Dua Tahun setelah Program Akselerasi Creative Hacknology Intensive Program Bank BTPN

Raymundus Jati Primanda
6 min readOct 8, 2021

--

Role gue fullstack engineer, jabatan di bank masih Assistant Manager, pengetahuan teknikal setara Technical Lead, dan pengetahuan product setara Product Owner. Gue sudah dirotasi sebanyak 4x di squad berbeda dan mengerjakan total 8 proyek.

Waktu seakan cepat berlalu, engga terasa, gue sudah dua tahun mengikuti program akselerasi Creative Hacknology Intensive Program batch 4 (CHIP #4) di Bank BTPN. Selama gue mengikuti program ini, gue mendapatkan pengalaman dan kesempatan yang menurut gue gak semua fresh graduate bisa dapatkan dalam waktu yang sesingkat ini.

Dua tahun lalu, gue membagikan pengalaman onboarding gue di program CHIP #4 dan tentunya teman-teman yang sudah membaca story itu kepo dengan progres karir gue di Bank BTPN — halah pede bener gue. Di story ini, gue akan coba membagikan selengkap mungkin pengalaman gue selama dua tahun setelah onboarding ini.

Kira kira konten story ini adalah berikut:

  1. Lulus bootcamp program CHIP. What’s next?
  2. Rotasi role di Digital Banking Bank BTPN, Jenius
  3. Suplemen tambahan yang gue dapatkan untuk lebih mengakselerasi karir
  4. Life lesson yang didapatkan

disclaimer: Semua proyek yang gue ceritakan di story ini adalah proyek yang telah direlease dan dipakai oleh user secara live. Gue tidak bisa dan tidak akan menceritakan on going project dan detail teknis pada setiap proyek yang telah live maupun masih under development.

Lulus Bootcamp, What’s Next?

Kebetulan gue lulus sebagai fullstack engineer dan mendapatkan placement di direktorat Digital Banking Solution, Jenius. Setelah lulus, kalau bisa gue deskripsikan dalam satu kata, kata itu adalah Chaotic.

Percayalah, apa pun yang telah lo pelajari di bootcamp akan sangat sulit untuk diterapkan di real working environment atau sering gue sebut realita.

Saat kita di bootcamp, kita berada di lingkungan yang ideal untuk mempelajari dan memahami best practices di dunia IT. Namun ketika kita mulai mencicipi realita, kita harus bisa beradaptasi dengan lingkungan dan tidak jarang terjadi konflik batin di dalam diri apakah perlu mengorbankan best practice demi mencapai target bisnis. Trust me, this is the hardest part for being a MT.

Dari banyak best practices yang telah dipelajari, ada dua yang sangat sulit diterapkan, yaitu Pair Programming dan Test Driven Development(TDD). Kedua practice tersebut memang sangat baik untuk pengembangan wawasan tim developer di squad dan mencegah possible defect / issue, namun sangat sangat memakan waktu dan SDM, which are two greatest constrain for business development.

Kita (chiptizen) sebagai agent of change tentu saja ingin menerapkan what’s best for Bank BTPN. The first step toward that is to accept and adapt to reality. No change can be done instantly. Coba cari cara lo sendiri untuk menerapkan best practices tersebut tanpa mengorbankan pengembangan bisnis dan membuat disruption di dalam squad yang akan lo masuki.

Kalau gue sendiri biasanya suka melakukan inisiatif untuk melakukan development pertama (initialization) ketika project dimulai sehingga gue bisa memberikan contoh dan arahan kepada teman-teman developer lain. First code ini sangat menentukan hasil akhir dari service yang akan teman-teman bangun.

Bagaimana kalau kita masuk di tengah-tengah project yang sedang berlajan?

Saran gue adalah ikuti konvensi dan way of coding yang sudah diterapkan. Nanti ketika development berjalan lancar dan ada waktu kosong sebelum project direlease, lo bisa membuat branch khusus untuk refactor code.

Silahkan mengekspresikan best practices yang pernah lo pelajari di bootcamp kemarin pada kesempatan ini. Pastikan juga untuk melakukan refactor dengan TDD agar hasil akhir nanti minim defect. Jangan lupa jelaskan juga ke teman-teman dev lain agar ilmu bootcamp itu juga dapat berguna dan digunakan oleh teman-teman dev lainnya.

Gue yakin dan percaya bahwa apa yang gue ubah kecil-kecilan saat ini dapat berdampak positif untuk Jenius ke depannya. So start small, achieve big later.

Rotasi Role, Squad, dan Project selama di Jenius

Pengalaman rotasi ini sebenarnya sangat bergantung dengan kondisi bisnis di direktorat teman-teman nanti. Pastinya tidak semua lulusan CHIP akan mengalami rotasi dan pengalaman yang sama dengan yang gue alami. Singkatnya, selama 1.5 tahun gue di Jenius, gue sudah dirotasikan ke:

  • 2 Tribe
  • 4 Squad
  • 1 Role
  • 8 Projects

Bisa dikatakan dalam setiap -+ 3 bulan, gue dirotasikan ke project baru. Setiap 2 project selesai, gue dirotasikan ke squad lain.

Jika di squad-squad pada tribe tersebut sudah tidak ada project, gue dirotasikan ke squad di tribe baru yang memiliki project besar. Bisa dikatakan kehidupan gue di Jenius sangat nomaden dan Agile (ah gila kale).

