☆
3 min readNov 30, 2023
by mingyufess

Grammy’s Speech

“…. And the winner for Album Of The Year in 2024 Grammy Awards is….” Suara riuh penonton memenuhi venue tempat dilaksanakannya awards bergengsi ini. Para fans sibuk menerka-nerka, Apakah idol mereka yang menjadi pemenang dari nominasi bergengsi ini?

“CONGRATULATIONS FOR DYLANO RELOUIS WITH HIS MASTERPIECE, DRMD.”

Kaget. Hanya itu yang dapat Dylano definisikan untuk reaksinya saat ini. Ia tak menyangka, bahwa ia akan memenangkan awards dengan nominasi Album Of The Year ini. Awards yang selalu ia impi-impikan bahwa suatu saat nanti, ia akan menjadi salah satu pemenangnya.

Dylano berdiri dan menyalami beberapa artist disekitarnya, sambil berjalan kearah panggung dengan dada yang bergemuruh. Ia terharu. The day’s finally come. He become a winner for one of Grammy’s Awards like what he and his partner’s dreams in the past.

Dylano tersenyum dan mengambil alih piala Grammy dari tangan pembawa nominasi. Ia membungkuk hormat kepada mereka dan kembali menghadap ke arah audience. Dylano menarik nafas dalam — dalam sebelum menghembuskannya perlahan.

“Halo semuanya. Saya Dylano Relouis. Terimakasih atas penghargaan yang berharga ini. Terimakasih untuk fans saya, Betelguese. Tanpa dukungan kalian, belum tentu saya bisa mendapatkan penghargaan ini.” Dylano tersenyum kala menyebutkan nama fansnya dan suara riuh kembali terdengar.

“Terimakasih juga untuk kedua orang tua saya, agensi, staff, dan semua orang yang mendukung dan bekerja sama dengan saya selama ini, sampai saya dapat berada di posisi ini. Saya tentu tidak bisa mendapatkan penghargaan ini tanpa bantuan kalian semua.” Dylano terdiam sebentar dan menarik nafasnya dalam-dalam sebelum melanjutkan ucapannya.

“Saya tidak tahu, apakah saya diperbolehkan untuk mengucapkan ini atau tidak. Tetapi, saya memilih untuk mengucapkannya. Untuk salah satu bintang paling bersinar saya, Manggala Danuarta. Terimakasih atas dukungannya selama ini. Terimakasih karena, selalu mendukung dan mensupport segala aktifitas yang saya lakukan. Selamat ulang tahun juga untuk kamu yang sudah berada diatas sana. Akhirnya, ada hal lain yang bisa aku banggakan ke kamu. Penghargaan ini juga untuk kamu, sayang. Terimakasih.”

Dylano kembali membungkuk sopan dan meninggalkan panggung dengan mata yang sudah berair. Hari ini adalah hari ulang tahun sang kekasih, Manggala Danuarta yang telah meninggalkannya 6 bulan lalu karena, kecelakaan dalam arena balapan. Manggala mengalami kecelakaan disaat sedang bertanding dan berakhir menabrak pembatas jalan. Kecelakaan tersebut terjadi karena kesalahan program dalam motor Manggala dan Manggala menghembuskan nafas terakhirnya.

Dahulu, baik Manggala ataupun Dylano, selalu memimpikan Dylano yang dapat penghargaan di ajang bergengsi seperti Grammy Awards. Manggala juga berjanji, jika Dylano mendapatkan salah satu piala di awards tersebut, ia akan mengajak Dylano berlibur ke Jepang berdua untuk beberapa hari. Tetapi, semuanya menjadi semu. Ketika, raga mereka sudah tidak bisa kembali bertemu.

Dylano terlihat sesenggukan dibelakang panggung. Rasanya masih sakit, ketika mengingat tentang yang terkasih. Dalam tangisnya, Dylano merasa ada yang memeluknya. Itu Wanda. Wanda yang memeluknya dengan erat. Melihat hal tersebut, Dylano mengeratkan pelukannya ke Wanda dan menangis tanpa suara.

“It’s okay to cry, dek. It’s okay. Keluarkan aja semuanya, ya. Mba akan disini, disamping kamu terus. It’s fine. Let it out aja ya, sayang.” Ucap lembut Wanda sambil mengelus punggung Dylano dengan pelan. Wanda tahu, sehancur apa Dylano saat mendengar kabar Manggala telah tiada. Bahkan, Dylano memutuskan untuk hiatus beberapa bulan karena hal tersebut. Selama beberapa bulan itupun, kondisi Dylano menurun dan baru mulai membaik, 1 bulan yang lalu. Wanda juga tahu, sebesar apa rasa sayang dan cinta Dylano ke Manggala, begitupun sebaliknya.

Setelah agak reda, Dylano yang masih dalam muka tangisnya melihat kearah Wanda. Wanda hanya tersenyum membalas tatapan sendu Dylano. “Kangen Gala, Mba. Mau ketemu sama Gala…”

Wanda mengangguk dan kembali mengelus lembut punggung anak asuhnya, “Iya, habis acara ini kita langsung ke tempat persemayaman Gala, ya. Mba temani kamu kesana.”

Dylano mengangguk dan kembali memeluk Wanda. Pelukan Wanda itu tak kalah nyamannya dengan pelukan Manggala. Ia seperti merasakan pelukan sang Mama jika, Wanda sedang memeluknya. Tetapi, tetap saja pelukan Manggala yang terbaik baginya.

☆

hello! it's ji. thanks for comin' and read my ordinary story...