mochi
2 min readMar 11, 2023

--

— Nonsense

Sanji duduk dengan memeluk kedua lututnya di ujung ranjang, hanya bisa memandangi Zoro dengan perasaan perih setelah tidak sengaja menemukan bekas hickey di leher kekasihnya. Memikirkan banyak sekali kemungkinan yang membuat hati Sanji terasa semakin teriris.

Suasana terasa semakin mencekik setiap detik yang dilalui oleh Sanji. Dengkuran Zoro dan napas Sanji yang berat menjadi satu-satunya sumber suara di kamar tidur Sanji. Tangan Sanji terulur untuk menyibak kerah baju milik Zoro untuk lebih memastikan jika dia tadi hanya salah lihat. Namun nihil, bekas itu masih ada membuat tangan Sanji gemetaran karenanya.

Sentuhan Sanji di leher Zoro membuatnya terbangun dari tidurnya. Zoro berbalik dan meraih tangan Sanji kemudian mencium punggung tangan Sanji. “Good morning, Sweetheart,” sapa Zoro dengan suara berat khas orang bangun tidur.

“It’s fucking 7 PM zo, be real.” Sanji memutar bola matanya malas yang hanya dibalas dengan kekehan oleh Zoro.

Zoro kemudian merengkuh Sanji ke dalam pelukannya dan mulai menciumi wajah Sanji dengan lembut. Membuat Sanji sedikit kurang nyaman apalagi setelah menemukan fakta pahit tentang Zoro.

“Zo, bentar. Aku gamau,” ujarnya sambil menahan Zoro dengan kedua tangannya.

“What’s wrong, Babe? Lagi ngga mood? Beli es krim yuk biar mood kamu enakan.”

Sanji menggeleng, dia menggigit bibir bawahnya karena ragu apakah ini saat yang tepat untuknya menanyakan hal seperti itu. Tapi kalau tidak sekarang, Sanji tidak bisa memikirkam waktu lain untuk membahas hal ini. Apalagi mengingat Zoro yang akhir-akhir ini sangat sibuk dengan pekerjaannya dan membuatnya kurang bisa meluangkan waktu untuk sekedar menemani Sanji.

“Aku liat ada bekas cupang di leher kamu.” Sanji memberikan sedikit jeda untuk menahan agar suaranya tidak terdengar bergetar kemudian melanjutkan, “kamu abis lakuin itu sama siapa? Tolong jujur sama aku.”

Zoro terdiam untuk beberapa saat, menciptakan keheningan yang canggung diantara keduanya. Dada Sanji berdebar dengan kencang, menunggu jawaban Zoro dengan cemas meskipun dia sudah siap untuk jawaban terburuk.

“It was a mistake. Aku ke club dua hari yang lalu bareng temen kantor dan lumayan mabuk trus yah kayanya ada sama orang sempet kaya gitu, but we didn’t have sex I promise.”

Menyadari tidak ada jawaban dari lawan bicaranya, Zoro kemudian meraih wajah Sanji yang tampak sembab kemudian mencium keningnya dengan lembut.

“I love you so much, Sanji. Aku beneran minta maaf karena itu semua emang pure salah aku. Tapi kamu percaya sama aku kan?” Zoro menambahkan.

Sanji menatap Zoro, mencoba mencari setitik kebohongan di dalam mata Zoro yang lekat menatapnya. Bagi Sanji mata itu memancarkan rasa bersalah yang tulus, membuatnya luluh dan memeluk Zoro dengan erat.

“Don’t ever leave me.”

“I won’t. You’re the only one for me, Nji.”

--

--