Being a Technical Writer? It’s a Trap!

Mutiara Auliya
5 min readMay 6, 2020

--

Pekerjaan technical writer mungkin belum terlalu familiar di Indonesia. Tapi tahukah kamu bahwa menjadi seorang technical writer hampir mirip seperti Jarvis di Iron Man? Ketahui beberapa hal yang harus kamu tau sebelum menjadi seorang technical writer. Being a technical writer? It’s a trap!

Pexels
Pexels

Sebelumnya, apa yang kamu ketahui tentang pekerjaan sebagai technical writer?

A technical writer is a professional information communicator whose task is to transfer information (knowledge) between two or more parties, through any medium that best facilitates the transfer and comprehension of the information. — Wikipedia

Technical writer sebenarnya hampir mirip dengan penulis pada umumnya. Apa aja kerjaannya? Ya nulis. Technical writer sebenarnya merupakan “jembatan” antara:

  • perusahaan dengan customer
  • produk dengan user
  • sysadmin dengan user
  • developer dengan user
  • tim teknis dengan marketing/ sales
  • tim teknis dengan customer support

Apa Saja Skill yang Dibutuhkan?

Sudah hampir 5 tahun saya menjadi technical writer di dunia startup dan industri teknologi. Menurut saya, ada beberapa skill dasar yang wajib kamu miliki seperti:

1. Kemampuan Berkomunikasi

Sebagai seorang penulis, kamu harus mampu berkomunikasi dengan berbagai kalangan. Terlebih lagi menjadi seorang technical writer yang harus menterjemahkan apa yang diinginkan tim teknis. Kamu harus mampu memahami apa yang mereka inginkan, bagaimana cara kerja sistem sehingga mudah dimengerti oleh orang awam, bagaimana cara termudah agar customer pemula dapat memahami produk dan layanan yang ditawarkan.

Technical Writers provide a key link between Google engineers, product managers, marketing associates, developer advocates, as well as client developers and users, tying together many vital but disparate parts of the Google ecosystem. — Google Developers

2. Mau Belajar

Belajar adalah kunci! Sebagai technical writer kamu harus tahu banyak hal. Sebagai contoh, harus menulis tentang cara membuat website . Tentu saja kamu harus tahu step by stepnya dan praktek! Bagaimana bisa kamu menulis sesuatu hal yang kamu sendiri belum pernah mencobanya? Bagaimana bisa kamu dapat membantu orang lain untuk memahami sesuatu hal tapi kamu sendiri tidak paham?

3. Skill Basic IT

Karena saya adalah technical writer di startup industri teknologi, otomatis harus mengetahui beberapa hal tentangnya. Kamu harus tau perkembangan dunia IT dan skill basic IT. Alangkah lebih baik lagi jika kamu berasal dari lulusan jurusan komputer atau sejenisnya. Setidaknya kamu tidak awam dengan dunia teknologi. Karena seperti kita ketahui bahwa kebanyakan anak IT agak kesulitan untuk menerjemahkan maksudnya kepada orang lain.

Menjadi seorang technical writer berarti mampu untuk menerjemahkan hal-hal teknis kepada user. Mereka harus tau step by stepnya dan selalu memposisikan dirinya menjadi customer.

Nggak semua developer bisa nulis dokumentasi dengan baik. Nggak percaya? Coba tanya teman kamu yang berprofesi sebagai programmer atau sysadmin :)

4. Mengetahui Linux, Server dan Pemrograman

Untuk skill keempat ini sebenarnya tidak wajib. Namun menurut pengalaman saya, seorang technical writer harus tahu tentang Linux, Server dan Pemrograman. Mungkin ini cocok untuk technical writer yang bertugas untuk menulis panduan atau user guide di perusahaan produk & software solution, software house, internet provider and domain and hosting provider.

5. Kemampuan Menulis SEO dan Marketing

Walaupun kita berkutat dengan dunia teknis, namun kita tetap penulis. Penulis yang harus memperhatikan kaidah SEO (Search Engine Optimization) dalam setiap tutorial dan user guidenya. Selain membantu customer dalam memahami produk, salah satu goal technical writer yaitu membantu SEO Specialist untuk menjaga traffic website. Kamu harus tahu beberapa teknis penulisan SEO seperti bagaimana menulis judul, berapa jumlah kata, penulisan slug, metadata dan sebagainya.

