Personal Finance Fundamental

My Skill
5 min readAug 1, 2023

--

Personal Finance Series from Career & Self Development Path MySkill.id

Financial Planning Introduction

Apa Itu Financial Planning?

Perencanaan keuangan berarti proses melihat keadaan keuangan serta berusaha membuat rencana sedemikian rupa untuk mewujudkan tujuan dalam hidup.

Perencanaan keuangan juga bisa dikatakan sebagai proses seseorang mencapai tujuan hidup melalui manajemen keuangan secara terintegrasi dan terencana. Mengingat di setiap fase kehidupan, kita pasti memiliki tujuan hidup atau pencapaian sesuai fase masing-masing.

Dengan melakukan perencanaan keuangan, kita bisa menangani manajemen keuangan secara menyeluruh dari segi investasi, pajak, pensiun, pendidikan anak, dan lain-lain secara lebih komprehensif. Tentunya disesuaikan dengan tujuan spesifik yang ingin dicapai dalam jangka waktu pendek, menengah, atau panjang.

Kenapa Harus Direncanakan?

Karena dalam hidup kita, semua membutuhkan uang, sedangkan uang adalah sumber daya yang terbatas. Oleh karena itu, uang harus dikelola dengan baik dan benar agar kita mengerti dampak dari setiap keputusan keuangan yang dibuat terhadap situasi diri sendiri maupun orang terdekat.

Misalnya, seseorang berencana untuk membeli rumah dalam waktu dekat. Pasti akan sedikit mengganggu cash flow, ada cost lain yang terpotong, mungkin dari cost hiburan, cost memberi kepada sesama, dan sebagainya.

Nah, itulah kenapa pentingnya sebuah perencanaan keuangan untuk menemukan rencana paling cerdas dalam mewujudkan impian. Serta mencari titik balance bagaimana impian bisa tercapai tapi sesuai dengan standar yang diharapkan.

Siapa yang Harus Bisa Melakukan Perencanaan Keuangan?

Semua orang harus bisa melakukan perencanaan keuangan, mulai dari orang tua, muda, lajang, berkeluarga, kaya, miskin. Setiap orang harus bisa merencanakan dan mengatur keuangannya sendiri. Sebab, financial planning adalah alat untuk mencapai kebutuhan keuangan saat ini dan masa depan.

Planner of Financial Planning

Life-Cycle Diagram

Life-Cycle Diagram. Sumber: MySkill.id

Melihat life-cycle diagram di atas, yang paling kiri adalah masa ketika kita mulai produktif, mulai bekerja, dan harus membuat pondasi dari segala keuangan kita.

Fase tersebut disebut sebagai wealth protection, fase harus mulai untuk mengumpulkan kekayaan sambil berjaga-jaga mempersiapkan dana darurat, asuransi, dan harus memastikan bahwa setidaknya dalam mendukung semua pencapaian ke depan itu kita ada dasar yang kuat. Ketika ada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi, kita sudah memiliki persiapan keuangan yang cukup.

Lalu di fase kedua, saat masih produktif dan masuk ke masa wealth accumulation ketika kita sudah selesai menyiapkan semua proteksi tadi. Di fase ini harus belajar untuk menyiapkan dana pensiun, investasi, belajar mengembangkan kekayaan. Ini adalah masa yang sangat tepat untuk berkenalan dengan produk-produk finansial. Lantaran masa produktif itu tidak berlangsung selamanya, akan ada fase pendapatan menurun seiring bertambahnya usia.

Setelah mencapai titik puncak pastinya ada penurunan, misalnya mulai memasuki masa pensiun. Di tahap ini, uang yang dikumpulkan sejak fase wealth protection akan terpakai sedikit demi sedikit. Masa ini berlanjut sampai tua dan masuk ke wealth distribution. Kalau memiliki aset yang cukup, kita bisa mewariskan ke generasi selanjutnya, anak dan cucu.

Tujuan Utama Perencanaan Keuangan

Tujuan utama dari perencanaan keuangan itu sebenarnya adalah financial independence atau merdeka secara finansial, sehingga bisa hidup dengan nyaman, bebas utang, terproteksi secara finansial dari risiko yang mengintai, dan memiliki investasi.

Selain itu, financial freedom atau bebas finansial juga termasuk tujuan dari perencanaan keuangan. Financial freedom ialah tahap dimana passive income dari investasi sudah cukup untuk membiayai semua kebutuhan dan keinginan.

Piramida Perencanaan Keuangan

Piramida Perencanaan Keuangan. Sumber: Finansialku

Dari gambar piramida keuangan di atas, bisa dilihat kalau barisan segitiga paling bawah yang harus dikuatkan. Berkaitan dengan keamanan keuangan yang akan menjadi pondasi dan dasar tujuan keuangan. Pastikan sudah memiliki uang yang cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan memiliki dana darurat.

Fase 1 Cash Flow: Kita harus memastikan cash flow aman, bisa membayar cicilan kalau punya cicilan, memiliki dana darurat, dan sebagainya.

Fase 2 Manajemen Risiko: Di sini kita akan berkenalan dengan produk-produk asuransi, seperti asuransi kesehatan, asuransi jiwa, dan lain-lain. Hal itu guna menjaga dari hal-hal yang tidak diinginkan.

Fase 3 Investasi dan Tujuan Keuangan: Pada fase ini baru kita bisa berkenalan dengan produk investasi. Di sini kita akan melihat investasi mana yang bisa membantu mencapai financial goal.

Fase 4 Dana Hari Tua atau Pensiun dari Penghasilan Pasif: Di fase ini kita harus memilih portofolio aset, seperti properti yang bisa dijadikan kostan, instrumen saham, atau obligasi. Aset-aset tersebut nantinya bisa menjadi passive income.

Fase 5 Distribusi Kekayaan (Estate Planning): Tahap terakhir atau puncak dari perencanaan keuangan adalah waris dan hibah.

Financial Planning Steps

Langkah Memulai Financial Planning

Langkah 1: Tentukan tujuan keuanganmu.

Dalam menentukan tujuan, kamu bisa menyesuaikan dengan apa yang ingin dicapai sesuai jangka waktunya. Langkah pertama ini bisa menggunakan metode SMART, yaitu spesific, measureable, achievable, realistic, timing.

Contoh, menetapkan tujuan keuangan dengan metode SMART:

Spesific: Kamu ingin membeli laptop seharga Rp10 juta untuk keperluan kuliah dan kerja. Kemudian kamu menentukan spesifikasi dan merek laptop yang kamu inginkan terlebih dahulu.

Measureable: Pastikan tujuan tersebut bisa diukur dan bisa dipenuhi oleh keuanganmu. Laptop seharga Rp10 juta tersebut harus sesuai dengan jumlah pemasukan yang kamu miliki.

Achievable: Tujuan tersebut harus bisa diraih, misal dalam jangka waktu tiga bulan, enam bulan, atau satu tahun.

Realistic: Ketika kamu ingin membeli laptop seharga Rp10 juta dalam jangka waktu sebulan tapi belum punya tabungan sama sekali, pasti akan sulit mencapai tabungan itu karena kurang realistis. Supaya lebih realistis, kamu bisa memperpanjang jangka waktunya.

Timing: Harus ada jangka waktu yang jelas berapa lama ingin mencapai tujuan tersebut.

Langkah 2: Kumpulkan data yang relevan.

Data di sini berkaitan dengan data apakah kita sudah memiliki tabungan yang cukup sebelumnya. Jadi, kita bisa tahu pendapatan kita berapa sehingga bisa memperkirakan apakah bisa mencapai tujuan tersebut atau tidak.

Langkah 3: Analisa data yang telah dikumpulkan.

Setelah itu, mencari benang merah dan kesimpulan. Misalnya, ingin membeli laptop seharga Rp10 juta dalam jangka waktu satu tahun. Kita harus hitung, ketika ingin menabung Rp500 ribu per bulan dikali 12 bulan, baru mencapai Rp6 juta. Berarti strategi tersebut kurang tepat. Cari strategi lain yang lebih tepat, seperti memperpanjang jangka waktu atau menambah jumlah uang yang ditabung setiap bulannya.

Langkah 4: Buat strategi.

Buat strategi untuk mencapai target. Misalnya, memotong cost-cost lain guna mencapai target yang ingin dituju.

Langkah 5: Tetapkan rencana.

Kalau sudah menemukan strategi terbaik yang memungkinkan untuk dicapai, terapkan rencana tersebut.

Langkah 6: Monitor rencana.

Langkah terakhir untuk memulai financial planning adalah monitor rencana. Sebaik apa pun rencana kalau akhirnya tidak terealisasi, maka tidak akan menghasilkan apa pun. Oleh karena itu, penting untuk memonitor rencana sebab segala hal tidak bisa statis. Pantau apakah rencana tadi masih sesuai dengan strategi kita atau bisa diubah seiring berjalannya waktu.

Learn More via: https://myskill.id/course/personal-finance-fundamental

--

--