Amankan Karirmu! Langkah untuk Mencari, PDKT, dan Menjadi Top of Mind dari Key Players di Perusahaan

Raymundus Jati Primanda
9 min readJun 4, 2023

--

Lo merasa karir lo gitu-gitu aja? atau lo merasa posisi lo bisa tergantikan oleh orang-orang baru yang mungkin lebih brilliant?

Well, kedatangan orang-orang baru itu adalah hal yang tidak bisa dielakkan. I mean, perusahaan juga butuh new human resource kan untuk tetap berkembang? Lo sebagai orang lama ya hanya bisa berharap posisi lo engga tergerus oleh salah satu orang-orang baru itu.

Meskipun kenaikan karir itu tidak bisa sepenuhnya kita atur, kita bisa mengusahakan in our own power to keep or grow your career. Salah satu tips ampuh untuk melakukannya ya dengan mencari sekutu di dalam perusahaan.

Sekutu tuh seperti apa sih? Simpelnya sih orang di dalam kantor lu yang memiliki suara atau influence tertentu yang siap untuk endorse mau pun membela lo ketika something went wrong tanpa a memandang itu kesalahan lo sendiri, mau pun kesalahan karena hal eksternal.

Sekutu bisa juga seorang leader di kantor yang membutuhkan regenerasi pimpinan dan kebetulan lo dianggap berpotensi oleh beliau ini.

Trust me, every division, department, bahkan direktorat tuh pasti membutuhkan regenerasi pimpinan baru. Apalagi kalau perusahaan lo baru saja melewati merger atau akuisisi dengan perusahaan lain.

Kondisi politik kantor seperti ini lah yang membuat seorang leader harus bisa mencetak leader lain untuk mempertahankan budaya baik perusahaan sebelum merger atau akuisisi terjadi.

Meskipun terkadang banyak juga perusahaan yang memilih untuk pro hire pimpinan baru dari luar perusahaan untuk mengisi posisi leader yang sedang kosong itu, either way, it is a great news and opportunity for you.

Tapi gimana cara mulainya? Tentu saja dengan mendeteksi pemain inti dari tim, divisi, departemen, dan direktorat.

Improve your radar: Detect key players in your company

Key players ini bukan hanya orang-orang yang berada di atas lo secara organizational chart. Pemain-pemain ini ada yang posisinya sama dengan kita (horizontal) dan juga ada yang di atas mau pun di bawah kita (vertical)

Sekarang kita coba aware dengan key players yang berada di horizontal yang sama dengan kita dulu yuk!

Deteksi key players di horizontal

Di dalam setiap tim pasti ada aja orang yang cukup mendominasi. Entah itu diri lo, temenlo, atau ada anak baru yang tiba-tiba naik daun. Kalau kebetulan itu adalah diri lo, make sure lo tidak mendominasi secara berlebihan. Terkadang dominasi itu tidak sehat untuk performa tim secara keseluruhan. I’ll talk about this on another story.

Kalau itu orang lain, lo mungkin akan merasa terancang dengan kehadiran mereka. Brother and sister, please supress that feeling. Gue juga orang yang cukup kompetitif di kantor. Ketika ada orang lain yang mencoba naik ke stage yang sama dengan kita, pasti lo akan merasa tidak nyaman. I’ve been through that, made a great mistake, and now I regret making that mistake.

Kompetisi itu tidak bisa dihindari, tapi bukan berarti kompetisi itu tidak sehat. Daripada kehadiran mereka dianggap mengganggu, lo justru bisa memanfaatkan kehadiran mereka untuk sama-sama mencapai target tim lo. Memanfaatkan mungkin terdengar sangat manipulatif ya, tapi engga kok teman-teman. Lo bisa menjadikan dia orang yang lo percayai untuk mengerjakan pekerjaan yang bobotnya berat.

