Financial Statement Checking

My Skill
6 min readAug 2, 2023

--

Personal Finance Series from Career & Self Development Path MySkill.id

A. Personal Wealth Records

Personal wealth records atau catatan kekayaan pribadi ini tidak hanya dimiliki oleh perusahaan saja. Setiap orang juga perlu memiliki catatan keuangan agar mengetahui berapa jumlah aset, kekayaan bersih, jumlah pengeluaran, dan sebagainya.

Catatan kekayaan pribadi merupakan laporan untuk mengetahui kekayaan bersih pribadi (net worth statement). Net worth ialah selisih antara aset dengan utang. Net worth bisa diketahui dengan melihat hasil dari nilai seluruh aset dikurangi utang. Dari hasil tersebut maka akan diketahui apakah keuangan seseorang dalam kondisi baik atau justru sebaliknya.

Net Worth = Aset — Utang

Aset adalah sumber daya yang memiliki nilai ekonomi, nilai tukar, serta nilai komersial. Terdapat tiga hal yang bisa disebut sebagai aset, yaitu:

  • Kas dan setara kas (liquid assets): Aset ini mudah sekali untuk ditarik atau dilikuidasi menjadi kas. Jadi, bisa dipakai untuk segala kebutuhan.
  • Aset pribadi (personal assets): Aset satu ini ialah aset yang dipakai secara pribadi. Misalnya, kamu memiliki rumah namun saat ini dijadikan sebagai tempat tinggal.
  • Aset investasi (investment assets): Aset yang bisa mendatangkan keuntungan pengembalian di masa depan. Aset investasi bentuknya beragam, seperti properti, obligasi, saham, real estate, dan sebagainya.

Utang adalah sesuatu yang dipinjam dari pihak lain dan wajib dibayarkan. Berdasarkan jangka waktunya, utang dibedakan menjadi dua, yaitu:

  • Utang jangka pendek: Utang yang harus dibayarkan dalam waktu singkat, misal satu tahun.
  • Utang jangka panjang: Utang yang harus dilunasi dalam jangka waktu panjang, misal sepuluh tahun.

Contoh catatan kekayaan pribadi

Laporan catatan kekayaan Bapak A. Sumber: MySkill.id

Seperti di neraca perusahaan, total aset harus sama dengan laba bersih. Kekayaan bersih itu bentuknya seperti modal kalau di perusahaan. Nah, kalau kita lihat Bapak A memiliki total kas dan setara kas sebesar Rp88 juta yang terdiri dari tabungan sebesar Rp30 juta dan deposito sebesar Rp58 juta.

Selanjutnya, Bapak A memiliki aset pribadi berupa rumah tinggal, mobil, dan barang kepemilikan pribadi, yang totalnya Rp720 juta. Kemudian, aset investasi yang terdiri dari rumah sewa, reksadana, saham, simpanan pensiun dengan total Rp1,4 miliar. Jadi, dari catatan keuangan tersebut bisa diketahui bahwa Bapak A memiliki total aset senilai Rp2,2 miliar.

Di sisi lain, ternyata Bapak A mempunyai utang kartu kredit Rp30 juta serta utang jangka panjang sebesar Rp555 juta. Jika dijumlahkan, total utang Bapak A ialah Rp585 juta.

Nah, nilai kekayaan bersih Bapak A, hasil dari aset dikurangi utang sekitar Rp1,6 miliar.

B. Cashflow Records

Setelah mengetahui kondisi keuangan pribadi lewat jumlah kekayaan bersih, hal lain yang juga penting dicari tahu ialah arus kas. Cashflow records atau catatan arus kas merupakan laporan yang berisi uang masuk (arus kas masuk) dan uang keluar (arus kas keluar).

Arus kas masuk, antara lain:

  • Gaji dan upah
  • Nilai tunai asuransi jiwa dwiguna
  • Pembayaran pensiunan
  • Penerimaan bunga pinjaman dan dividen
  • Pendapatan sewa
  • Dana pinjaman
  • Pengembalian pajak
  • Penjualan aset

Arus kas keluar, antara lain:

  • Pembayaran sewa rumah
  • Premi asuransi
  • Tabungan atau investasi
  • Pembayaran pinjaman
  • Biaya hidup
  • Hiburan
  • Pembayaran pajak
  • Biaya lain-lain

Contoh catatan arus kas

Laporan arus kas Bapak A. Sumber: MySkill.id

Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa Bapak A memiliki arus kas masuk dari gaji, bonus dan tunjangan, deviden saham, pendapatan sewa, serta pendapatan bunga dengan total Rp234 juta.

Kemudian, arus kas keluar Bapak A untuk tabungan dan investasi sebesar Rp18 juta. Pengeluaran tetap untuk KPR, KKB, dan premi asuransi sejumlah Rp88 juta. Ditambah pengeluaran variabel sebesar Rp66 juta. Total kas keluar Bapak A sebesar Rp172 juta.

Jadi, sebenarnya Bapak A masih memiliki pengeluaran yang lebih sedikit dari kas masuk. Bapak A mempunyai nilai bersih arus kas masuk sebesar Rp62 juta.

C. Financial Ratio

Mengecek rasio finansial sangat penting dilakukan untuk mengetahui kondisi keuangan pribadi. Rasio finansial juga bisa dijadikan acuan untuk menyusun strategi financial planning. Ada beberapa rasio yang perlu dicek, mulai dari rasio likuiditas sampai rasio perbandingan nilai aset investasi bersih terhadap net worth.

