Aplikasi Krealogi dan fitur CRM Revolusi Digital untuk UMKM— UX Case Study

Muhammad Ilham Skom
7 min readSep 28, 2022

--

Latar Belakang

Krealogi menurut website resminya, adalah sebuah bagaian dari revolusi digital untuk UMKM Indonesia. Krealogi menghadirkan kemudahan dalam pencatatan dan perencanaan strategis UMKM. Fitur-fitur unggulan seperti Catat Pesanan, Rencana Produksi, Catat Biaya hingga Laporan Usaha akan membantu proses-proses tersebut. Di Krealogi juga terdapat berbagai kelas pelatihan dan modul digital untuk mengembangkan kemampuan berbisnis para penggunanya.

Meskipun sepintas lalu serupa dengan aplikasi pencatatan untuk UMKM lainnya, terdapat beberapa fitur yang dapat menjadi strong point di aplikasi Krealogi: pencatatan dimulai dari rencana produksi dan terdapat komunitas dan kemitraan UMKM.

Pada artikel ini, penulis akan lebih fokus kepada UX Case Study yang telah penulis susun bersama anggota kelompok 6 Kelas UIX 31 pada pelatihan UI-UX design hasil kerjasama Kementrian Komunikasi dan Informatika dan Skilvul.

Pada pelatihan ini, saya dan tim memilih untuk mengembangkan fitur Customer Relationship Management (CRM). Fitur ini sebelumnya sudah tersedia namun terbatas. Beberapa fitur seperti Kartu Nama dan Basis Data Kontak Pelanggan merupakan pengembangan fitur yang wajib dikembangkan .

Krealogi optimis dengan pengembangan fitur CRM ini dapat membuat jangkauan dan keterikatan yang lebih baik antara pelaku usaha UMKM, sebagai pengguna aplikasi, dan pelanggannya.

Sasaran

  • Mengembangkan fitur Kartu Nama dan Basis Data Pelanggan di plikasi Krealogi
  • Merefresh tampilan antar-muka aplikasi Krealogi sehingga semakin ramah pengguna dan mudah untuk digunakan.

Peran dalam Tim

Dalam seluruh proses pengerjaan Challange ini, saya berkolaborasi dalam sebuah tim berisikan 5 orang, yaitu saya, Shindya Claudya, Galih Satrio, Joko Atmo Dwi Putro, dan M. Afif Akbar.

Dalam pengerjaan Challange ini kami memiliki tanggung jawab dan tugas yang sama, yaitu:

  • Melakukan riset pengguna,
  • Mengumpulkan ide-ide solusi,
  • Membuat User Flow dan Wireframe,
  • Membuat tampilan antar-muka pengguna,
  • Membuat Prototype, dan
  • Melakukan Usability Testing.

Design Process

Dalam kasus ini kami memilih menggunakan Design Thinking sebagai pendekatan design process yang kami lakukan. Metode ini kami pilih karena flexible, tahapan pada Design Thinking tidak harus dilakukan seluruhnya dan tidak harus berurutan. Sehingga dapat kami gunakan sesuai kebutuhan.

Seluruh proses pengerjaan challange dilakukan pada Figma, dengan menggunakan FigmaJam pada beberapa tahap untuk mengumpulkan ide secara berkolaborasi. Kemudian, seluruh proses desain dan kolaborasinya dilakukan pada Figma Design File.

1 — Empathize

Tahap pertama dalam proses Design Thinking adalah Empathize. Pada tahap ini, dilakukan pencarian dan pengumpulan informasi dari pengalaman pengguna aplikasi ini pada pengembangan awal.

Hasil proses Emphatize yang kami simpan pada Google Drive

Pada Secondary Research yang kami lakukan terdapat beberapa metode yang kami lakukan: Competitor Analysis, Feedback User pada Google Play, Resume dari rekaman sesi AMA bersama Challange Partner hingga mempelajari Case Study. Karena riset dilakukan dengan singkat dan sederhana, tidak ada data signifikan yang dapat dicantumkan.

2 — Define

Proses dilanjutkan ke tahap selanjutnya, yaitu Define. Pada tahap ini, ditentukan Pain Points dari pengguna, kemudian dikelompokkan dalam Affinity Diagram.

Pain Points

Paint Points merupakan segala kesulitan yang customer hadapi dalam menggunakan aplikasi pencatatan usaha seperti Krealogi. Kami menggunakan FigmaJam untuk berkolaborasi yaitu dengan menuliskan pain point dengan sticky notes yang diberikan warna berbeda-beda.

Affinity Diagram

Paint points yang sudah kami catat di sticky notes (di atas) kami lakukan pengelompokan sehingga menjadi Affinity Diagram yang terdiri 4 kategori: Database Pelanggan, Advertising, Pesanan dan Support Admin .

How-Might We

Dari semua Paint Point dan kelompok Afinity Diagram, kami menyusun tujuan untuk penyelesaian masalah. Diagram ini disebut How-Might We.

Ada 5 How-Might We yang kami susun, namun dari keseluruhannya kami harus memilih satu yang akan menjadi fokus pada Challenge ini. Voting kami lakukan diantara anggota tim dengan hasil sesuai gambar di bawah.

