Jago Last Wish (Bank Jago)— UX Case Study

Mfaisaln
6 min readMay 24, 2022

--

Disclaimer: Sebelum memasuki latar belakang dalam pembuatan UX Case Study kali ini, saya akan menjelaskan bahwa UX Case Study ini bukanlah kerja sama dengan Bank Jago, melainkan Bank jago adalah mitra dalam Challenge yang diadakan oleh Skilvul terkait pembelajaran UI/UX Design yang diselenggarakan oleh DTS Kominfo.

Latar Belakang

Jago App merupakan sebuah produk dari DKatalis. Digital Katalis atau disingkat DKatalis adalah sebuah perusahaan digital yang fokus untuk membuat solusi digital yang bisa mempengaruhi dan mampu mengkatalisis ataupun mempercepat laju pertumbuhan melalui teknologi. Tim ini dipimpin oleh orang-orang yang sudah berpengalaman di bidangnya. Salah satu karya terakhir kami adalah Jago App, bank digital berbasis aplikasi (jago.com). Saat ini kami bekerja dan berkolaborasi di tiga hub berbeda di SEA (Jakarta, Singapura dan Pune).

Saat ini Jago ingin membuat dan memperkenalkan sebuah fitur yang berkaitan dengan asuransi jiwa. Asuransi jiwa juga biasanya digunakan untuk melindungi penghidupan bagi keluarga yang kamu nafkahi melalui mata pencaharian kamu sebelum waktunya meninggal. Hal ini cukup serius mengingat tidak semua orang telah melakukan perencanaan untuk masa depan. Salah satu kemungkinan mengapa orang tidak melakukannya adalah karena mau lebih optimis dan tidak terlalu berpikiran negatif (karena masa depan menjadi menakutkan).

Untuk itu, saat ini kami membutuhkan sebuah solusi atau layanan berupa prototipe desain untuk aplikasi mobile dalam rangka membantu pelanggan untuk membuat perencanaan yang mengantisipasi kejadian yang tak terduga di masa depan yang bisa mempengaruhi penghidupan dan/atau kesejahteraan keluarga mereka. Tidak menutup kemungkinan juga pengguna kami menggunakan fitur ini untuk tujuan sosial, berkontribusi di lingkungan dan komunitas sekitar mereka bahkan setelah meninggal.

Untuk lebih memudahkan kamu, berikut beberapa kelengkapan fitur yang direkomendasikan untuk disertakan dalam proposal prototipe:

  • Langkah pembuatan wasiat yang mudah, mengingat pengguna bisa memasukan beragam jenis permintaan
  • Cara mudah untuk menghitung pembayaran bulanan yang diperlukan atas bentuk wasiat yang diinginkan
  • Pengelolaan terhadap komitmen yang dibuat dan edit surat wasiat
  • Gamifikasi atau cara kreatif terkait gaya hidup sehat dan tingkat kebugaran yang bisa menurunkan biaya komitmen bulanan tadi

Identifikasi Masalah

Dari proses melakukan challenge, terdapat beberapa permasalahan yang dicoba untuk dipecahkan, yaitu:

  • User kesusahan untuk membuat wasiat
  • User kesusahan untuk melakukan proses pembayaran dan klaim asuransi
  • User tidak percaya atau aplikasi tidak transparansi

Objektif

Oleh karena itu yang menjadi perhatian dalam case ini, adalah :

  • Membuat wasiat dengan mudah
  • Memberikan transparansi uang masuk dan keluar di aplikasi
  • Mempermudah proses pembayaran dan klaim asuransi

Peran dam Tim

Bersama dengan Nugi Asmara, Anggrean Sendy, dan Fina dilakukan proses brainstorming terkait permasalahan yang sekiranya dihadapi oleh user saat menggunakan fitur Jago Last Wish dan mencari ide solusi yang sesuai dengan kebutuhan user. Proses desain dari low fidelity hingga high fidelity berserta dengan interaksi desain yang ada juga dilakukan secara tim.

Proses Desain

Proses desain yang digunakan pada project gamifikasi kali ini yaitu dengan menggunakan design thinking mulai dari tahapan emphatize hingga Testing.

  1. Emphatize

Tahap Emphatize ini kami tidak melakukan riset kepada user terlebih dulu, namun mengambil informasi permasalahan dari brief challenge project dan memposisikan diri kami sebagai user.

Tahap Emphatize ini adalah dengan menemukan pandangan dan kebutuhan terkait aplikasi Last Wish. Dalam hal ini, kelompok kami menggunakan berbagai cara diantaranya Competitor Analysis dan Mencari feedback user dari App Store/Play Store dari aplikasi serupa.

Berdasarkan riset yang dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut.

