Selingkuhan?
Malam ini malam dimana puncak rencana Sadam dan Sky pergi ke Lombok. Dan disini lah mereka sekarang, dengan masing masing setelan jas yang keren, menunjukkan kewibawaan dan juga kedewasaan bagi kedua nya. Namun untuk Sadam, memakai pakaian formal membuat laki laki itu ratusan kali lipat lebih tampan dari biasanya.
Sky bahkan sampai pangling. Dia beberapa kali menatap Sadam sambil tersenyum sendiri sampai membuat Sadam malu seakan akan Sky memuji nya secara gamblang hanya lewat tatapan mata.
Agrafi’s Party.
Iya, disini mereka sekarang. Dengan suasana meriah di ballroom hotel yang tepat sekali berada di tepi pantai ini di dekorasi sangat indah. Di padu dengan musik musik klasik dan deru ombak. Suasana nya membuat sekitar terasa jauh lebih tenang, Sky memang tidak memiliki kesan baik dalam pesta yang pernah ia datangi sebelum ini. Namun kali ini, ia tenang karena ia akan aman bersama Sadam.
Iya, kan?
“Aku takut..” bisik Sky dengan suara pelan. Ia remat lengan Sadam yang menuntun jalan. Ia tatap pandangan orang sekitar yang nampak asing menatap nya.
Tentu asing. Sky memang orang asing disini.
“Enggak apa apa. I’m here.” Balas Sadam, yang kini menyamakan jalan mereka berdua.
Mereka berjalan mendekat pada kedua pengantin yang baru saja sah menjadi sepasang suami-istri. Sadam perkenalkan Sky sebagai teman dekat, dengan seringai jahil membuat kedua pengantin nya tertawa karena mungkin paham kalau hubungan mereka lebih dari sekedar itu.
“Bukan nya kamu sama Amanda, ya? Tapi tadi saya lihat dia datang sama orang tua kamu dan orang tua nya aja tanpa kamu.” Ucap si pengantin perempuan. Dimana dia adalah anak sulung dari Agfari’s. “Udah putus?” Tanya nya lagi.
Sky terdiam. Ia melirik Sadam. Di kepala nya tidak menyiapkan jawaban apapun. Ia pun tidak tahu dan kenal siapa itu Amanda?
“Udah enggak sama dia.” Jawab Sadam singkat. Alhasil, pertanyaan pengundang hening itu berlalu begitu saja.
“Enjoy the party, ya!”
Sadam angguki dan pergi ke taman, tepat dimana bagian outdoor penuh dengan meja panjang berisikan kolega bisnis yang sebagian besar juga rekan bisnis Sadam.
Disana. Di meja panjang dengan para tamu undangan penting didalam nya. Sky meneguk ludah nya kasar, ia sangat gugup bukan main. Ia menunduk, merasa bahwa mengiyakan ajakan Sadam adalah pilihan yang salah.
Siapa yang dia lihat? Apakah itu dia? Iya, dia.
Sky menegang, kaki nya terhenti seakan terpaku pada bumi yang ia pijak. Waktu seakan berhenti berputar ketika dua netra mata itu kembali bertemu setelah sekian lama nya tidak berjumpa. Dia disana, ketakutan nya disana.
Sadam yang tidak peka, menarik Sky untuk mendekat. Ia tatap berani orang orang disana. Sadam terpaksa bergabung, bergabung pada lingkup rekan bisnis nya itu walau ia benar benar malas sekali.
Sapaan singkat sebagai salam terjadi. Namun Sky hanya bisa diam. Ia menegang dan kaku bak patung. Ia hanya beberapa kali tersenyum kecil ketika celotehan di arahkan kepada nya agar ia tidak canggung. Namun demi apapun ia benci dalam situasi ini.
Semua orang mulai berbicara bisnis, ini membuat Sky pusing. Semua sibuk pada urusan masing masing, lantas Sadam mendekatkan tubuh nya pada Sky.
“Kamu diam aja dari tadi? Mau aku ambilin sesuatu?” Tawar nya.
Sky menggeleng. Menggenggam makin erat tangan Sadam di bawah meja. “Enggak nyaman aja. Kapan kita pulang?” Ia ingin segera pergi.
Setidaknya, jika ia tidak pergi, ia butuh Javas disini. Masalahnya, Javas belum datang. Ia dan Jarga memang merencanakan agak datang malam untuk lebih intimate merasakan pesta.
“Hei..baru kita sampai, lho? Kamu kenapa, hm? Ada yang bikin enggak nyaman?”
Ada, Sadam. Ada. Orang itu bahkan tepat di sebelah kamu. Batin Sky.
Sky mengulum bibir. Ia begitu kaku ketika tatapan mata itu, tatapan mata itu mengarah padanya. Ia takut.
“Saya baru lihat dia. Pasangan baru Anda, kah?” Dia bertanya.
Namanya Manggala Agfari.
Sadam pikir Sky memang tidak kenal, namun Sadam tidak tahu saja bahwa orang ini berpengaruh pada kehidupan Sky yang sekarang ini. Sadam juga memang sejujurnya tidak menyukai sifat dari anak bungsu Agfari ini. Sifat nya yang arogan juga kadang semena-mena membuat Sadam memilih untuk tidak sering sering bergaul dengan pria ini selain urusan pekerjaan.
