Cerita anak FMIPA membuat film

cerita tentang kumpulan amatiran yang berminat membuat film serius

Zaenal Muttaqien
4 min readApr 22, 2020

Sinopsis

Setelah bertengkar dengan Sarah, Putra pergi dengan mobilnya. Perjalanan pulang Putra saat itu tidak akan pernah disangka olehnya. Emosi mengrogoti pikiran Putra sangat dalam. Emosi ini membawanya tenggelam pada impian yang sebenarnya ingin dia capai selama ini. Namun, Putra menyadari semua ini sudah terlambat.

Pra-Produksi

Dua tahun setelah film pertama sukses di urutan kedua, saya mulai menawarkan kembali pada kru dan pemeran sebelumnya untuk memproduksi film baru. Beberapa menolak karena alasan kesibukan pada urusan lain. Perlahan kami pun melakukan pendaftaran terbuka kru & pemeran film berurutan.

Pendaftaran kru disambut dengan baik oleh mahasiswa fakultas kami. Kebutuhan kru pun tertutup dengan seimbang sesuai kemampuan tiap individu. Tujuhbelas orang akhirnya menjadi kru film. Sayangnya kami tidak bisa mengambil semua yang mendaftar untuk menjadi kru. Berikut adalah nama dan jabatan di produksi film kami:

Produser : Zaenal (2016)
Line Prod. : Devira (2016)
Mene Prod. : Bebe (2016)
Sutradara : Pange (2016)
Astrada : Debby (2017)
Writer : Emi (2016)
DOP 1 : Ghinna/GC (2016)
DOP 2 : Hilman (2014)
Art Director : Sofia (2016)
Art Crew : Anis (2017)
Music Director : Rafidghadah (2016)
Camera : Nabila (2017) & Kevin (2017)
Editor : Kevin (2017)
Gaffer : Radit (2016)
PR : Anissya (2017)

Tibalah kami berkumpul bersama untuk berdiskusi. Setelah meluruskan visi bersama kami pun dibagi menjadi grup-grup kecil sesuai fokus masing-masing. Sebagian membicarakan teknis, dan sebagian lainnya membicarakan non-teknis. Hasil dari pertemuan itu pun adalah garis besar cerita yang nanti akan dituangkan.

Naskah sudah hampir selesai; kami membuka pendaftaran untuk pemeran. Lagi-lagi kami pun harus mengkurasi karna pendaftar yang melebihi kebutuhan. Besar harapan mereka bisa menemukan jalannya sendiri untuk berkembang. Dan, inilah pemeran yang bergabung dengan armada film:

Fikri (2016)
Marzha (2018)
Abigail (2016)
Tania (2016)
Reza (2016)

Sebenarnya sebelum Abigail dan Marzha casting saya sudah merasa mereka akan cocok menjadi bagian dari pemeran. Abigail pun sebenarnya tidak sengaja mengikuti casting. Dia kebetulan saat ada proses casting berada di dekat tempat casting. Dengan sedikit dorongan akhirnya Abigail mengikuti casting.

Produksi

Ini lah bagian terseru selama pembuatan film. Selain produktif kami pun menjadi saling mengenal satu sama lain. Kebersamaan ini membuat kami semakin positif dalam melalui proses pembuatan film. Walaupun sebetulnya kami bisa melakukan shooting dari pagi hingga tengah malam kadang rasa lelah terbayarkan.

Beragam tempat menjadi latar film kami. Tentu karena budget kami tidak seberapa kami pun mencari tempat yang minimal secara biaya tapi maksimal secara kualitas. Jalanan di Unpad, Taman Lansia, Kopi Warga Dago, Rumah Fikri, Rumah Oti(Sofia) dan klinik unpad menjadi tempat shooting kami.

Penuansaan di depan kamera sangat baik dilakukan Oti dan Anis. Begitu detil yang mereka lakukan untuk menata segala sesuatu kebutuhan di depan kamera. Dari mengatur kostum hingga properti yang dibutuhkan.

Pembuatan soundtrack dan foley dikerjakan secara terpisah oleh Rafid dengan arahan dari Pange. Walaupun tidak hadir saat proses shooting, ia memiliki kemampuan untuk mengerti bagaimana penuansaan suara yang baik.

Dalam pelaksanaan pun jadwal yang dibuat Devira bisa diterjemahkan baik oleh Deby sebagai astrada dalam menentukan shotlist, sehingga jadwal shooting pun bisa memiliki sisa waktu yang digunakan untuk melakukan shooting ulang pada bagian-bagian yang dirasa perlu diperbaiki.

Dari tahap shooting para pemeran menunjukan kemampuannya yang apik. Abigail walaupun sudah berakting dengan baik tetap bertanya soal penampilannya di depan kamera. Marzha terlihat canggung saat di belakang kamera tapi, apa yang dilakukannya di depan kamera sangat lah all-out. Sementara Fikri, ia menunjukan kualitas terbaiknya sebagai pemeran utama terutama dalam pendalaman karater. Tania dan Reza sukses membuat karakter minor menjadi terasa besar namun tetap pada porsinya.

Pasca-Produksi

Di tahap ini kami sangat tidak sabar dengan hasilnya. Mungkin di tahap ini tidak banyak yang bisa dibicarakan. Walaupun kami optimis, rasa penasaran dan takut tetap menghantui hingga akhirnya selesai tahap ini selesai.

Proses editing sendiri dilakukan di Bandung. Ini juga merupakan tantangan karena sebagian besar kru berada di Jatinangor. Bersyukurlah internet Unpad sangat cepat sehingga beberapa data yang diperlukan tidak perlu menunggu waktu yang lama

Hasil

Pada hari pemutaran film sangat kebetulan sekali semua kru dan pemeran berhalangan hadir. Saya sendiri hanya bisa hadir sebentar. Akhirnya pengumuman juara diwakilkan oleh panitia

Kerja keras kami terbayarkan. Menempati juara ke-2 lagi di ajang ini. Memang tidak meningkat jadi juara ke-1, yang jelas kami merasakan peningkatan kualitas film yang kami buat. Dan, saya pribadi sangat berterima kasih kepada masing-masing orang yang terlibat dalam pembuatan film ini.

Pranalar

Naskah

Film

--

--