BTPN Acceleration Program: Introduction to Amazing Journey
Apa yang ada dipikiran lo ketika membaca atau mendengar tentang Bank BTPN? Kalau lo melakukan sedikit riset di wiki favorit kita, BTPN merupakan singkatan dari Bank Tabungan Pensiunan Nasional. Tentunya, lo pasti akan merasa kalau Bank BTPN ini bank yang ketinggalan zaman, kuno, dan entah bagaimana masa depannya.
Apakah benar demikian? Awalnya gue juga berpikir begitu, sampai gue mengetahui bahwa sesungguhnya bank ini engga bisa dipandang sebelah mata. Di artikel ini gue bakal menjabarkan apa yang membuat bank ini pantas dijadikan tempat kerja idaman untuk lo — yang kemungkinan lagi mencari kerja, ataupun lo yang lagi lihat-lihat untuk daftar CHiP Batch ke-5.
Untuk lo pada yang gamau baca tentang sejarah seru Bank Revolusioner ini bisa langsung ke Bagian Kedua yang disitu gue bakal menjelaskan lebih detil “kenapa” bank ini keren banget.
Jujur, gue bukan orang bank banget, jadi kalau ada istilah bank yang salah, kita saling koreksi saja ya.
SEDIKIT TENTANG BANK BTPN
Hal pertama yang terlintas di kepala lo apa sih kalau denger kepanjangan dari bank BTPN? tentunya bank yang melayani para pensiunan, entah itu PNS, pegawai BUMN, maupun militer. Dulu pada tahun 1958, bank ini sempat bernama Bapemil yang kepanjangannya adalah Bank Pegawai Pensiunan Militer. Bank ini didirikan karena keprihatinan para founder atas kesulitan yang dialami para pensiunan militer dalam mencairkan uang pensiunnya. Bayangkan saja kalau lo udah tua, hidup hanya dari uang pensiunan, lo perlu travel jauh untuk ngambil uangnya, dan belum pasti bisa langsung cair lagi.
Kehadiran Bapemil saat itu mungkin bagaikan malaikat yang memberikan kemudahan hidup bagi para pensiunan. Sejak saat itu, Bapemil dipercaya oleh banyak nasabah, yang berarti bank ini sukses karena pada hakekatnya bisnis bank adalah bisnis kepercayaan, kan?
SEMPAT MENGUASAI BISNIS PELAYANAN PENSIUNAN, TAPI TERDISRUPSI
Kata-kata disrupsi tentunya sangat tidak jarang kita temui sekarang, terutama kehadiran fintech-fintech baru yang mulai menggeser keberadaan bank di Indonesia. BTPN dulu pernah menguasai bisnis pelayanan pensiunan karena melakukan kerja sama dengan PT Taspen sehingga bisnis BTPN melayani pensiunan militer dan PNS.
Tentunya, kejayaan itu enggak bertahan lama karena adanya keputusan pemerintah untuk membuat kerja sama antar tiga BUMN: Bank Mandiri, Taspen, dan Pos Indonesia. Kalau lo pernah denger tentang Bank MANTAP, ya itu adalah pergabungan ketiga BUMN tersebut untuk menjalankan bisnis yang melayani pensiunan di Indonesia. Sejak kerja sama tersebut terbentuk, Bank BTPN yang pendapatan utamanya dari pelayanan pensiunan memiliki dua pilihan: Banting Setir, atau Mati!
Kalau lu pernah baca buku tentang Blue Ocean Shift, lu pasti tau risiko apa aja yang bakal diterima Bank BTPN kalau tetap berada pada “Red Ocean” yang kalau digambarkan Bank BTPN adalah seekor pinguin kecil dan pesaingnya adalah Killer Whale, yang secara kecepatan dan besar tubuh saja jauh melampaui pinguin, tentu itu adalah risiko yang sangat besar. Kalau lo berada disitu terlalu lama, pastinya lu engga bisa berkembang secara optimal, atau bahkan mati.
