Manusia dan ke-Manusia-an

Muhammad Ihsan Tahir
3 min readJan 18, 2019

--

ilustrasi Image: Google

‘tugas manusia adalah memanusiakan manusia’ Multatuli

Melihat Indonesia kini, kita telah jauh dari semangat awal kita berdiri dan mendeklarasikan diri sebagai sebuah bangsa yang berdaulat dan menjunjung tinggi kemanusiaan. Kita lebih banyak disibukkan membenci daripada mencintai. Tak ada lagi ruang untuk berbagi cinta yang ada hanya saling menebarkan benci. Lantas apa yang kita harapkan dari itu semua?, buat apalagi kita mendaulat diri sebagai sebuah bangsa beradab jika yang ada hanya kebencian, bukankah bangsa ini merdeka karena cinta yang sama kepada kemanusiaan tanpa memandang suku, agama, ras dan warna kulitnya.

Kita melihat realitas social masyarakat kita hari ini sungguh jauh dari semangat toleransi, apalagi memanusiakan manusia. Kita lebih banyak disuguhkan oleh sikap saling membenci dan menghakimi hanya karena perbedaan keyakinan atau pendapat. Memang tak ada yang salah dari membela keyakinan/ kepercayaan, tapi pantaskah dilakukan dengan cara mencela keyakinan/kepercayaan orang lain sampai membenci dan menghakimi keyakinan orang yang tak sepaham dengan kita, rasa-rasanya semua ajaran keyakinan dan agama tak mengajarkan itu, karena dasar moralitaslah semua agama dan keyakinan disebarkan.

Semua agama dan keyakinan mendasarkan ajarannya kepada moralitas, dan alasan moralitaslah semua perbuatan manusia dilakukan. Seperti perkataan Mahatma Gandhi dalam buku ‘semua manusia bersaudara’, Moralitas adalah dasar dari segalanya, dan kebenaran adalah hakikat dari moralitas.

Maka se-layaknya-lah kita menjunjung tinggi kemanusiaan dengan menerapkan nilai moralitas dalam bertingkah laku dimasyarakat dan tentunya mesti mulai dari dalam pikiran, seperti perkataan bung Pramoedya Ananta Toer dalam tetralogi buru, ‘Bumi Manusia’, seorang terpelajar harus juga belajar berlaku adil sudah sejak dalam pikiran, apalagi dalam perbuatan. Dasar moralitas ini adalah, menentang segala bentuk ketidakadilan, kekerasan dan segala bentuk rasisme, kejahatan kepada manusia dan ke-manusia-an.

Lantas kemana rasa moralitas kita melihat begitu banyaknya kasus pelanggaran kemanusiaan yang terjadi disekitar kita. Hampir setiap hari kita disuguhkan oleh pelecehan bahkan kekerasan kemanusiaan. Baik itu berupa rasisme, intimidasi, bahkan kekerasan fisik begitu sering dipertontonkan ditengah-tengah kita, tanpa ada rasa berbelas-kasih sekalipun, bahkan lebih banyak tak peduli dan yang paling miris malah menyalahkan para korban. Inilah ironi yang terjadi di tengah-tengah masyarakat kita yang ‘beradab’ dan menjunjung tinggi ‘moralitas’ yang entah ‘ moralitas’ itu benar-benar ajaran kepercayaan / agama mereka.

Jika benar kita merasa manusia beradab dan menjunjung tinggi moralitas, semestinya kita akan mengecam keras segala tindak kekerasan dan kejahatan terhadap kemanusiaan, apapun bentuknya karena kejahatan terhadap kemanusiaan adalah kejahatan kepada semua manusia atau yang merasa masih manusia.

Manusia dan ke-manusia-an adalah hal yang sangat penting untuk dipahami makna dan peranannya dalam kehidupan. Manusia belum tentu bisa menjadi manusia ‘seutuhnya’ tanpa memahami kemanusiaan-nya. Kemanusiaan-lah yang memahamkan kita tentang moralitas, dan moralitas-lah yang menjadi dasar kita hidup dalam bermasyarakat.

Mari kita mulai kembali menjadi saudara dalam kemanusiaan, jika tak bisa dalam satu keyakinan/agama. Bukankah setiap keyakinan/agama yang kita anut mengajarkan kita cinta kepada setiap makhluk dimuka bumi, bukankah kita manusia sama-sama tercipta karena Cinta Sang Pencipta dan kasih Tuhan. Lantas kenapa kita tak melakukan hal yang sama, kepada sesama kita, makhluk yang diciptakan!

Referensi Bacaan : Mahatma Gandhi, Semua Manusia Bersaudara, Yayasan Pustaka Obor Indonesia, Jakarta, 2016 dan Pramoedya Ananta Toer, Bumi Manusia, Lentera Dipantara, Jakarta Timur, 2018

--

--

Muhammad Ihsan Tahir

Mahasiswa tingkat akhir yang belum berakhir. menghabiskan hari-harinya dengan ngopi, ngudud, membaca dan sesekali menulis.