UX Case Study: Fokusin Apps a Mobile Learning Platform

Habib Firdaus
5 min readOct 24, 2021

--

Hallo! pada kesempatan kali ini dan merupakan pertama kalinya saya membagikan pengalaman saya dalam melakukan research dan juga dalam mendesain UI/UX yang telah kami buat. Adapun peran dalam tim kami ini dibagi menjadi :

Aplikasi yang telah kami buat ini bernama Fokusin, Fokusin merupakan aplikasi pembelajaran online yang memungkinkan pengguna dapat belajar dimanapun dan kapanpun karena pada aplikasi ini berbasis mobile.proyek yang dibuat ini diberikan dan mengikuti kegiatan MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka). project yang saya kerjakan ini secara garis besar dikerjakan secara individu sesuai dari arahan mentor saya di skilvul.com, tetapi untuk design processnya terutama saat melakukan define & ideate itu dilakukan secara berkelompok.

Latar Belakang

dizaman yang modern dan semakin canggih ini tentu sudah tidak asing lagi dengan penggunaan smartphone. banyak orang sibuk dengan dunianya sehingga lupa dengan dunia asli sekitarnya. Smartphone dengan berbagai kecanggihannya tentu sangat memanjakan penggunanya sehingga banyak orang yang menjadi malas. sehingga banyak orang yang tidak terlalu mementingkan untuk meningkatkan skill profesionalnya. padahal skill tersebut sangatlah berguna dan tidak semuanya ada pada internet. maka dari itu pada perusahaan X memperkenalkan platform edukasinya untuk meningkatkan skill profesional. kursus online ini diharapkan dapat menyiapkan talenta-talenta digital di Indonesia dengan menyediakan kursus di bidang Programming, Digital Marketing, UI/UX Design, Product Management, dan masih banyak lagi. tetapi pada satu tahun terakhir perusahaan X mengalami penurunan revenue, dan masalahnya ada pada tampilan dari aplikasi yang kurang friendly, platform yang digunakan terbilang rumit, loading yang cukup lama, dan juga yaitu masalah dari motivasi pengguna dalam belajar karna sudah disuguhkan oleh kecanggihan teknologi dan membuatnya menjadi malas.

menindak lanjuti dari permasalahan-permasalahan diatas, maka saya mencoba untuk merombak besar-besaran dari tampilan platform edukasi agar menjadi lebih friendly dan juga menarik untuk belajar. hal pertama kali yang harus dilakukan yaitu melakukan Design Process.

Design Process

Design process yang saya gunakan pada project ini menggunakan design thinking, karena pada design thinking sendiri menghasilkan sudut pandang dari pengguna dan juga setelah hasil dari brainstorming sehingga menghasilkan hasil yang sangat dibutuhkan oleh pengguna. pada saat proses Define & Ideate, ini dilakukan secara berkelompok dikarenakan dibutuhkannya brainstorming dari masing-masing orang. berikut tahapan melakukan design thinking dari project yang dibuatkan.

Source : Apa Itu Design Thinking ?

1. Empathise

pada tahap ini, saya tidak melakukan wawancara langsung dengan pengguna tetapi sudah disiapkan langsung oleh perusahaan X dimana pengguna:

  • User tidak senang dengan tampilan
  • Platformnya rumit untuk digunakan
  • Loading yang sangat lama
  • Susah mencari motivasi untuk belajar

kemudian pada demografi marketnya yaitu:

  • Umur : 18–55 tahun
  • Profesi : Karyawan/karyawati
  • Bahasa : Indonesia
  • Level ekonomi : Menengah ke atas

2. Define

pada tahap ini dilakukan secara berkelompok, pada tahap ini pertama kali kita membuat pain points sehingga kita nantinya akan tau apa yang dirasakan kekurangan dari pengguna.

setelah kita sudah mengumpulkan pain pointsnya, selanjutnya kita membuat how-might- we dan juga melakukan voting kepada seluruh kelompok untuk menentukan 3 solusi yang tepat.

3. Ideate

setelah menentukan 3 solusi terbaik dari how-might- we, maka perlu menentukan 1 solusi untuk mengerjakan dari project ini. kemudian dari hasil solusi ini, dkembangkan lagi ide solusi dari how-might- we yang telah ditentukan.

kemudian dibuatlah sebuah affinity diagram dan membagi-baginya menjadi kedalam beberapa kelompok.

setelah membagi-bagikan kedalam beberapa kelompok, langkah selanjutnya yaitu memprioritaskan ide yang sudah ada kedalam do it now, do next, do last, dan later. dan mendapatkan hasil do it now sebagai berikut.

langkah terakhir dalam proses ideate ini adalah melakukan crazy 8’s yang dilakukan pada tiap anggota.

adapun tampilan pada aplikasi Fokusin

  1. intro

2. Login

3. Register

4. Home

5. Search

6. Detail Kursus

7. Testimoni

8. Payment

9. Course

10. Overview

11. Video

12. Diskusi

13. Profil

14. Leaderboard

15. Quiz

4. Prototype

pada prototyping tools yang saya gunakan yaitu figma

click here

kesimpulan

Setelah melakukan user research dan mewawancarai langsung dengan respondent, saya mendapatkan masalah baru lagi bahwa sebagai platform pembelajaran online wajib memiliki kode promo karena respondent sangat tertarik untuk membeli course yang diberikan. maka setelah saya memberikan prototype kepada respondent masalah sebelumnya sudah terselesaikan sehingga perlu adanya perbaikan lagi pada penambahan fitur kode promo. hal ini diharapkan dapat membuat pengguna semakin semangat untuk belajar melalui pembelajaran online ini.

--

--