  • Asuransi kematian di usia muda masih belum populer diperbincangkan
  • Memberikan kepercayaan/ kepastian terhadap user
  • BPJS masih menjadi asuransi populer di usia muda karena wajib
  • Alur pembuatan wasit terbilang susah dan rumit

Dan masih banyak lagi, hasil yang kami temukan dapat dilihat di sini. Pembuatan dokumen tersebut berdasarkan pada template yang diberikan oleh Skilvul.

2. Define

Dalam tahap Define ini, kami menganalisa setiap pemasalahan yang ada dalam brief challenge project dan menentukan poin-poin terpenting dari identifikasi masalah pada tahap Empathize.

Berawal dari membuat Pain Points dari tiap-tiap asumsi masalah yang kami hadapi dan dilanjutkan dengan membuat How-Might We sebagai opportunities untuk membantu menemukan solusi pada tahap Ideate.

Pain Point
How Might we

3. Ideate

Pada tahap ideate ini kami melakukan diskusi lagi dari How-Might We yang sudah dipilih untuk menemukan ide-ide dan solusi dalam mengatasi permasalahan yang ada.

Kami mengevaluasi kembali ide-ide tersebut dengan mengkategorikan tiap ide dengan bentuk affinity diagram, lalu selanjutnya memprioritaskannya ke beberapa kelompok sesuai matriks user value dan effort. Setalah itu kami membuat crazy 8’s dari prioritization ide yang talah di buat.

Solution Idea
Affinity Diagram
Prioritization Idea
Crazy 8's

User Flow

Selanjutnya kami membuat user flow dalam bentuk task flow — flowchart untuk menjelaskan bagaimana langkah-langkah user dalam menyelesaikan tiap task pada aplikasi tersebut.

Low Fidelity (Wireframe)

Dengan melakukan tahap Lo-Fi ini bertujuan untuk membantu kami sebagai desainer agar menyederhanakan dan menghemat waktu dalam proses desain dengan membuat outline struktur dan layout interface. Lo-Fi yang kami buat dalam bentuk Wireframe dan kami membagi tugas dengan per-segmen desain layout.

Design System

Sebelum melanjutkan tahap High Fidelity, kami harus membuat komponen design system terlebih dulu yang bertujuan untuk memiliki adanya aturan dalam mendesain agar hasil UI design dapat konsisten.

High Fidelity (UI Design)

Pada tahap ini kami mulai mengimplementasikan semua alur aplikasi dengan menyesuaikan layout pada Wireframe ke dalam bentuk Hi-Fi dan memperhatikan tiap komponen sesuai dengan design system yang telah di buat sebelumnya.

4. Prototyping

Setelah pembuatan proses di atas dan menghasilkan UI design selanjutnya ketahap pembuatan prototype. Prototype akan dibuat sesuai dengan userflow yang telah kita buat. pembuatan prototype ini dibuat untuk tahap testing Agar prototype dapat menyerupai produk akhir nantinya.

5. Testing

Pada proses testing ini, kelompok kami menggunakan cara riset dengan In Depth Interview. Di mana, proses testing ini juga sekalian bertujuan untuk melakukan User Research dengan Usability Testing.

Informasi Responden sebagai berikut.

  1. Responden Pertama

Nama : Ichan ****

Pekerjaan : CS di Salah satu bank indonesia

Umur : 25 tahun

Nilai SEQ : 6

2. Responden Kedua

Nama : Ahmad ****

Pekerjaan : Supproting staf kedinasasn

Umur : 29 tahun

Nilai SEQ : 6,333

3. Responden Ketiga

Nama : Agustian ****

Pekerjaan : Karyawan

Umur : 24 tahun

Nilai SEQ : 6

Dengan menggunakan metode SEQ (Single Ease Question) dari skala 1–7 kami mendapatkan rata-rata nilai 6. Dengan mengerjakan sebanyak 4 task yaitu terkait Membuka Tabungan Last Wish, Melakukan Pembayaran, Klaim Asuransi, Dan Membuat Wasiat

Kesimpulan

Dari hasil testing dapat disimpulkan bahwa user dapat menyelesaikan seluruh task. Namun, terdapat beberapa feedback yang diberikan oleh responden diantaranya terdapat ukuran font yang susah untuk dibaca, fungsi yang masih membuat kebingungan terhadap responden, dll.

Sekian UX Case Study dari kami. Terima kasih sudah membaca :)

Terima kasih untuk ; DTS Kominfo telah memberikan Beasiswa pelatihan UIUX , Begitu juga Skilvul yang memberikan materi dengan baik dan profesional,dan juga terima kasih mentor-mentor yang telah memberikan ilmunya terhadap kami,dalam pelatihan ini bisa mendapatkan banyak ilmu untuk di implementasikan ketika kerja. Salam Sukses Selalu…TERIMA KASIH.

--

--