A Woman on Her Way in Tech

Martha Kristiana
Binar Academy
Published in
7 min readJul 17, 2018

Pertama kali bersentuhan dengan bahasa pemrograman itu sewaktu SMA kelas 2. Masih ingat pada saat itu masih jamannya belajar Pascal. Mungkin pada umumnya, bagi seorang wanita hal-hal seperti itu tentu membosankan dan sulit karena wanita pada umumnya suka dengan hal-hal yang berwarna, lembut dan sesuatu yang feminin. Benar saja, tampilan yang hanya berisi tulisan dengan warna yang statis, tulisan-tulisan yang aneh, salah atau kurang sesuatu pasti error. Harus banyak berpikir dan teliti juga.

Namun bagi saya yang memang dasarnya suka berpikir, hal seperti itu justru semakin membuat saya ingin tahu. Setiap timbul error saat ngoding, saya malah semakin penasaran dengan itu lalu saya cari sampai dapat dan kalau sudah dapat rasanya puas sekali :D

Lalu ketika kuliah, saya mengambil jurusan Teknik Informatika di satu universitas swasta di Solo. Selama 4 tahun saya belajar di sana. Hasil skripsi saya membahas tentang Sistem Informasi Rawat Jalan di sebuah Klinik dengan menggunakan PHP dan MySQL. Selama satu tahun (PKL + Skripsi) mengerjakannya, keinginan saya untuk belajar di bidang teknologi khususnya Bahasa pemrograman semakin besar. Saya ingin bisa berkarir menjadi seorang programmer di suatu perusahaan suatu hari nanti.

Perjalanan Karir

Setelah lulus, saya mencari pekerjaan ke berbagai tempat. Ternyata saya menghadapi tantangan (salah satunya) dimana tidak banyak yang mau menerima wanita sebagai programmer. Mungkin banyak yang masih meragukan apakah wanita bisa mengerjakan pekerjaan yang umumnya dilakukan oleh laki-laki. Sedih sekali waktu itu, karena kesempatan saya sebagai programmer jadi lebih sedikit. Namun akhirnya, saya diberi kesempatan untuk berkarir sebagai programmer di suatu perusahaan IT.

Mulailah dari situ saya belajar bagaimana membuat project dengan skala yang lebih besar. Banyak sekali tantangan yang saya hadapi juga, apalagi waktu itu saya dituntut berjuang sendiri sebagai programmer satu-satunya di kantor. Mulai lembur, error sana sini dan pernah mencari sampek berhari-haripun juga tidak ketemu. Namun ternyata saya bisa melewati semua itu dan menyelesaikan project yang menjadi tanggung jawab saya sampai selesai.

Binar Academy

Suatu hari, saya bertemu dengan seseorang. Beliau memberitahukan supaya saya mencari tahu tentang Binar Academy. Beliau bilang itu adalah sekolah pemrograman gratis. Awalnya saya cari tetapi tidak menemukan (mungkin waktu itu salah ketik juga jadi gak ketemu). Lalu setelah cukup lama, saya cari lagi dan akhirnya menemukan web resmi Binar Academy.

Website Binar Academy

Dari situ saya baca-baca setiap halamannya. Menarik! Karena bisa belajar pemrograman dengan teknologi terbaru secara gratis pula dan hanya (kurang lebih) 2 bulan untuk intensif belajar serta dibimbing oleh mentor yang handal, Wow! Di Binar Academy, kita juga bisa memilih fokus belajar apa yang ingin kita ambil. Ada Backend, Frontend, Android, QA, UI/UX, iOS dan Product Manager (PM). Waktu itu saya memilih Backend karena saya ingin belajar tentang server, database dan aplikasinya. Tetapi karena posisi saya yang masih bekerja, saya bingung menentukan ikut tidaknya. Karena ada tes masuk dulu, akhirnya saya coba tes masuknya. Setelah itu saya kerjakan tesnya secara online. Lalu selesai tes, ternyata hasilnya langsung muncul. Saya dinyatakan lulus dari online placement test dan masuk ke Batch #7.

Setelah itu saya memutuskan untuk keluar dari tempat kerja saya setelah satu tahun berada di sana dan fokus untuk belajar programming di Binar Academy. Waktu itu juga memutuskan untuk tinggal di Jogja selama satu bulan dan sisanya saya pulang pergi Solo-Jogja. Rasanya seperti melangkah ke babak baru lagi dan saya tidak sabar untuk melangkah ke tahap ini.

Di Binar Academy, saya bertemu orang-orang hebat yang mau berbagi ilmunya sebanyak mungkin kepada kami para binarian (sebutan murid di Binar). Saya juga bertemu dengan pendiri dari Binar Academy yaitu Alamanda Shantika. Sebelum masuk Binar, saya cari tahu juga tentang beliau. Ternyata beliau adalah salah satu orang penting di Go-Jek (Ex-Vice President) dan beliau keluar dari Go-Jek untuk membangun Binar Academy dengan misinya yang ingin mencerdaskan kehidupan bangsa dan membangun dunia yang lebih baik melalui kolaborasi. Dari situ juga saya terinspirasi dengan karya-karya beliau dimana beliau adalah seorang programmer wanita yang hebat. Dari beliau jugalah saya mendapat keyakinan dan kepercayaan diri untuk menjadi seorang wanita yang berprofesi sebagai programmer.

