12

nao 💭
2 min readMay 18, 2022

Barla menyilangkan kedua tangannya didepan dada sambil memasang muka masam saat menyambut Jeffan di depan pintu.

Jeffan kini sedang menenteng 3 kantong plastik penuh barang belanjaan yang baru ia beli dari supermarket tadi.

ia hanya bisa senyum-senyum cengengesan,

“Gak banyak kok Bar, cuma sisa 2 kantooong aja di bagasi.”

Ucapnya lalu sengaja tertawa kecil agar Barla ikut tertawa namun nihil, ia makin kesal sepertinya.

“Barlaaaaa, jangan maraaah.” Bujuknya sambil memeluk lalu mengayun-ayunkan lengan Barla setelah meletakkan kantong-kantong yang tadi ia pegang.

Barla masih kekeuh tak ingin melihat kearahnya lalu meninggalkannya duduk diatas sofa, “Gak sekalian kakak borong aja satu supermarket?”

“Bener juga ya.”

“Ck, kakak!”

Jeffran terkekeh lalu mengusap kepala Barla lembut, “Maaf, maaf. Bercanda kooook, kamu mah gabisa diajak gurau.”

“Jangan marah yaaaa, katanya tadi you want a huggg. Apa gajadii?” Ucap Jeffran lagi lalu duduk di sebelah Barla sambil menoel-noel pipi pacarnya itu.

Barla mulai luluh, senyumnya mulai kelihatan.

Jeffran yang menyadari itu senyum kemenangan lalu mengambil kesempatan untuk menidurkan kepalanya diatas kedua paha Barla.

“Susah gak belajarnya?” Tanyanya saat sudah mendapat posisi nyaman.

Barla mengangguk kecil, “Lumayan.”

“Kakak gimana rekamannya?” Tanya Barla.

“Seruu? i enjoyed it. i really wish you’ll enjoy it too.”

“Kapan coba aku ngga enjoy lagu kakak? Kayanya aku enjoyyyy semua.”

Jeffran tersenyum lebar lalu menyubit hidung Barla gemas, “Kamu pinter ngalus ya, belajar darimana?”

“Ada deeeh, orangnya ganteng tp galaak suka marah kalau aku ga makan.” Jawab Barla sambil memainkan helaian rambut Jeffan.

“Marah dong. Kamu marah ga kalau kakak telat makan?”

“Marah..”

“Tuuuhkan. I feel the same, Barlaa.”

Jeffan mengambil jari jemari Barla lalu menggenggamnya erat.

“Maaf ya kakak ga bisa bantu kamu belajar, coba aja kakak pinterr banget biar bisa ajarin kamu.”

Barla memutar matanya malas, “Tuhkan mulai lagi.”

“Kakak minta maaaaf mulu. Maksud kakak ga bantu itu apa coba? kakak beliin aku makan, bunga, buku, nyuci piring, ngemasin kamar, gila deh aku ga habis pikir.” Ujarnya panjang lebar.

“Tapi kakak malah dimarahin tadiii,”

“Yaiyalah, kakak 'kan pacar aku bukan pesuruh. Ga enak tau nerima ginian, sementara aku ga ngapa-ngapain.”

Jeffan bangkit dari posisinya lalu memeluk Barla lembut, “Barla, sorry if i make you feel uncomfortable. i won’t do it if you tell me not to, i promise.

“Ngga gitu, bukannya aku gasuka. Tapi i just want you to know, tanpa kakak beli ini itu kakak udah bantu aku.” Jawab Barla sambil menepuk-nepuk pelan punggung Jeffran.

Jeffan tersenyum lalu membalas menepuknya lembut.

“Bar, gila gak kalau kakak bilang kakak mau lamar kamu habis utbk.”

“GILA.” Sahut Barla lalu melepaskan pelukan mereka berdua.

Jeffan tertawa geli, “I’m just kidding, Barla. Kamu kenapa deh serius gini, lucu banget.”

“Jadi pengen aku seriusin beneran.” Lanjut Jeffan membuatnya sukses mendapat pukulan dari Barla yang kini wajahnya sedang merah padam.

“Kakak!”

--

--