1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas termasuk rasio pertama yang harus dicek. Rasio likuiditas dapat menunjukkan berapa bulan kita dapat bertahan apabila sedang tidak memiliki pendapatan. Syaratnya, kas dan setara kas itu harus minimal antara 3–6 bulan pengeluaran kita. Sebenarnya hal itu tergantung dari tanggungan yang dimiliki.

Saat berada pada kondisi tidak ada pendapatan, bisa juga menggunakan dana darurat. Apabila kita bisa bertahan dalam waktu lebih dari 3–6 bulan tanpa pendapatan berarti kondisi keuangan kita baik. Sebaliknya, jika kas dan setara kas kurang dari pengeluaran bulanan selama tiga bulan, artinya kondisi keuangan termasuk tidak bagus.

Contoh kasus rasio likuiditas Bapak A

Bapak A memiliki kas dan setara kas sebesar Rp88 juta, dengan pengeluaran bulanan Rp14,3 juta. Jadi, kalau dihitung-hitung, rasio likuiditas Bapak A ialah sekitar 6 bulan. Dapat disimpulkan bahwa Bapak A memiliki kondisi keuangan yang baik.

2. Rasio Aset Likuid Terhadap Net Worth

Aset likuid ialah harta yang bisa dengan cepat dicairkan ketika kita butuh. Dari rasio aset likuid terhadap net worth kita bisa melihat berapa banyak jumlah aset likuid yang dimiliki dibandingkan net worth. Aset likuid yang baik adalah di atas 15%, sementara yang kurang baik adalah di bawah 15%.

Contoh kasus rasio aset likuid terhadap net worth

Bapak A memiliki aset likuid dari tabungan dan deposito sebesar Rp88 juta. Sementara, nilai kekayaan bersihnya Rp1,6 miliar. Hal tersebut menunjukkan aset likuid Bapak A hanya sebesar 5,4%. Sementara rasio yang baik adalah lebih dari 15%. Sehingga Bapak A harus meningkatkan jumlah aset likuidnya.

3. Rasio Tabungan

Rasio tabungan ini menunjukkan berapa banyak tabungan yang dimiliki dibandingkan dengan pendapatan kotor. Dengan kata lain, dari semua pendapatan, ada berapa yang akhirnya bisa ditabungkan. Rasio tabungan yang baik adalah di atas 10%, sebaliknya kurang baik kalau di bawah 10%.

Contoh kasus rasio tabungan Bapak A

Bapak A memiliki tabungan Rp18 juta, sementara pendapatannya Rp234 juta. Kalau dihitung, rasio tabunga Bapak A sebesar 7,7%. Yang artinya kondisi tersebut kurang baik karena masih di bawah 10% dari pendapatan kotor. Bapak A memiliki pendapatan yang cukup besar tapi belum bisa menabung dalam jumlah banyak.

4. Rasio Perbandingan Utang: Aset (Debt to Assets Ratio)

Rasio debt to assets ratio dapat menunjukkan kemampuan seseorang dalam melunasi utangnya. Kalau nilainya di bawah 50% berarti rasio perbandingan utang dengan asetnya baik. Sebaliknya, kalau di atas 50% berarti kurang baik.

Contoh kasus rasio perbandingan utang aset Bapak A

Bapak A memiliki total utang sebesar Rp585 juta, dibandingkan dengan total aset senilai Rp2,2 miliar. Artinya Bapak A mempunyai perbandingan sekitar 26%, kalau dilihat ternyata kondisi keuangannya cukup baik karena di bawah 50%.

5. Rasio Kemampuan Pelunasan Utang

Rasio kemampuan pelunasan utang menunjukkan berapa banyak pendapatan yang dibutuhkan untuk membayar total utang tahunan. Kalau nilainya di bawah 35% berarti rasio kemampuan pelunasannya baik. Sementara, kalau di atas 35% artinya kurang baik.

Contoh kasus rasio kemampuan pelunasan utang

Pembayaran pinjaman Bapak A mencapai Rp88 juta, dari total pendapatan sebesar Rp234 juta. Artinya sekitar 37% pendapatan Bapak A dipakai untuk melunasi pinjaman. Kalau dilihat dari rasionya 37% ini kurang baik. Diharapkan Bapak A bisa meningkatkan penghasilannya atau mungkin segera melunasi pinjamannya.

6. Rasio Perbandingan Nilai Aset Investasi Bersih terhadap Net Worth

Rasio yang terakhir ini untuk menunjukkan kemampuan seseorang untuk melipatgandakan total capitalnya. Kalau di atas 50% berarti rasio perbandingan nilai aset investasi bersih terhadap net worth-nya baik. Sementara, kalau di bawah 50% berarti sebaliknya.

Contoh kasus perbandingan nilai aset investasi bersih terhadap net worth

Bapak A memiliki aset investasi sekitar Rp1,4 miliar dari total aset Rp2,2 miliar. Sementara net worth-nya Rp1,6 miliar. Secara hitungan, Bapak A memiliki kurang lebih 86% artinya rasio investasi Bapak A ini sudah cukup baik.

Learn More via: https://myskill.id/course/financial-statement-checking

--

--