Case Study: Menambah Kemudahaan dan Pengalaman Pengguna di Aplikasi Pencatatan Usaha “Krealogi”

Nanakrisdianti
6 min readSep 30, 2022

--

Mockup new feature design

Proyek ini adalah bagian dari program pelatihan UI/UX oleh Skilvul, untuk program Digital Talent Sholarship UI/UX Design Mastery yang diselenggarakan oleh Kementerian Informasi dan Komunikasi (Kominfo). Krealogi merupakan Challenge Partner. Saya TIDAK bekerja atau dikontrak secara profesional oleh Krealogi.

Ketika saya menulis ini, posisi saya adalah karyawan yang baru saja (baca: 3 bulan) resign dari sebuah company, Juli 2022 lalu. Entah angin apa yang membawa kabar baik pengalaman ini, saya cukup berterimakasih. Proyek ini dimulai sejak akhir Juli lalu dan selesai di pertengahan Oktober 2022. Menuju penghujung pelatihan, tibalah saatnya saya menuliskan case study juga pengalaman yang telah didapat selama mengikuti pelatihan bersama dengan mentor.

Latar Belakang

Peserta pelatihan memilih satu case study yang menurutnya cocok, dan pada kesempatan ini saya memilih Krealogi.

Krealogi merupakan aplikasi pencatatan usaha, merupakan salah satu bagian dari Du Anyam. Menyadari pentingnya kegiatan pencatatan terlebih stok barang dan keuangan bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) krealogi hadir menawarkan kemudahan dengan teknologi yang ada. Kehadiran Krealogi menyempurnakan du Anyam tepatnya mendukung bagian supply chain (rantai pasok) UMKM.

User/pengguna produk

  • Gender tidak spesifik
  • Semua umur
  • Pemilik usaha kecil, mikro, dan ultra mikro
  • Rentang geografis tidak spesifik

Objektif

Sebagai aplikasi yang cukup baru, Krealogi ingin tetap menjaga kemudahan penggunaan dan meningkatkan pengalaman pengguna aplikasinya. Objektif yang diambil dalam case study ini adalah:

  • Mengetahui kemudahan dalam penggunaan aplikasi
  • Mengetahui kebutuhan pengguna dengan menampilkan transaksi terbanyak dan item paling banyak terjual
  • Menambahkan pengalaman pengguna dalam menyimpak kontak dan menghubungi customer
  • Mengetahui kebutuhan pengguna dalam melakukan pencatatan aset dan menelusuri riwayat aset dalam usahanya

Peran dalam Tim

Pada kelas A-33 Kelompok 5 saya berkolaborasi dengan 4 rekan saya yaitu: Danan, Teguh Arifianto, Alfian Nasir, dan Endah Puspita Sari. Dalam kurun waktu 3 bulan ini kami bersama sebagai kelompok, yang mempunyai tugas dan tanggungjawab yang sama untuk memenuhi challenge brief, diantaranya:

  • Riset pengguna
  • Mengumpulkan ide-ide
  • Membuat user flow dan wireframe
  • Membuat prototype produk
  • melakukan usability testing

PROSES DESAIN

Dalam pengerjalaan proyek yang bekerjasama dengan challenge partner Skilvul yakni Krealogi, kami menggunkan pola pikir design thingking (framework); inovatif & logis. Dikarenaakan dalam penyelesaian masalah perlu dilakuakan dari bawah ke atas, dari yang sederhana hingga paling kompleks untuk menciptakan ide-ide baru dan berbeda.

1 — Emphatize

Pada tahap pertama daalam design process ini, kami mengumpulkan informasi terkait aplikasi Krealogi. Dari pihak Krealogi sendiri, maupun dari pengguna Aplikasi Krealogi melalui feedback (umpan balik) pengguna di Play Store. Informasi yang kami kumpulkan tersebut cukup jelas memberikan gambaran kepada kami kebutuhan user maupun pengguna untuk pengembangan aplikasi ini kedepannya.

2 — Define

Setelah mendapatan cukup informasi tentang aplikasi Krealogi ,selanjutnya adalah mendefinisikan permsalahan tersebut, yang kemudian dicari solusi yang tepat, melalui tahap pain point, affinity diagram, dan how might we, menggunakan bantuan Figjam. Kami diskusi menggunakan bantuan sticky notes, dan voting menggunakan sticker.

