mochi
3 min readMar 11, 2023

--

— Nonsense

Lima orang berdiri melingkar, saling menatap dengan sedikit canggung dengan suasana yang memanas akibat perdebatan yang tadi mereka lakukan. Dua orang yang menjadi topik utama kali ini, Sanji dan Law hanya duduk berdampingan sambil menatap satu sama lain. Tidak ada yang berani membuka pembicaraan.

“Mau sampe kapan kita diem-dieman deh?” celetuk Luffy yang sudah mulai tidak betah dengan suasana canggung diantara mereka berlima. Nami menghela napasnya berat, tak satupun diantara Zoro, Sanji maupun Law yang bahkan mulai berbicara atau bahkan sekedar saling menyapa.

“Kita semua udah gede, masalah gini doang harusnya bisa diselesein pake kepala dingin. Terutama lo, Zor.” Sekali lagi, Luffy membuka pembicaraan diantara mereka. Kali ini langsung menyebut tanpa rasa sungkan.

Zoro menyandarkan punggungnya di sandaran kursi yang kokoh. Melirik sekilas Sanji dan Law yang membuat darahnya mendidih. Dia tidak suka melihat Law dan Sanji bersama, tapi cukup egois rasanya meminta Sanji untuk tidak dekat dengan siapapun setelah dia berselingkuh di belakang Sanji. Di dalan lubuk hati Zoro, dia yakin bahwa Sanji sama sekali belum meninggalkan perasaannya kepada Zoro sama sekali.

Bohong jika Zoro bilang dia tidak merasa hampa ketika tau Sanji dan Law dekat tidak lama setelah mereka berpisah. Apakah mereka berdua memang sudah dekat sejak lama dan berpisahnya dia dengan Sanji memberikan kesempatan untuk mereka bisa bersama?

“Gua tau gua bajingan,” ujar Zoro sambil menatap Sanji lekat, mencari secerca harapan untuknya bisa kembali dengan mantannya itu.

“Gua juga bingung harus gimana. Rasanya kaya ga adil aja gua larang Sanji buat deket sama Law padahal gua sendiri yang mulai khianatin dia duluan.

“Sebenernya ga ada tujuan buat bikin kita bubar. Tapi gua sendiri gua gabisa yakin sama perasaan gua ke Sanji dan milih ninggalin dia buat Hiyori. Gua minta maaf.” Zoro mengakhiri ucapannya dengan menunduk dalam ke arah teman-temannya yang dibalas dengan dengusan oleh Law.

“Terus kenapa marah pas tau Sanji jalan sama gua?” Law menimpali ucapan Zoro dengan perih, yang membuat Sanji menggenggam tangan Law untuk menahannya melakukan hal ceroboh. Membuat hati Zoro seperti diiris-iris melihatnya. Sanji tampak bahagia tanpanya.

“Gak tau. I still love him, but I love Hiyori too.”

Kini gelak tawa Law mendominasi ruangan hening itu. Ruangan yang notabenenya adalah rumah pohon milik Luffy dan mereka jadikan basecamp untuk lebih dari 8 tahun sejak mereka berteman di bangku SMA.

“Nonsense,” bisik Nami sambil melirik Zoro dengan tajam. Luffy hanya bisa menghela napasnya panjang melihat keempat teman dekatnya dan mulai berpikir bagaimana cara yang tepat untuk mendamaikan mereka semua.

“Gue ga masalah kok. Maksudnya gue udah anggep semua angin lalu walaupun emang masih sakit rasanya kalo liat Zoro sama Hiyori bareng tapi mau gimana lagi? Udah keputusannya kaya gitu dan gue ga pernah nyesel sama sekali.

“Makasih banget buat yang udah belain gue, tapi gue sama Zoro sendiri udah ga ada hard feelings apa-apa. Kami juga udah bercandaan bareng kok, karena toh dari awal kayanya lebih cocok temenan aja. So please … udahan ya berantemnya?”

Sanji menutup perkataannya sambil menatap teman-temannya dengan mata yang tulus. Meluluhkan hati keras mereka semua, bahkan Law yang sebenarnya ingin memukul Zoro kuat-kuat.

Luffy yang pertana bangkit untuk memeluk Sanji, diikuti dengan Nami kemudian Law dan Zoro yang akhirnya ditarik oleh Nami untuk berpelukan bersama. ‘No hard feelings diantara kita' bagaimana bisa mereka melupakan kalimat simp yang menyatukan mereka delapan tahun yang lalu. Kalimat yang membuat mereka berteman selama ini dan kalimat yang membuat mereka berhasil lolos dari argumen-argumen di masa lalu.

“Gua sayang banget sama kalian.”

--

--