Dari kesempatan-kesempatan itu, ada satu project yang benar-benar gue kenang. Gue pernah diberikan kepercayaan untuk initialize 1 project besar secara end-to-end. That’s right, gue diminta untuk melakukan product research, validasi data, system architecture, build development plan, present the plan to product head & initialize the service development. Project ini bernama: Upcoming Online Subscription List.

It was… awesome?

Project ini sebenarnya adalah ide dari kakak product owner lulusan Corporate Acceleration Program(CAP) & beliau menargetkan riset product ini dapat selesai dalam satu sprint (2 minggu) dan dapat langsung mulai development project di sprint berikutnya. Percayalah, gue shock dan hampir gabisa tidur tenang selama 2 minggu itu.

Sehari-hari gue selama mengerjakan project ini adalah:

riset -> validasi ->meeting -> repeat.

Meeting ini juga tidak main main, gue melakukan brainstorm bersama para tech lead dan senior dev dari squad lain untuk merancang arsitektur yang efektif dan dapat perform under heavy requests. Setelah selesai meeting dengan tech, gue akan melaporkan hasilnya langsung ke product owner & tech lead di squad gue.

Setelah PO & TL gue puas dengan hasil risetnya, gue diminta untuk mempersiapkan presentasi proposal development plan kepada Product Head, by the end of the day.

Agile banget kan?

Kebetulan sih memang saat itu sudah mendekati end of product development plan planning di kalangan leaders. Jadi ya gue maklumin saja. Setelah gue present hasil ke product head dan approved, gue diminta untuk kolaborasi dengan PO & TL untuk membuat tiket-tiket development sesuai plan.

Gue merancang supaya development backend diprioritaskan dahulu karena gue ingin memberikan space untuk UI/UX designer untuk merancang experience terbaik untuk user nanti. Setelah Copy (translations) & UI design lengkap, baru akan melakukan development di frontend. Syukurlah plan ini berjalan lancar dan fitur ini bisa diluncurkan pada bulan Juni 2021.

Gue bersyukur bisa mendapatkan pengalaman berharga ini dan gue berharap teman-teman CHIP lainnya juga bisa mengalaminya.

Additional Supplement for Career Acceleration

Ada beberapa benefit tambahan yang hanya bisa didapatkan oleh teman-teman lulusan program akselerasi. Benefit yang paling keren adalah exposure bakat teman-teman ke social media milik Bank BTPN.

Jika teman-teman perhatikan di LinkedIn milik Bank BTPN, banyak sekali post tentang pengalaman & achievement teman-teman akselerasi program. Kesempatan ini sangat terbuka kepada teman-teman yang suka sharing pengalaman.

MC & Panitia Penyambutan CHIP #8

Teman-teman yang memiliki passion lain selain menjadi digital savvy juga sangat diuntungkan disini.

Sejujurnya, sebelum gue masuk program CHIP ini, passion gue adalah menjadi penyiar radio & menjadi master of ceremony. Bukan menjadi tukang ketik hehe. Passion ini dinotice oleh teman-teman HCBP dan gue pernah diminta untuk mengisi podcast series dari Bank BTPN dan menjadi master of ceremony di acara penyambutan angkatan CHIP terbaru.

So, apapun passion teman-teman, pastikan teman-teman HCBP tau agar passion teman-teman dapat berkembang bersama Bank BTPN!

Ada juga benefit yang bisa didapatkan oleh semua karyawan full time Bank BTPN. Semua karyawan mendapatkan kesempatan untuk menentukan self-development plan dan diberikan fasilitas akses ke online course (udemy, coursera, linkedIn learning) dan offline courses (sertifikasi profesi, softskill coaching, mental & financial health webinar, etc).

Semua yang kita ikuti dan selesaikan pada online maupun offline course tersebut akan tercatat dalam sistem performance appraisal dan menjadi salah satu faktor penentu kenaikan jabatan pada periode berikutnya.

So far, gue sendiri sudah menyelesaikan 5 offline course, 2 online specialization course di coursera, dan 3 technical skill course di udemy.

Dengan suplemen tambahan ini, gue yakin teman-teman CHIP akan selalu berkembang menjadi diri yang lebih baik dan harapannya dapat diiringi dengan kenaikan jabatan yang sesuai dengan progres teman-teman.

In conclusion, You’re running fast on the right track

Gue merasa bahwa apa yang gue lalui selama dua tahun belakang ini tidak ada yang sia-sia. Semua pengalaman kerja diiringi dengan self development & self actualization ini mengarahkan gue menjadi diri gue yang jauh lebih baik & valuable dibandingkan dua tahun yang lalu. Life lesson yang gue dapatkan:

  1. Not all the best is the best for all situation
  2. Small changes lead us to bigger achievement
  3. Be unique you & make better world with your uniqueness
  4. Take every opportunity to be a better version of you

cie bener ya life lesson yang gue dapatkan. Oh ya, bagi teman-teman yang ingin berdiskusi mengenai apa pun, gue sangat open untuk berkoneksi dengan teman-teman melalui LinkedIn.

See you on another story!

--

--

Raymundus Jati Primanda

Hey there! I'm a passionate IT professional who loves to wear different hats: a full stack developer, an IT Trainer, and now as IT Business Enabler at a Bank