Pain Points

“Pain points” bersumber dari empathize berdasar data-data yang telah dikumpulkan sebelumnya, dan di voting bersama dengan tim

Pain Points — UI/UX 3 — A33 / 5

How might we

Setelah menemukan masalah daan melalui proses voting, waktunya mendefinisikan permasalahan dengan membuat proses “How might we” (Bagaimana jika kita…) sebagai opportunity atau tujuan yang ingin dibuat. Kemudian masuk pada tahap voting “”How might we”

How Might We — UI/UX 3 — A33 / 5

3 — IDEATE

Pada tahap ini kami memulai untuk brainstorming ide berdasar “How might we”

Ideate — UI/UX 3 — A33 / 5

Affinty Diagram

Di tahap ini hasil brainstorming dikelompokkan berdasar kategori yang yang serupa dengan berdiskusi dengan tim

Affinity Diagram — UI/UX 3 — A33 / 5

Prioritization Idea

Memprioritaskan idea menjadi 4 diagram, dan kami mengerjakan 2 task yang berada pada 2 diagram yaitu do it now (fitur Customer Relationship) dan do later (fitur Asset tracking)

Prioritization Idea— UI/UX 3 — A33 / 5

4 — Prototype

Setelah mengetahui ide yang diprioritaskan, kemudian kelompok kami membuat interface berupa wireframe dan prototype

Setelah prototype selesai, hubungkan frame-frame di dalamnya dengan flow sambil kami mengevaluasi bersama tim internal, meminimalisir error sebelum bertemu dengan user

Userflow

Sebelum menginjak tahap pembuatan wireframe, kami membuat userflow atau kerangka/flow pengguna dalam melakukan sebuah task/kegiatan di sebuah aplikasi

Wireframe

Bersama kelompok, kami membuat gambaran kasar beberapa task yang dibuat dalam bentuk wireframe

WIreframe — Laporan Penjualan— UI/UX 3 — A33 / 5
WIreframe — Customer Relation (Tambah Kontak) — UI/UX 3 — A33 / 5
WIreframe — Asset Tracking — UI/UX 3 — A33 / 5

Prototype

Setelah wireframe dibuat, proses selanjutnya dalah membuat wireframe menjadi desain UI (user interface).

— UI Style Guide

Dalam proses Desain UI interface berupa prototype, ada beberapa hal ini harus diperhatikan seperti aturan warna dan font:

Colour — UI/UX 3 — A33 / 5
Typography — UI/UX 3 — A33 / 5

Selain itu, aturan penulisan lain juga perlu agar tampilan rapi, seragam, dan memuat gaya yang saling berkesinambungan antar frame yang dibuat.

Dan berikut adalah hasil prototype yang merupakan hasil penyempurnaan dari wireframe yang sebelumnya dibuat:

Prototype fitur LAPORAN— UI/UX 3 — A33 / 5
Prototype fitur KONTAK (Customer Relation) — UI/UX 3 — A33 / 5
Prototype fitur ASET — UI/UX 3 — A33 / 5

Link Prototype

Untuk mencoba fitur baru sebagai upaya menambah kemudahan dan pengalaman pengguna, berikut adalah link prototype fitur-fitur tersebut:

5 — Testing

Setelah tahap desain UI dirasa sukses, namun sejatinya belum benar-benar sukses jika belum melewati uji testing atau melewati tahap yang disebut Usability Testing. Dalam project ini kita menggunakan metode berupa survey mengklarifikasi ide/perubahan.

Survey kami sebarkan melalui google form yang kami bubuhkan tautan Maze yang didalamnya terdapat prototype project Krealogi, untuk melihat perilaku pengguna dan feedback pengguna.

Berikut kriteria dari responden survey ini:

  • Laki-laki/perempuan
  • Usia 20–45 tahun
  • Warga Negara Indonesia
  • Mempunyai usaha kecil, mikro, maupun ultra mikro
  • Usaha berupa produk barang (bukan jasa)

Dan, berikut ini adalah hasil/laporan hasil dari testing yang dirangkum di spreadsheet.

Identitas Responden
Hasil Survey

Berdasarkan hasil survey tersebut, maka task yang kami buat mendapat score 30/35 atau telah mencapai nilai >80%, sehingga keseluruhan task mendapat hasil rata-rata PASSED, dan banyak mendapat respon positif dari responden.

Penutup

Demikian adalah final proyek yang telah kami kerjakan, guna mempermudah dan menambah pengalaman pengguna kedepannya dan semoga menjadi salah satu bagian dari perkembangan Krealogi di masa mendatang.

--

--