Malam Asing

Mooniverseu
2 min readDec 30, 2021

Malam itu, berbeda dengan malam lainnya bagi Jimin. Tanpa peluk hangat Jungwoon, kehilangan kecup manis sang suami. Pun begitu dengan Jungkook. Malam ini terasa begitu asing baginya hingga ketika jarum jam baru hendak beranjak dari angka 12, ia terbangun.

“Oh no.. no no no.. Jimin.”

Tampaknya suaranya mengundang seorang lainnya pada kesadaran.

“Jungkook? Cari apa?”

“HP saya mana? Ah Jimin pasti cari saya dari tadi.”

“Tenang aja, tadi aku udah kabarin Jimin kok. HP kamu lowbat, tuh ada di meja.”

“Oh fuck, Jimin Jimin. Sorry..”

“Jungkook, bisa diem gak? Jungwoon lagi tidur.”

“Jimin baru pulang dari rumah sakit! Dan saya malah ketiduran di rumah orang?!”

“He doesn’t even mind, chill.”

“Dan kamu! You didn’t wake me up.”

“Ya kamu pasti capek, Jungwoon juga tidur. Aku bangunin kamu pun apa kamu mau bawa dia pulang gitu aja? Kasihan kan.”

“Just shut up, Siyeon.”

“Kok kamu berlebihan gini sih? Kenapa jadi marah-marah?”

“Jimin definitely fucking waited for me to come home!”

“And i told him you fell asleep! What’s the problem?”

“Oh God, just cut it. I’m going home.”

“What?! Jungkook, you’re out of your mind. Jungwoon lagi tidur.”

“Fine, saya jemput Jungwoon besok pagi.”

“Haha okay fine. Just go then.”

Tanpa basa-basi, Jungkook meninggalkan suasana asing itu begitu saja. Sama sekali tidak ada minat untuk tinggal lebih lama lagi. Pikirannya hanya dipenuhi oleh suaminya. Sayangnya pikirannya terlalu sibuk untuk berpikiran memberi kabar pada Jimin sebelum ia beranjak pulang. Segalanya terasa terlalu asing baginya. Jungkook hanya ingin segera pulang.

Sesampainya di rumah, Jungkook menerjang masuk dan mencari sosok mungil kesayangannya. Tidak, Jungkook tidak ingin membuat suara. Andai kata suaminya tengah beristirahat, maka biarlah sang malang itu beristirahat. Jungkook enggan mengganggu istirahatnya.

Tepat ketika ia membuka pintu kamarnya dan Jimin, rasa lega menyeruak dalam-dalam. Jimin-nya sedang terlelap. Jungkook mendekat dengan hati yang terasa berat, seberat rasa bersalahnya.

“Oh baby.. maaf, aku minta maaf, sayang.”

Kecupan lembut terus ia daratkan di kening sang suami. Tangannya kemudian terulur untuk merengkuh tubuh mungil Jimin dengan perut bulatnya. Jungkook memastikan dia mengelus perut itu sebelum mengecupnya.

“Daddy minta maaf, dedek.”

Satu hal yang tidak Jungkook ketahui adalah fakta bahwa Jimin masih dapat mendengarnya dengan jelas. Jimin sama sekali tidak dapat tertidur. Namun Jimin memilih untuk bersembunyi dari malam asing itu. Jimin membiarkan suaminya mengira dirinya telah tertidur. Agaknya ia terlalu lelah untuk sekedar menatap Jungkook. Biarlah ia lakukan itu di esok hari. Malam ini Jimin hanya ingin istirahat dari Jungkook, suaminya.

END.

--

--