“Iya.” Jawab Sadam. Terdengar mutlak, seakan Manggala tidak boleh bertanya lagi.
“Kita kayak pernah ketemu sebelumnya.” Ujar Manggala. Namun kini, ia fokuskan mata pada Sky. “I know you..”
Tidak. Sky mohon jangan sekarang.
Sadam menyahut, “Enggak mungkin. Kalian baru aja ketemu, there’s no way if you know him.”
Manggala terkekeh pelan. Lalu menggeleng. “No. I know him even before he met you.” Yakin nya, setelah ia mengamati wajah Sky dalam dalam. “Sky…? Itu nama lo. Benar?”
Sadam menyerit dalam. Ia menoleh menatap Sky. Ia seperti meminta keteranga lebih lanjut melalui tatapan mata. Namun Sky hanya bisa diam, ia menunduk enggan menjawab.
“Sky, you know him?” Sky diam. “Kamu – “
Tiba tiba saja, Bahu Sadma di tarik hinggal dirinya menyamping secara cepat dan kasar. Lalu –
Plak!
“Gila ya kamu!” Seru Amanda usai menampar pipi Sadam.
Semua orang disana terkejut bukan main. Bahkan Manggala dan Sky spontan berdiri menatap Amanda dan Sadam yang berseteru.
“Apa apaan sih, Nda?!” Sadam ikut tersulut.
“Kamu yang apa apaan?! Aku ini calon tunangan kamu! Bisa bisa nya kamu kesini sama orang lain?! Aku, kamu anggap enggak sih, Sadam?!” Ah, mulai.
Amanda mulai dengan drama nya. Sky melotot terkejut. Apa? Apa yang dia dengar? Perempuan ini calon tunangan Sadam? Bagaimana bisa?
Sky melemas. Namun ia seakan di paksa kuat untuk merasakan adegan selanjutnya. Di mana Amanda datang ke hadapan nya dan dengan begitu saja ia menyiram Sky dengan minuman di atas meja.
Sky terkejut bukan main. Disana, ia di tatap semua orang. Ia takut, ketika semua mata tertuju pada nya seperti saat ini. Ia di permalukan.
Sadam menarik tangan Amanda, “What did you do?!” Marah Sadam.
Amanda menaikkan dagu. “Apa?! Mau marah?! Aku yang harus nya marah disini! Aku calon tunangan kamu! Kamu malah mentingin dia?!” Kata nya berani.
Sadam bisa lihat, disana Ada kedua orang tua nya yang terkejut begitu pun ada orang tua Amanda yang sama terkejut nya.
“Mau marah sama aku? Ayo marah! Marah sekalian!” Teriak Amanda. “Semua orang harus tahu gimana jahat nya kamu sama aku, Sadam!”
Seluruh tanu terkejut dengan drama mendadak itu. Manggala pun memerlukan waktu untuk mencerna semua nya.
“Kalian semua disini bisa dengar kan? Aku, Amanda Gistantyo, putri sulung keluarga Gistantyo, sudah diselingkuhi sama calon tunangan aku sendiri!” Amanda seakan mengumumkan sayangbara. Ia berteriak keras keras, membuat semua tamu terkejut.
“Atau..laki laki asing ini yang gatel dan rebut Sadam dari saya?” Sky menegang. Tidak, jangan seperti ini. “Lihat semua! Lihat wajahnya! Lihat wajah selingkuhan pacar saya!”
Sky yang basah mendongak. Semua mata menatap nya, semua mata tertuju pada nya. Tidak, Sky bukan selingkuhan Sadam. Bukan. Gemetar, badan Sky gemetar. Ia takut, air mata nya mulai menetes. Ia benar benar di permalukan.
“Amanda stop it!” Sadam sangat marah.
Manggala juga menatap nya. Ia melihat Sjy dengan tatapan jijik. Tatapan itu. Tatapan itu membuat Sky takut karena membuatnya ingat pada masa lalu.
Enggak, gue bukan sekingkuhan. Gue enggak ngerebut Sadam.
Ia benar benar takut sekarang. Manggala menatap nya remeh, juga jijik seakan melihat kotoran.
“Ternyata lo masih jadi murahan?” Manggalang berucap pelan pada Sky yang mungkin saja hanya bisa di dengar oleh Sky. “Emang ya, jalang ya tetap jalang.”
Gue jalang? Aku jalang? Aku murahan? Iya. Aku murahan. Pikiran nya mulai berisik.
Seperti deja vu, kejadian yang dulu pernah ia alami terjadi lagi. Untuk yang kesekian kali nya. Lantas, ia harus bagaimana setelah ini?
Sky menutup telinga. “I-Ibu, J-Javas aku takut.. Berisik, Ibu.. semua berisik..”
Setelah itu, dengan air mata yang mengalir deras, Sky berlari menjauh. Entah kemana, yang penting pergi dari tempat yang seperti neraka bagi nya.