3 — Ideate

Pada tahap ini akan dibuat ide-ide solusi terhadap target tujuan. Kemudian, ide-ide solusi tersebut akan diklasifikasi ke dalam diagram prioritas berdasarkan efek pada pengguna dan usaha yang diperlukan untuk membuatnya. Terakhir, akan dibuat sketsa cepat dengan konsep Crazy 8.

Ide Solusi

Kami mengumpulkan ide-ide solusi dari How-Might We yang sudah kami vote pada tahapan sebelumnya. Ide-ide tersebut kemudian kami tulisakn dalam bentuk sticky notes. Hasilnya dapat dilihat di bawah.

Diagram Prioritas

Diagram prioritas adalah sebuah diagram cartesius, dengan sumbu x merepresentasikan usaha yang diperlukan untuk membuat solusi tersebut, dan sumbu y merepresentasikan efeknya terhadap pengguna. Sehingga dalam diagram terbagi menjadi 4 kuadran, kuadran “Lakukan Sekarang” pada bagian atas kiri dengan efek pengguna tinggi dan usaha kecil, kuadran “Lakukan Setelahnya” pada bagian atas kanan dengan efek pengguna besar dan usaha besar, kuadran “Lakukan Nanti” pada bagian bawah kiri dengan efek pengguna kecil dan usaha kecil, dan kuadran “Lakukan Terakhir” pada bagian bawah kanan dengan efek pengguna kecil dan usaha besar.

Ide-ide yang dihasilkan, divoting dan di susun dalam kuadran seperti diabawah ini.

Crazy 8

Setelah Ide-ide sudah diprioritaskan, proses Crazy 8 dimulai. Sketsa akan dimuat pada kertas yang dilipat menjadi 8 bagian, atau menggunakan Figma Design File. Kami harus membuat sebanyak-banyaknya sketsa tampilan dalam waktu 8 menit.

Crazy 8 yang Saya hasilkan dalam 8 menit

4 — Prototyping

Prototyping yang kami lakukan adalah menggunakan Figma Jam. Sebelum membuat prototype, kami menyusun beberapa Taskflow yaitu: Taskflow Input Pelanggan, Admin Support, dan kartu nama.

Taskflow Input Pelanggan dan History Pembelian

Terdapat 2 Task flow yang berkaitan yaitu data pelanggan dan history pembelian

Taskflow History Pembelian
Taskflow input Pelanggan Baru

Taskflow Admin Support

Admin support adalah admin dari Krealogi yang disiapkan untuk melayani pertanyaan, permintaan informasi dan masalah pelanggan.

Taskflow Admin Support

Taskflow Kartu Nama

Kartu nama Pelaku usaha yang dihasilkan berasal dari taskflow berikut:

Taskflow Pembuatan kartu nama

Wireframe Input pelanggan dan History Pembelian

Wireframepertama yang kami susun sebagai solusi untuk pengembangan fitur CRM pada Krealogi

Wireframe Admin Support

Wireframe Admin Support digunakan pelaku usaha untuk chat dengan admin support Krealogi

Wireframe Kartu Nama
Wireframe Kartu nama adalah solusi yang kami susun untuk menyediakan kartu nama digital bagi pelaku usaha di Krealogi

UI Styleguide

Komponen-komponen ini harus dibuat menjadi komponen pada UI Styleguide, yang kemudian akan digunakan pada pembuatan tampilan antar-muka pengguna.

Warna

Warna yang digunakan dikelompokkan sehingga dapat lebih mudah diidentifikasi fungsinya pada antar muka

Typography

Jenis Font beserta ukurannya di kategorikan untuk mempermudah identifikasi penggunaanya

Button Style

Button yang digunakan juga diberikan Style guide dan dijadikan komponen.

Tampilan antar muka

Berikut tampilan Antar muka sesuai Wireframe yang sudah disusun.

Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat menggunakan protyping pada Figma sbb:

Tahap 5 — Testing

Setelah melewati tahap pembuatan tampilan secara menyeluruh, perlu dilakukan User Research sebagai indikator keberhasilan pengembangan fitur. User Research dilakukan dengan metode Survey dan Usability Testing pada prototype.

Hasil User Research menggunakan Survey diikuti oleh 7 responden dengan hasilnya sebagai berikut:

Responden 1

Responden 2

Responden 3

Responden 4

Responden 5

Responden 6

Responden 7

Kesimpulan

Single Ease Question dari ketujuh responden menunjukkan bahwa keseluruhan task mendapatkan rata-rata 5,8 melebihi nilai passing grade 5,5. Maka dapat disimpulkan berdasarakan hasil Usability Testing keseluruhan task mendapatkan status PASSED.

Rekomendasi Selanjutnya

Aplikasi Krealogi adalah ibarat buku yang masih terbuka. Beberapa lembaran kosongnya masih harus diisi untuk mengembangkan aplikasi yang cocok untuk komunitas UMKM yang begitu luas jenis usahanya. Proses Design Thinking di atas dapat diulang kembali untuk menemukan pain point lain untuk meningkatkan customer satisfaction dan engagement.

--

--