Membangun Habits Baik

Tuan Siput
3 min readJan 17, 2024

--

Kringgg…kringgg…kringggg!!!!! Dering alarm seolah menjerit-jerit tepat di gendang telinga. Seolah bersaing dengan kokokan ayam jago waktu itu. Tak mau kalah satu sama lain. Masih sepagi ini, pikirku. Rasa dingin masih menelusup hingga ke ujung kaki yang terbuka tak terjangkau selimut. Rasa malas ini seringkali menggelayuti diri seperti kekangan tali yang susah sekali terputus. Mengikat dengan kuat, setiap pagi, setiap hendak beranjak dari tempat tidur. Bahakan rentetan alarm yang telah dibuat melalui ponsel pintar hanya di skip sampai peringatan alarm terakhir berbunyi kembali. Membangun kebiasaan yang baru memang gampang-gampang susah. Gampangnya sebentar, susahnya buat tetap istiqomah menjalankan kebiasaan baik yang coba dibangun itu. Memulainya mungkin hanya perlu satu sampai dua minggu untuk pembiasaan. Menjaganya itu yang terus menerus sampai waktu yang tidak ditentukan.

Seringkali kita membuat planning yang sebenarnya kita nggak benar-benar ingin melakukannya dengan sungguh-sungguh. Hanya “ingin” saja tanpa ada effort yang sepadan untuk menunjangnya. Iya, nggak? Ngaku! Didalam catatan planning bilangnya pengin lari pagi setelah sholat subuh minimal tiga puluh menit. Realisasinya, sholat subuh aja kesiangan. Jam setengah tujuh! Apalagi harus masuk kerja jam tujuh pagi. Halahhh mana sempat, kan? Akhirnya rencana joging pagi selama tiga puluh menit, gagal. “besok janji nggak bakal kesiangan lagi” itu ucapan kesekian kali bangun kesiangan. Begitu terus, berulang. Kapan mulai jogingnya, kan??

Begitupun dengan rencana-rencana lainnya yang telah kita rencanakan sebelumnya. Seringkali kita menargetkan sesuatunya terlampau ideal, boleh aja si sebenernya. Asalkan pahami dulu proses dan step-stepnya. Jangan langsung melihat indahnya hasil yang menggiurkan kemudain langsung pasang target yang tinggi, bahkan terlampau mustahil. Misalnya; harus kurus dalam dua minggu. Bukannya kurus enak dipandang, malah kurus karena tergeletak sakit parah. Mengenaskan dan mempersulit bahkan membahayakan diri sendiri. Nggak baik loh itu!

Banyak orang yang mencoba berbagai formula untuk menciptakan kebiasaan baik baru, atau bahkan yang sedang berjuang mempertahankan kebiasaan baik yang dibangun sebelumnya. Dan tentu, formula setiap orang bisa berbeda dengan satu sama lain. Ini lumrah dan wajar saja, setiap formula tidak selalu bekerja dengan baik pada setiap orang, tergantung banyak faktor yang mempengaruhinya. Salah satunya kondisi fisik dan atau kondisi psikologis seseorang tersebut.

Pernahkah kamu berfikir akan membaca buku ketika di ruangan itu tidak tersedia buku? Atau pernahkan kamu berfikir akan bermain video game jika tidak tersedia aplikasi video game di ponsel pintarmu? Mungkin kepikiran iya, tapi terdapat effort yang lebih jika hal-hal yang akan kita lakukan tidak tersedia di sekitar kita. Dan untuk memulai kebiasaan baik baru, hendaknya kita memperjelas setiap langkah-langkahnya. Jelas sejelas jelasnya! Apa? Kapan? Dan dimana? Harus tertulis dengan rinci setiap agenda yang dirancang.

Menurut James Clear dalam bukunya, Atomic Habits ; kita perlu memperjelas setiap agenda yang akan kita lakukan. Apa agenda yang akan kita lakukan. Kapan agenda itu kita lakukan. Dan dimana agenda itu kita kerjakan. Jelas dan terperinci. Misalnya; saya akan minum segelas air putih setiap bangun pagi di meja kamarku. Jelas. Tidak ada alasan untuk berkompromi untuk tidak melakukan itu. Kita hanya perlu menyiapkan segelas air putih dan meletakannya di meja kamar. Memang, memulainya tidak semudah kata-kata. Perlu effort yang tidak kecil. Tapi jika dilakukan dengan serius dan sungguh-sungguh, maka itu akan memudahkan kita membangun habits baru dengan lebih terencana dan akan mempersingkat ketercapaian tujuan.

Kebiasaan baik baru yang hendak kita bangun akan lebih terarah langkah-langkahnya, dan tentu saja akan lebih mudah untuk mengevaluasi apa-apa saja yang kiranya perlu untuk dikurangi porsi atau bagian mana yang akan ditambah porsinya. Kita akan lebih mudah untuk men-tracking setiap progress habits baik baru yang sedang kita bangun. Habits baru memang harusnya dirancang dengan matang, terperinci dan jelas. Sehingga tidak seperti insting hewan buas yang akan melakukan tindakan ketika merasa membutuhkan saja. Tidak dibangun dengan langkah-langkah yang konkret dan berkelanjutan.

Terakhir, mari kita memulai habits baru dengan suka cita. Dan semoga bisa memetik hasil yang membanggakan, setidaknya bagi diri kita sendiri karena telah berhasil melakukannya. Aamiin

--

--