Basic Class and Meet the Team

Dimulai di 2 minggu pertama, saya mengikuti Basic Class. Di Basic Class kami diajarkan tentang dasar-dasar pemrograman dan GIT. Lalu dalam pembagian Team dibagi menjadi 5 Team, yaitu A,B,C,D dan E. Saya ada di Team D. Di dalam Team terdiri atas beberapa orang dengan peran masing-masing, ada yang sebagai QA (Indra-Rykky-Adhit), Back-end (saya-Randy), Front-end (Agam-Delta-Novi-Panji), Android (Eko-Hakaman-Roymond), UI/UX (Reni yang single fighter) serta PM (Husni). Tema yang ditentukan pada saat itu adalah Seni dan Budaya. Team saya membangun aplikasi bernama MUseek. Latar belakang kenapa kami membangun aplikasi ini karena aplikasi ini dibuat untuk mengangkat musisi jalanan (khususnya Jogja) yang terkenal memiliki instrument lagu tradisional yang indah. Dari sini mereka juga bisa punya kesempatan tampil di suatu acara serta mendapat hasil dari pertunjukkan mereka, sebaliknya, aplikasi ini juga memudahkan event organizer untuk mendapat musisi yang cocok dengan acara yang mereka adakan dengan biaya, tempat dan genre musik yang bisa disesuaikan.

Meeting

Party Class 1 and Focus Class

Setelah 2 minggu, kami mengikuti Party Class 1. Di sini kami membagikan aplikasi apa yang kami buat didepan Mentor, teman-teman batch #7 serta Mbak Ala juga. Setelah itu kami diberi masukan mengenai aplikasi yang kami bangun. Mbak Ala kemudian membagikan metode software development yang baru saya pelajari pada saat itu juga yaitu SCRUM. Proses Scrum dimulai setelah party class 1. Selama Scrum dimulai, kami aktif berkomunikasi setiap hari dan komunikasi ini dinamakan Daily Scrum. Di dalam Daily Scrum kami membagikan apa saja yang sudah kami lakukan, apa saja kendala yang dihadapi dan apa saja yang akan kami lakukan.

Metode Scrum

Dimulailah juga Focus Class dimana saya belajar sebagai Back-end Beginner. Saya mengerjakan API (Application Programming Interface) dan dokumentasinya di apiary. Development tools yang digunakan ada PostgreSQL (database), Framework Ruby on Rails, Postman (testing), dll. Di sini kami diajarkan untuk tidak takut berbuat salah. Artinya kita harus berani mencoba dan bertanya. Jika salah, mentor akan mengarahkan kita kepada hal yang benar dan justru dengan kesalahan itulah kita jadi bisa banyak belajar.

Party Class 2

MUseek App

Lanjut setelah beberapa minggu kami bertemu di Party Class 2. Disini kami membagikan kembali progress aplikasi dengan penjelasan dari masing-masing devisi. Lalu dilanjutkan sprint review (membagikan tentang berbagai hal teknis yang dilakukan dan kendalanya) dan sprint retrospective (membagikan review kinerja diri sendiri dan permasalahan internal dengan team/non teknis). Setelah itu kami melanjutkan ke Sprint 2.

Showcase & Graduation

Dari pagi sampai pagi lagi kami sama-sama terus mengejar task yang harus kami selesaikan. Sampai tak tidur pun dialami dan akhirnya, kami bertemu kembali di Showcase bersama dengan team lainnya juga. Acara yang ditunggu-tunggu dimana kami akan menampilkan aplikasi yang sudah kami buat selama 2 bulan di hadapan client perusahaan dari Binar. Di sini lah aplikasi kami dinilai. Selain menampilkan product, kita juga bisa punya kesempatan untuk mendapat golden ticket dari pihak client perusahaan di mana kita bisa wawancara langsung dengan mereka.

Team D at Showcase

Akhirnya kami semua merayakan kelulusan kami dalam acara Graduation di hari yang sama. Di sini diumumkan juga Team terbaik dan 5 Orang terbaik. Saya bukan dari salah duanya, tapi saya bangga juga bisa bekerjasama dengan partner Backend saya yang jadi salah satu binarian terbaik, congrats bro! :D

Selama 2 bulan penuh itu saya merasa banyak sekali hal baru yang saya dapat. Senang sedih saya lalui bersama team saya juga. Konflik pun pernah terjadi. Tapi justru di situ lah kami semakin erat dan semakin terus berjuang sampai akhir.

Bukan hanya soal materi yang saya dapat, tapi nilai hidup didalam Binar Academy yang mengajar kami juga untuk tidak egois, saling berkolaborasi, memberi sosial impact kepada masyarakat, komitmen, serta rasa kekeluargaan yang dibangun. Tidak ada aroma persaingan yang saya rasakan di sini, justru kami saling berbagi, saling menopang, saling mendukung satu dengan yang lain walaupun kami berbeda team sekalipun. Yang penting di sini adalah mau untuk berproses menjadi lebih baik.

Sungguh bersyukur atas banyak hal yang boleh saya alami selama beberapa bulan terakhir ini. Tentu perjalanan saya ini tidak berhenti sampai di sini, malah justru baru akan dimulai.

Terima kasih Binar, sudah memberi kesempatan kepada saya untuk bisa belajar banyak hal bahkan secara gratis. Sungguh pengalaman berharga yang tidak akan pernah saya lupa. Terima kasih juga untuk mentor yang memberi waktunya untuk berjuang mengajar kami, teman-teman Team D yang terkasih, Batch #7 untuk supportnya dan Mbak Ala yang sudah membangun Binar Academy :)

Mau mengalami pengalaman yang seru dan menyenangkan buat belajar tentang teknologi secara gratis juga ? langsung akses Binar Academy, lalu register dan ikuti online placement test nya. Semoga berhasil !

--

--