Namun ingat! Technical writer bukan content writer yang selalu “nurut” kaidah SEO. Tidak perlu harus 3000 kata, tidak perlu sesuai dengan penulisan judul yang baik, tidak perlu aturan link artikel. Tujuan utama kita yaitu tetap mempermudah customer dalam memahami produk.

Technical Writer Lifehacks

Saya ingin berbagi pengalaman, tips dan beberapa tools yang biasa digunakan ketika bekerja:

  1. Ketahui pekerjaan kamu — Ada beberapa macam pekerjaan yang dilakukan technical writer misalnya menulis user guide, menulis tutorial/ panduan, dokumentasi program, dokumentasi fungsional program, atau user manual. Technical writer yang menulis user guide produk akan berbeda dengan technical writer yang menulis dokumentasi program.
  2. Ketahui environment perusahaan — Environment pekerjaan di setiap perusahaan berbeda. Yang paling penting adalah seorang technical writer mampu berkomunikasi dengan Tim Teknis, Developer ataupun Sysadmin.
  3. Tulis dan Praktek — Selalu siapkan notes dan bolpen ya. Misalnya kamu mendapatkan tugas untuk membuat panduan cara install WordPress di Hosting. Jika belum paham, kamu harus minta Tim Teknis untuk menjelaskan step by stepnya lalu tulis di notes. Kamu bisa buat flowchart agar lebih mudah. Setelah itu, praktekkan dan jangan lupa screenshot untuk kebutuhan penulisan.
  4. Tools dan Teknik Penulisan — Untuk tools, tergantung perusahaan menggunakan apa. Tools yang saya gunakan yaitu Stackedit (untuk menulis Markdown), Trello (untuk koordinasi tim), Google Drive (untuk menyimpan user guide). Untuk teknis penulisan, saya selalu menggunakan heading dalam tutorial, link ke tutorial lain, selalu meletakkan gambar, selalu meletakkan script, dan selalu memberi solusi terbaik.
  5. Always Write with Love! — Walaupun menulis teknis, kamu harus tetap memperhatikan customer. Disini customer adalah sebagai pembaca. Walaupun ada beberapa jenis customer, namun selalu posisikan kamu sebagai customer pemula. Tulis dengan bahasa yang baik, formal namun tetap komunikatif, letakkan gambar yang sesuai dan jangan lupa kaidah SEO.

Being a Technical Writer? It’s a Trap!

Agak aneh ya judulnya? :) Sebenarnya ini lebih ke sharing pengalaman saya sebagai seorang technical writer. Sejak 2016, saya bergabung menjadi seorang technical writer di salah satu provider domain dan hosting di Indonesia, DomaiNesia. Bermula saya suka nulis, suka oprek linux, dan kebetulan saya juga anak IT, jadi iseng aja daftar. Dan ternyata kebiasaan untuk selalu mendokumentasikan apa yang saya oprek itu bermanfaat untuk menjadi seorang technical writer (padahal dulu cuman supaya nggak lupa).

domainesia.com/panduan

Menjadi technical writer di startup teknologi merupakan tantangan tersendiri. Apalagi dulu saya setahun sempat bekerja remote. Kamu perlu untuk mengoprek sendiri beberapa list task yang harus ditulis. Itulah mengapa pengetahuan Linux, Server dan beberapa Pemrograman diperlukan. Kamu harus tau flow tutorial yang harus ditulis. Terlebih lagi jika Tim Teknis atau Sysadmin sibuk mengurus server, kamu harus ekstra sabar :”) Kamu harus bisa survive belajar sendiri tentang produk yang ingin ditulis. Disitulah saya merasa Alhamdulillah, disaat teman-teman saya tidur, saya ngoprek. Disaat teman-teman saya anti Linux, saya takjub dengan tulisan yang ada di terminal Linux. Namun dibalik itu semua, kamu akan memiliki kepuasan tersendiri apabila customer paham dan mengerti tentang layanan yang ditulis. Apalagi jika rumit seperti Cara Install Golang di Hosting.

Bagi kamu yang ingin mencoba menjadi seorang technical writer, jangan takut. Nggak ada yang salah dengan jebakan lho! Mulai aja dulu. Dan selalu posisikan diri kamu sebagai customer ya. Always creating user guide with love!

Wanna talk? Please send me an email at me@mutiarauliya.com.

Referensi:

--

--

Mutiara Auliya

Technical Writer, Data and Artificial Intelligence Enthusiast, Love Linux. Multi dimensional array it’s called tensor. me@mutiarauliya.com