Orange Daisy: Airport

midori
2 min readSep 9, 2022

--

di taman bandara

“ Bib, mau keripik tempe? Aku bukain ya sama kopi kaleng?” Tanya Mile

“ boleh Mile” jawab Bible sambil tersenyum

Setelah keripik tempe hampir habis, Bible membuka obrolan.

“ Mile, kamu disana yang betah ya. Jangan pikirin aku disini, jangan merasa bersalah. Live your life. Kamu harus bahagia disana. American sun will brighten and lighten your color

“ Bib, maa….

“sssst aku udah bilang jangan merasa bersalah. Kamu gak perlu minta maaf. Kamu cukup janji sama aku kalau kamu akan hidup bahagia disana. Karena aku pun sama, aku akan menjalani hidupku dengan bahagia disini.”

“Bib, aku masih boleh hubungi kamu kan?”

“tentu, kamu satu — satunya temanku. Aku mungkin kehilangan kekasihku tapi aku gak mau harus kehilangan sahabatku, teman dekatku.”

“Bib..aku…”

“ Mile, aku mau sampaikan sesuatu, dengerin ya..”

Mile hanya mengangguk

“ Mile, kehadiran kamu dihidupku itu berkah buatku. You as a lover or you as a friend sama sama pentingnya buatku. Karena before a boyfriend you are my friend. My one and only friend. My precious friend. That thing will never change. Aku mau terima kasih sama kamu karena udah hadir dihidup aku, karena udah mau copotin earphone di telinga aku, karena udah mau ngasih aku kopi kalengan kamu, keripik tempe kamu. Terima kasih sudah datang bersama dengan orange daisy. Karena kamu hadir, aku mulai peduli dengan sekitarku. Aku mulai menurunkan tembok ku. Karena kamu aku berani untuk menerima orang baru, karena kamu aku berani untuk mencintai seseorang. You are my orange daisy, kamu ngasih aku kehangatan, kamu ngasih aku sukacita dan juga semangat. Thank you. Thank you for coloring my monochrome life. Terimakasih karena aku mengalami itu semua dengan kamu. Aku akan melepas kamu disini. Karena aku tau dan mengerti sekarang, Tuhan mempertemukan kita untuk memberikanku pelajaran bahwa hidup itu lebih indah jika kita mau menerima orang lain dan merasakan cinta. Pertemuan kita, kamu adalah chapter terpenting dalam hidup aku. Terimakasih telah pernah memilihku. Let me say it for the last time. I Love You, Mile. Please be happy cause I will. ”

Pengeras suara bandara sudah ribut menyebutkan maskapai yang akan Mile gunkan akan segera berangkat. waktu Mile dan Bible sudah habis. kemudian keduanya saling berpelukan dengan tangis yang sulit ditahan. Keduanya sudah ikhlas dengan apa yang terjadi. keduanya telah menerima apapun yang ditakdirkan kepada mereka. Sampai akhir Bible disana mengantar Mile dengan senyum. Sebelum masuk dan menghilang, Mile menggumamkan sesuatu yang kemudian dibalas gumaman oleh Bible.

I love you

I love you too and thank you

--

--