Daripada lo ambil semua pekerjaan itu, lebih baik lo bisa mendelegasikan juga pekerjaan itu. Leader yang baik adalah leader yang bisa mendelegasikan pekerjaannya, bukan yang mengerjakan seluruh pekerjaannya sendiri, afterall.

Pastikan lo mengapresiasi pekerjaan temen lo ini dan berikan seluruh kredit yang dia pantas dapatkan. Dengan begitu, relasi lo dan Temen lo ini nanti akan berkembang ke arah positif dan membuka potensi kolaborasi lainnya. Be good to other, and others will treat you good.

Intinya, radar key player di horizontal lane ini berpatok pada seberapa “mengancam”-nya orang tersebut untuk lo. Instead of making a negative competition environment, better be collaborative with them. Toh, you work as a team, not as an individual.

There is no superman in a company, just superteam.

Deteksi key players di vertikal

Jujur, engga semua leader bisa dikategorikan sebagai key player. Terkadang ada leader yang diangkat bukan karena potensi mau pun performanya. Ada leader yang diangkat karena pity, gift, mau pun terdesak karena tidak ada kandidat lainnya.

Lo pasti bisa lah ya menilai leader mana yang benar-benar seorang leader dan mana yang figuran. Salah satu karakteristik true leader itu bisa dilihat dari berapa orang dari tim sendiri atau lainnya yang mengandalkan beliau.

Jika lo sering melihat banyak orang, entah itu orang di bawahnya, sebaya, atau di atasnya, meminta opini kepada leader ini, bisa dipastikan dia adalah salah satu key leader yang bisa lo dekati untuk dijadikan sekutu.

Komunikasi yang terjalin antara beliau dengan orang lain juga tidak satu arah. Beliau pasti melebarkan sayap karismatiknya ke sebanyak mungkin orang, in a good way. Entah mengingat kebiasaan lo, menyapa lo ketika berpapasan, atau mengajak lo ngobrol santai di sore hari. There is something in them yang membuatlo merasa “can’t help but admire them”.

Karena naturenya yang easy to reach dan admired by others, lo punya kesempatan besar untuk dapat berdiskusi dengan beliau. That’s your biggest chance and opportunity!

Build your confidence, take the chance!

Kondisinya sekarang lo udah bisa mengidentifikasi key players di kantor lu, pertanyaannya adalah kapan lu mau menjalin diskusi santai di luar konteks pekerjaan? Entah itu ngobrolin tentang pet friendly working space, atau free flow makanan, atau as simple as weather forecast hari itu.

Either way, lo butuh sebuah trigger untuk mendapatkan kesempatan mengobrolkan apa yang lu aspirasikan di pekerjaan di kantor lu saat ini. Mungkin lo merasa malu, engga pede, takut dikira sedang pansos oleh orang lain.Well, it’s a valid feeling.

Percayalah, sampai kapan pun lo terbiasa untuk mengobrol dengan key players, pasti rasa anxious itu akan selalu ada. Ya pasti lah. Lo kan sedang ngobrol dengan orang yang sangat berpengaruh, it’s normal to feel that way.

But, please hear me out: anxiety adalah sinyal natural yang menyatakan bahwa peristiwa yang sedang atau akan lo alami ini akan sangat emosional. Pertanyaannya, apakah sinyal itu bisa membawa perubahan positif ke hidup lo atau engga? Selama sinyal itu bisa lo gunakan untuk mengambil aksi positif, anxiety is a good thing to have.

Lo engga perlu menghiraukan apa yang orang lain rasakan, pikirkan, dan lakukan ke lo karena lo berusaha mengamankan karirlo. It’s not your responsibility.

Just do it! Be confident!

Siapa pun diri lo, pasti lo punya cerita yang bisa lo ceritakan ke orang lain atau bahkan lo bisa menginspirasi atau influence mereka to do certain things.

Eits, tapi jangan ceritakan dulu ke key leaders ini ya. Itu adalah langkah yang harus diambil setelah lo bisa menggali lebih dalam mengenai key leaders ini dengan menanyakan pertanyaan yang tepat mengenai mereka.

