by Kelly Sikkema on Unsplash

Disclaimer: Project ini adalah salah satu tugas dari program kelas UIX dari Kominfo bekerjasama dengan skilvul.com dan Bank Jago. Kami tidak bekerja atau diikat dalam kontrak professional oleh Bank Jago.

Latar Belakang

Sebuah fitur produk harus memenuhi sisi tujuan bisnis dan kemudahan pemakaian user. Dan interface adalah wajah utama produk bisnis yang dilihat oleh user. Sehingga setiap detail dari interface sangat signifikan bagi bisnis owner. Serta alur yang dibuat harus sedemikian teliti dan research based agar user mampu untuk menggunakan produk, alih-alih menaruh loyality nya pada produk bisnis tersebut

Kami (dalam hal ini peserta DTS UIX Skilvul) diberi tugas untuk mengerjakan sebuah challenge milik partner skilvul.com (dalam hal ini Bank Jago)yang output besarnya adalah interface desain sebuah fitur dari Bank Jago yang bernama Jago Last Wish. Fitur yang akan mengatur surat wasiat nasabah disertai fitur otomasi penghitungan yang masuk untuk mewujudkan wasiat nasabah. Target marketnya tentu user produktif usia 25–35 tahun SES A-B. Penentuan target market yang tepat akan membuat empathize desainer kepada user menjadi mudah.

Objektif

  • Membuat UIX sesuai brief’s challenge
  • Menemukan insight baru dari fitur ini
  • Lulus kelas UIX :)

Peran dalam Tim

Disini saya bersama Dewakrishnadana saling berbagi tugas dalam menyelesaikan tiap step dari awal sampai selesai. Mulai dari design thinking sampai dengan user testing kami lakukan bersama-sama. Hal ini dikarenakan keawaman kami di dunia UIX.

Design Process

  • Empathize

Empathize disini kami menempatkan diri sebagai user. Dan karena user brief sudah ada dari pihak penyelenggara, kami langsung mencari tahu pandangan dari user tentang problem-problem yang ada/akan ada di produk ini.

  • Define

Kami melakukan define menggunakan figJam untuk menemukan apa kira-kira yang menjadi pain points dari user ketika membahas tentang fitur wasiat ini.

Pain points; Dok Pribadi
  • Ideate

Ketika pain points sudah terkumpul, kami melakukan Ideate dengan mengumpulkan how-might-we (cmiiw) dengan tujuan gathering ideas kira-kira apa yang bisa kita lakukan untuk mengatasi pain points user tersebut. Stage ini kami bagi menjadi 3 yaitu; solution ideas, affinity diagram dan prioritization.

how-might-we; Dok Pribadi
  • Wireframing

Ini adalah part yang paling menyenangkan dari kami yang bukan berasal dari background IT. Karena disini kami mencoba membuat wireframe aplikasi dengan metode Crazy 8’s dan menuangkan bayangan apa yang ada dari ideation di atas menjadi sebuah rough sketch fitur aplikasi. HasIlnya pasti masih banyak yang bolong di sana-sini, namun cukup seru untuk dilakukan.

  • Pembuatan UI

Pertama kami membuat user-flow model task-flow dimana kami membuat 3 skenario saja yakni; user melakukan login/daftar, user membuat last wish dan user mengedit last wish.

Kedua kami mendigitalkan wireframe kami menggunakan figma dengan tujuan mulai membuat interface yang bisa diedit, tapi tidak terlalu detail dan tidak memakan banyak waktu. Total frame yang kami buat terus bertambah dari awal mula agar mencakup semua skenario user di user flow

User flow dan wireframing; Dok Pribadi

Membuat UI Styleguide, hal ini dibutuhkan sebelum membuat interface dengan tujuan menjaga konsistensi desain yang akan dibuat nanti dan memudahkan ketika mendesain. UI styleguide ini mencakup color scheme, buttons style, text style, dan input field. Kami hanya membuat struktur atom dari design system ini dengan harapan struktur molecules dan organism kami buat menyusul ketika mendesain interfacenya. O ya, untuk icon kami menggunakan material design dari Figma Community.

UI Styleguide; Dok Pribadi

Designing Time!

  • Prototyping

Setelah kami buat frame interfacenya kami diharuskan untuk melakukan prototyping agar melihat bagaimana interface ini ketika dijalankan. Dan tentu saja kami harus menambahkan frame-frame tambahan agar skenario task yang dilalui user semain terlihat real. hal ini mencakup input field yang sudah terisi, pop-up yang muncul, dsb.

Prototyping di Figma; Dok Pribadi
  • User Testing

Kami melakukan user testing kepada responden yang sesuai dengan kriteria target user fitur ini. Pertama kami membuat stimulus user research terlebih dahulu, kemudian membuat tabel record data user. Interview dilakukan dengan menggunakan Zoom Meeting. Di sini user kami beri link figma prototype yang penggunaannya sesuai instruksi task dari kami. Nanti hasil penilaian keberhasilan menggunakan skala likert yang berasal dari SEQ yang kami beri.

Major feedback dari responden adalah masih banyak yang perlu diperbaiki dari flow dan juga interfacenya. Hal ini bisa dilihat dari user yang merasa bingung ketika diberi task seperti mengedit last wish, masuk, dsb. Kami memaklumi hal ini dan meminta feedback membangun apa lagi yang bisa diperbaiki dari UIX kami. Dan untuk hasil SEQ nya responden memberi nilai 4,5 yang menunjukkan interface yang kami buat belum berhasil. Karena dari skala 1–7 minimal harus mencapai 5,5 agar dihitung berhasil/passed

Kesimpulan

Challenge ini sangat menarik untuk kami yang sangat amat baru di bidang ini. Walaupun interface kami tidak passed dipakai oleh user namun bagi kami ini cukup memuaskan. Untuk kami yang sangat awam dunia product, hal ini cukup memberi kami insight baru bagaimana sebuah interface dan experience itu dibuat.

Rekomendasi Selanjutnya

Kami menyarankan pembaca untuk menggali lagi insight-insight yang dibuat oleh kreator UIX manapun. Dunia product design sangat luas. Kami masih perlu banyak belajar, begitu juga pembaca. As long we’re learning, we’re not failing :). Adios

--

--