BANK BTPN MEMILIH UNTUK BANTING SETIR MENUJU “BLUE OCEAN”
Nature dari sebuah bank adalah menghindari risiko, titik. Bank sangat tidak suka mengambil risiko, sama sekali. Percayalah, ketika lo kerja di bank-bank konvensional dan lo punya ide untuk mengubah sesuatu yang simple aja, jika itu ada risiko gagalnya, Bank akan 99,9% tidak menyetujui ide lo itu.
Bank BTPN yang berada di ambang kehancuran itu memilih untuk banting setir untuk mengembangkan bisnis bank digital. Wow.
Bayangkan, nature bank yang tidak mau mengambil risiko, sekarang Bank BTPN mau mengambil risiko yang SANGAT BESAR untuk mengubah bisnisnya dari bank tabungan pensiunan menjadi bank digital. Saat itu belum ada bank yang berpikir untuk membicarakan topik itu sekalipun. Lalu apakah bank BTPN sukses melakukan transformasi bisnisnya ke digital banking?
Kalau engga sukses, sekarang mungkin lo ga bakal denger tuh yang namanya Branchless Banking bernama BTPN Wow! dan Jenius: sang Banking Reinvented.
Sekarang, Bank BTPN menempati Bank terbesar ke-8 di Indonesia dengan total aset Rp 178,88 triliun. Bagaimana dengan ekuitasnya? Tidak terlalu buruk, ekuitas bank BTPN berada di Rp 26,92 triliun, yang berarti Bank BTPN merupakan Bank Buku III yang siap dan legal untuk melebarkan sayapnya di pasar Asia.
RAHASIA DI BALIK KESUKSESAN BANTING SETIR BANK BTPN
Pernah gak sih lo denger tentang “Kesuksesan sebuah perusahaan berbanding lurus dengan kesuksesan SDM di dalam perusahaan itu”? Kalau menurut buku “Good to Great” karangan James C. Collins, untuk melakukan banting setir, lo harus taruh “Who” sebelum “What”.
Logikanya sih sama seperti lo naik Perahu Viking. Bagi yang engga tau, perahu viking itu seperti perahu dayung super besar yang memerlukan kerja sama keseluruhan orang untuk membuatnya bergerak. Bayangkan aja lo mau menyebrang samudera hindia yang super besar ombaknya, dengan orang-orang yang baru ngelihat ombak aja udah takut, gemeteran, dan kabur. Bukannya lo sampai ke tujuan, lo bahkan bakal menghabiskan sebagian besar waktu yang untuk ngerayu dan membuat anggota lo yakin untuk menyeberang samudera hindia ke “Blue Ocean” tadi. Kalau lu seekor pinguin dan lu diem terus di tengah lautan, cepat atau lambat lu bakal mati dilahap sama predator di lautan itu.
Bank BTPN kala itu membuat keputusan yang cepat dan menggantikan sebagian besar anggotanya yang ketakutan untuk menaungi ombak lautan hindia yang besar. Tentunya perjalanannya tidak mudah untuk mencapai lautan biru itu. Tapi dengan orang-orang yang tepat pada perahu tersebut, yang tidak takut melawan ombak dan badai, yang siap memutar arah ketika menemukan jalan buntu, dan yang siap untuk melawan bajak laut di tengah perjalanannya, BTPN mencapai ke lautan biru tersebut.
Orang-orang yang tepat merupakan kunci kesuksesan Bank BTPN untuk melakukan revolusi yang begitu cepat, dari Bank pelayanan pensiun, menjadi bank digital pertama di Indonesia yang melayani jutaan nasabah di Indonesia. Bank yang sangat mengedepankan prestasi orang-orang di dalamnya ini memiliki motto “More than A Job”, pekerjaan lo itu lebih dari sekedar 9 to 5 job, tapi memiliki makna yang lebih, yaitu self-discovery, continuous learning, dan work-life balance.
Selebihnya lo bisa baca bagian kedua.