Asking the right question: It’s about them, not you, yet.

Kembali ke skenario tadi ya. Let’s say lo udah berhasil membuat trigger untuk mendapatkan kesempatan ngobrol santai dengan key leader ini. Apa yang lo harus lakukan selanjutnya adalah menanyakan apa pun mengenai beliau.

Mungkin lo tertarik dengan outfit nyentrik dari leader ini, atau lo menanyakan habis makan siang apa tadi, atau mungkin lo nanya beliau suka kopi atau teh gak?

Anything will do just fine. Just make the conversation flows with open ended questions.

Open ended questions itu sederhananya adalah pertanyaan yang bisa mentrigger orang lain untuk berbicara lebih panjang dan engga hanya menjawab iya atau tidak. Misalkan lo tadi cuma nanya: Udah makan siang belum nih pak / bu? Ya kemungkinan besar beliau cuma jawab sudah / belum aja.

Coba lu ubah pertanyaannya jadi: Wah tadi saya lihat bapak/ibu makan soto di pantry kantor, itu belinya dimana pak/bu? Saya jadi ngidam makan soto juga nih jadinya

Pasti pembicaraannya akan terus mengalir. Dari topik itu lu bisa melebar ke menanyakan lahir di daerah mana kok bisa suka soto dan punya standar tinggi untuk soto, kemudian ngalir ke sd, smp, sma, kuliah dan pengalaman kerja beliau.

Intinya, lo bisa terus menggali informasi yang lu bener-bener tertarik untuk denger selama lo bisa menanyakan pertanyaan yang tepat.

Nanti ada kesempatan untuk lo untuk bercerita juga, but not now. Sekarang tugas lo adalah mendengarkan cerita beliau dengan fokus, cermat, dan emosional.

Listen, listen, listen. Stay curious

Lo punya gak sih orang yang lu percayai banget untuk lo bisa ngomel ngomel, curhat, atau pun membagi rahasia kepada mereka?

Kenapa lo bisa merasa mereka bisa dipercayai & memahami situasi lo banget?

Well, kemungkinan besar mereka adalah seorang good listener. Mereka mendengarkan semua cerita lo dan mereka bisa merasakan apa yang lo rasakan. Orang itu memahami apa yang lo lewati dan bisa menyesuaikan atmosfer sehingga orang tersebut bisa memberikan rasa aman untuk lo bercerita.

Be an empathetic listener, connect emotionally to them, and you’ll already be considered as a great communicator.

Sekarang, tugaslo adalah membuat lingkungan dimana key leader ini bisa cerita banyak ke lo. Setiap cerita harus lo dengarkan dengan seksama, berikan support secara emosional ke leader ini, dan lo juga bisa menawarkan bantuan untuk membantu mereka melewati sesuatu.

Make sure lo engga terdistraksi oleh apa pun, pertahankan kontak mata, dan mengangguk setiap mereka menyatakan statement tertentu.

Listen, listen, and listen. Stay curios. Sampai akhirnya mereka curious dengan lo. Disitulah saatnya lo bercerita tentang lo dengan konteks yang sama dengan apa yang mereka bicarakan tadi.

Be an interesting storyteller

Salah satu indikasi kalau lo mendengarkan apa yang key leader ini sampaikan tadi adalah dengan lo mengutip kata-kata menarik yang diucapkan oleh leader ini tadi.

