Pengalaman dan Sistem Belajar Setelah Masa Pandemi Covid 19
1. Lebih mengenal tools media social :
Seiring dengan pandemi covid 19, pendidikan secara online menjadi lebih umum untuk dilaksanakan. Hal ini mendorong para siswa untuk meningkatkan penggunaan media sosial sebagai alat komunikasi dan pembelajaran. Guru dan siswa dianjurkan untuk lebih mengetahui platform seperti Zoom, Google Meet, atau Microsoft Teams untuk mengadakan kelas virtual, di dalam kelas virtual tersebut terjadi proses pembelajaran. Guru juga lebih kreatif untuk memberikan tugas contohnya mengunggah tugas pada platform tertentu seperti Instagram, Facebook, atau Youtube, siswa yang sebelumnya tidak mengetahui platform ini menjadi tau cara menggunakannya.
2. Penggunaan lebih fleksibel dengan memadukan pembelajaran offline dan online:
Pandemi covid 19 membuat kreativitas dalam pendidikan dengan menggabungkan pembelajaran offline dan online. Banyak institusi pendidikan yang menggunakan pembelajaran gabungan yang memungkinkan siswa mengakses materi secara daring dan luring. Fleksibilitas ini memungkinkan akses pendidikan yang lebih luas. Contohnya itu siswa dapat menerima materi secara luring dan mengerjakan tugas secara daring.
3. Penggunaan e-mail lebih aktif
Setelah pandemi, terjadi peningkatan signifikan dalam penggunaan e-mail dalam pembelajaran. Hal ini disebabkan oleh pergeseran ke model pembelajaran online dan hibrida, di mana e-mail digunakan sebagai saluran komunikasi utama antara siswa dan pengajar. Penggunaan e-mail lebih aktif dalam berbagai aspek, seperti pengiriman tugas, berbagi informasi kuliah, pemberian umpan balik, serta koordinasi jadwal kuliah. Selain itu, e-mail juga menjadi alat penting untuk berkomunikasi dengan sesama siswa dalam proyek kelompok dan kolaborasi. Hal ini mengindikasikan bahwa e-mail telah menjadi sarana yang lebih terintegrasi dan esensial dalam konteks pembelajaran pasca pandemi.
4. Tingkat kecurangan digital lebih tinggi:
Pandemi juga meningkatkan tingkat kecurangan digital. Dengan ujian online dan tugas daring, ada peningkatan dalam upaya kecurangan, seperti plagiarisme dan berbagi jawaban. Pendidikan harus merespons ini dengan strategi keamanan yang lebih baik.
5. Absensi secara online:
Dalam pembelajaran daring, kehadiran sering diukur melalui absensi online. Ini dapat melibatkan check-in harian atau partisipasi dalam sesi online. Namun, tantangannya adalah memastikan bahwa absensi online benar-benar mencerminkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran.