Product Requirement Document

My Skill
5 min readApr 28, 2023

--

Product Management Fundamental series from Product Management Path MySkill.id

Mengenal PRD

Product Requirement Document (PRD) adalah sebuah dokumen yang menggambarkan secara rinci tentang produk yang akan dikembangkan. Dokumen ini berisi spesifikasi teknis, fitur, dan fungsionalitas dari produk yang akan dibangun, serta tujuan bisnis dan persyaratan pengguna yang ingin dicapai. PRD bertujuan untuk memberikan panduan yang jelas bagi tim pengembang untuk membangun produk yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan perusahaan.

PRD biasanya dibuat oleh product manager atau tim produk dan akan menjadi acuan bagi tim pengembang, desainer, atau pihak terkait lainnya yang terlibat dalam proses pengembangan produk. Dokumen ini dapat berisi deskripsi produk secara keseluruhan, termasuk fitur dan fungsionalitas produk, persyaratan teknis, target pasar, dan tujuan bisnis.

PRD yang dibuat oleh product manager memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan produk. Berikut adalah beberapa alasan mengapa PRD penting dan harus dibuat oleh product manager dan dibagikan kepada seluruh stakeholder:

  1. Menjaga fokus dan tujuan yang jelas: Dengan membuat PRD, product manager dapat memastikan bahwa tim engineer, designer dan stakeholder lainya memiliki pemahaman yang jelas tentang tujuan dan fokus produk yang akan dikembangkan. Dengan demikian, PRD membantu memastikan bahwa engineer dan designer tidak terjebak dalam pengembangan fitur yang tidak relevan atau tidak diperlukan.
  2. Meningkatkan komunikasi: PRD membantu meningkatkan komunikasi dan kolaborasi antara tim produk, tim engineer, dan tim lain yang terkait dengan pengembangan produk. Dengan membahas dan memperjelas persyaratan produk dalam PRD, semua pihak yang terlibat dapat berkomunikasi dengan lebih efektif dan menghindari miskomunikasi.
  3. Memastikan pengembangan produk yang efisien: Dengan memiliki PRD yang jelas dan terstruktur, tim pengembang dapat lebih efisien dalam membangun produk karena mereka memiliki panduan yang jelas tentang persyaratan dan fitur yang harus dibuat. Ini juga dapat membantu mencegah pengulangan pekerjaan atau perbaikan yang tidak perlu.

PRD sangat penting dalam pengembangan produk karena membantu tim produk untuk memahami persyaratan dan kebutuhan pengguna secara mendalam, serta membantu mengidentifikasi tantangan dan hambatan yang mungkin dihadapi dalam proses pengembangan produk. PRD juga dapat membantu memastikan bahwa produk yang dikembangkan sesuai dengan visi dan strategi bisnis perusahaan.

Komponen Pada PRD

Contoh PRD. Sumber: Planio

Berikut adalah penjelasan mengenai beberapa komponen umum pada Product Requirement Document (PRD):

1. Background:

Bagian ini menjelaskan latar belakang pengembangan produk dan tujuan bisnis yang ingin dicapai. Di sini, product manager harus memberikan informasi mengenai alasan mengapa produk tersebut harus dibuat dan bagaimana produk tersebut dapat membantu perusahaan mencapai tujuan bisnis.

Contoh: Perusahaan X ingin membangun aplikasi mobile untuk membantu pengguna memesan tiket pesawat secara online. Hal ini dilakukan untuk memudahkan pengguna dalam melakukan pemesanan tiket pesawat tanpa harus pergi ke agen perjalanan atau bandara.

2. Target Pengguna:

Bagian ini menjelaskan target pengguna produk yang akan dibangun, seperti demografi, kebiasaan, preferensi, dan kebutuhan pengguna.

Contoh: Aplikasi mobile yang dibangun oleh perusahaan X ditargetkan untuk pengguna berusia 18–45 tahun yang aktif melakukan perjalanan udara.

3. Solusi:

Bagian ini menjelaskan solusi produk yang akan dibangun, seperti fitur dan fungsionalitas produk yang akan diberikan kepada pengguna.

Contoh: Aplikasi mobile yang dibangun oleh perusahaan X akan memiliki fitur-fitur seperti pencarian penerbangan, pemilihan kursi, pembayaran online, dan notifikasi perubahan jadwal penerbangan.

4. Hipotesis:

Bagian ini menjelaskan hipotesis atau asumsi yang mendasari pengembangan produk. Hal ini dapat berupa asumsi mengenai preferensi pengguna, penggunaan fitur tertentu, atau pengaruh produk terhadap bisnis.

Contoh: Perusahaan X berasumsi bahwa pengguna akan lebih memilih menggunakan aplikasi mobile untuk memesan tiket pesawat daripada menggunakan website perusahaan atau agen perjalanan lainnya.

5. Ukuran Keberhasilan:

Bagian ini menjelaskan metrik atau ukuran keberhasilan yang digunakan untuk mengevaluasi kesuksesan produk. Metrik ini harus terukur dan dapat diukur secara objektif.

Contoh: Perusahaan X menentukan bahwa aplikasi mobile mereka dianggap sukses jika jumlah pemesanan tiket pesawat melalui aplikasi mobile meningkat sebesar 20% dalam waktu enam bulan setelah peluncuran.

6. Fase Rilis:

Bagian ini menjelaskan rencana untuk peluncuran produk. Ini mencakup waktu, lokasi, dan strategi pemasaran yang akan digunakan untuk memperkenalkan produk kepada pasar.

Contoh: Aplikasi mobile yang dibangun oleh perusahaan X akan dirilis pada 15 Januari di tahun depan, dan akan diluncurkan secara bertahap di beberapa pasar, dimulai dari pasar domestik terlebih dahulu.

7. Risiko:

Bagian ini menjelaskan risiko-risiko yang mungkin dihadapi selama pengembangan produk, dan bagaimana cara mengurangi risiko tersebut.

Contoh: Risiko dalam pengembangan aplikasi mobile termasuk masalah teknis, keterlambatan pengembangan, dan kegagalan dalam mencapai target pengguna. Untuk mengurangi risiko, perusahaan X akan melakukan uji coba terlebih dahulu sebelum meluncurkan aplikasi ke pasar.

8. Sumber Daya:

Bagian ini menjelaskan seberapa banyak sumber daya (manusia, biaya, dan sebagainya) yang dibutuhkan untuk mengembangkan sebuah fitur/produk.

Contoh: Sebuah perusahaan berencana untuk mengembangkan aplikasi pemesanan makanan daring. Dalam PRD, perlu dijelaskan sumber daya tim yang diperlukan, seperti lima orang developer, seorang desainer UI/UX, dan seorang data engineer. Infrastruktur teknologi yang diperlukan juga perlu dijelaskan, seperti server hosting dan layanan cloud. Biaya pengembangan dan perkiraan waktu yang diperlukan juga harus dihitung dan dijelaskan dalam PRD, termasuk biaya untuk pengujian dan pengembangan produk serta tahapan pengembangan.

Contoh PRD yang Kurang Tepat

Judul: Aplikasi E-Commerce

Deskripsi Produk: Aplikasi e-commerce yang akan memungkinkan pengguna membeli produk dengan mudah.

Tujuan Produk: Aplikasi ini bertujuan untuk meningkatkan penjualan produk.

User Persona: Aplikasi ini ditargetkan kepada semua orang yang ingin berbelanja produk secara online.

Fitur dan Fungsi: Aplikasi ini akan menawarkan banyak produk dengan harga terjangkau.

Spesifikasi Teknis: Aplikasi ini akan menggunakan teknologi mobile.

Jadwal dan Biaya: Aplikasi ini akan selesai dalam waktu yang belum ditentukan dengan biaya pengembangan yang tidak pasti.

Dalam contoh di atas, PRD tidak cukup detail dan tidak memberikan informasi yang diperlukan. Tujuan produk dan user persona tidak dijelaskan dengan jelas, fitur dan fungsi tidak spesifik, dan spesifikasi teknis tidak memadai. Selain itu, jadwal dan biaya pengembangan tidak cukup spesifik. PRD harus mencakup informasi yang lebih rinci dan terperinci untuk memastikan pengembangan produk yang sukses.

Do’s and Don’ts dalam Penulisan PRD

Do’s:

  1. Jelaskan dengan jelas produk yang akan dibuat dan tujuannya.
  2. Tentukan user persona secara spesifik dan rinci.
  3. Buat daftar fitur dan fungsi yang ingin diimplementasikan dengan jelas.
  4. Tentukan spesifikasi teknis yang diperlukan.
  5. Tentukan jadwal dan resource untuk pengembangan produk secara rinci, seperti tim yang terlibat.
  6. Gunakan bahasa yang mudah dipahami dan jangan menggunakan jargon yang terlalu teknis.
  7. Sertakan contoh penggunaan dan skenario penggunaan yang jelas.
  8. Tetapkan kriteria kesuksesan dan metrik pengukuran keberhasilan produk.

Don’ts:

  1. Membuat PRD yang terlalu umum dan tidak spesifik.
  2. Menggunakan bahasa yang sulit dipahami oleh pengembang atau tim lainnya.
  3. Mengabaikan kebutuhan pengguna dan tujuan bisnis.
  4. Membuat PRD yang terlalu berbelit-belit.
  5. Mengabaikan keterbatasan teknis atau sumber daya yang tersedia untuk pengembangan produk.
  6. Membuat pernyataan atau menampilkan data yang tidak dapat diverifikasi atau jaminan palsu tentang produk yang akan dibuat.
  7. Mengabaikan kriteria kesuksesan dan metrik pengukuran keberhasilan produk.
  8. Menunda atau mengabaikan perubahan dan pembaruan pada PRD jika diperlukan.

Learn More via: https://myskill.id/course/product-requirement-document/

--

--