Let’s say di pembicaraan soto tadi ada bagian yang lo anggap sangat menarik dan itu relate ke diri lo. Misalkan beliau sempat bilang “Soto tanpa sate telur puyuh itu bagaikan bekerja tanpa insentif. Engga nafsu jadinya”

Ketika lo cerita tentang dirilo tadi, lo bisa aja mengutip kata-kata beliau itu seperti “Tadi bapak/ibu sempat mention tentang soto tanpa telur puyuh itu membuat soto tidak senikmat biasanya kan ya, saya juga merasa begitu pak/bu. Menurut saya soto yang nikmat itu soto yang ada perkedelnya. Tanpa perkedel, saya memilih untuk engga makan soto”

Setelah itu lo bisa lanjut melebarkan diskusi tentang diri lo. Entah background akademik lo, cerita lucu di masa lalu, atau pun apa yang lo lakukan lately. Kalau lo bisa hubungkan kegiatan produktif lo dengan apa yang lo alami di lingkungan kantor akan jauh lebih baik.

Misalkan lo lately suka membuat artikel / story di medium. Lo bisa mention itu. Misalkan seperti ini: “ lately saya suka membuat artikel mengenai apa yang saya pelajari dari kantor loh pak/bu. Kemarin saya baru aja posting mengenai tips & trick excel yang wajib lo ketahui di medium. Seru juga ya pengalaman kerja di kantor ini bisa membuat saya menemukan tips & trick excel yang ampuh”

Make sure lo bisa cerita di seputar interest key leader ini. Make an emotional connection with them. Semakin lo bisa relate dengan interest mereka, semakin lo bisa menceritakan cerita yang menarik perhatian mereka.

Semakin mereka tertarik dengan cerita lo, lo akan semakin mudah untuk diingat. Lo sudah berhasil menaruh diri lo di top of mind key leader ini.

Ask them to be your mentor

Semakin sering lo mengobrol santai dengan key leaders, semakin banyak lo mendengarkan cerita mereka dan semakin banyak hal yang lo bisa relate dengan hidup lo, next stepnya adalah lo bisa meminta mereka untuk guide lo dalam karir di kantor lo.

Lo bisa memulai dengan bercerita mengenai kesulitan-kesulitan yang dihadapi di lingkungan kerja sekarang. Apa alasan kesulitan itu terjadi, bagaimana bisa terjadi, dan kira-kira lo bisa selesaikan dengan cara apa?

Setelah itu lo bisa kaitkan cara yang lo propose itu dengan expertise dari key leader ini. Lo bisa meminta pendapat beliau mengenai cara yang lo propose itu. Jika jawaban beliau bisa mengklarifikasi banyak hal yang lo belum tau sebelumnya, lo bisa sampaikan hal itu juga ke beliau.

Misalkan: “wah, saya mendapatkan banyak sekali insight baru dari Bapak/Ibu. Terima kasih banyak untuk ilmunya Pak/Bu”

Dengan melakukan pembicaraan seperti itu, kurang lebih status hubungan lo dengan key leader ini sudah menjadi mentor-mentee relationship. Semakin lo sering berkonsultasi mengenai karir lo ke beliau ini, semakin baik hubungan tersebut terjalin.

Jangan lupa juga untuk update kelanjutan solusi yang lo propose dan mendapatkan masukan dari beliau bahwa solusinya berhasil dan sekarang mempermudah pekerjaan lo.

At the end, lo harus bilang kalau lo mau menjadi mentee dari key leader ini. Sampaikan bahwa selama ini beliau membantu lo di banyak aspek dan lo ingin terus mendapatkan bimbingan dari beliau.

Disitulah lo akan menjadi seorang mentee kesayangan key leader yang berpotensi dijadikan regenerasi leader di masa yang akan datang. Ketika waktu itu datang, kemungkinan besar yang berada di top of mind key leader ini adalah lo.

So congratulation! kalau lo berhasil melewati semua tahap di atas, lo bisa dengan tenang menyatakan kalau karir lo di kantor sekarang sudah sangat aman dan berprospek besar.

Do the best and you’ll become what you aspire in the future.

Good luck!

--

--

Raymundus Jati Primanda

Hey there! I'm a passionate IT professional who loves to wear different hats: a full stack developer, an IT Trainer, and now as IT Business Enabler at a Bank