PHASE 02: Cat Cafe

ica
3 min readJan 6, 2023

--

Jasmine POV.

Guess who woke up early today? Yap, gue. Hari ini, gue berencana buat pergi ke cat cafe bareng Hannan. Jujur dari lubuk hati gue yang paling dalam, gue masih mikir ini tuh nyata atau nggak, sih? Sebelum gue memulai karir as a model, gue cuma mahasiswi biasa yang kerjaannya foto-foto doang. Dari dulu gue emang suka foto dan posting di instagram. Sampe akhirnya, ada salah satu kakak sepupu gue yang punya bisnis pakaian baru dan minta gue buat jadi modelnya. Gue jelas nggak nolak, dong? I said yes. Jadi, sampai sekarang gue masih jadi model brand pakaian kakak sepupu gue sekaligus jadi model di salah satu agency.

Kalau dibandingin sama Hannan, kepopuleran gue masih di bawah dia. Fakta itu nggak bikin gue sedih, tapi malah bikin gue terinspirasi untuk jadi seseorang yang keren juga. Gue ngefans sama Hannan? Iya. Hannan tuh salah satu aktor yang menurut gue jauh dari kata problematik, karena dia selalu treat his fans dan partner kerja dia dengan baik. That’s why gue nggak nolak waktu ada project bareng sama dia.

Setelah first meeting hari itu, gue jadi paham kenapa sifat dia begitu. Dia emang dididik untuk jadi seseorang yang penuh tanggung jawab dan menghormati orang-orang yang ada di sekitar dia.

Oke, cukup segitu aja ceritanya. Sekarang gue mau keluar dari kantor setelah bahas sesuatu sama manajer gue. Nggak lama setelah itu, mobil Hannan muncul di lobby depan. Hannan turun, lalu ngebuka pintu samping buat gue. Gue cuma senyum, “Gue bisa buka pintu sendiri, kok.” Hannan mengangguk, mempersilakan gue buat masuk ke mobilnya, “Gue juga tau cara ngehargain orang, Jasmine.” See? He’s full of manners.

Perjalanan di mobil pagi ini nggak begitu awkward. Gue dan Hannan udah tau gimana caranya biar nggak awkward, salah satu contohnya dengerin musik. “Lo suka dengerin band apa?” Tanya Hannan yang lagi sibuk nyetir. Gue menoleh, “Gue suka dengerin apa aja asal lagunya masuk di telinga gue.” Hannan bergumam, “Uhm, lo suka 5SOS, nggak?” Jackpot, ucap gue dalam hati. Gue mengangguk antusias, “Gue suka banget! Apalagi lagu-lagu di album Youngblood.” Gue bisa lihat kalau Hannan tersenyum tipis. Setelah itu, mobil Hannan mulai dipenuhi oleh suara-suara gue dan Hannan yang lagi karaoke bareng.

Tiga puluh menit kemudian, kita sampai di cat cafe. Resepsionisnya menyapa gue dengan ramah, karena kebetulan gue sering ke tempat itu. Nggak lama setelah itu, gue dan Hannan langsung nyamperin anak-anak kucing yang super lucu itu. Hannan keliatan excited banget!

“Hannan, gue mau pesen minuman, lo mau apa?” Hannan menoleh sambil bawa kucing di gendongannya, “Gue titip americano, ya? Nggak bisa gerak, nih.” Gue mengangguk, terus jalan ke kasir buat pesen minuman. Gue jadi ngerti alasan kenapa Hannan ngajak gue ke cat cafe. Karena sebenernya dia juga suka kucing, dan tempat ini tuh nggak bakal bikin kita ngerasa awkward karena bisa sambil main sama kucing.

Setelah minuman kita dateng, obrolan kita juga berlanjut. Dari mulai hobi, pengalaman, sampai isu sosial juga kita bahas. Ngobrol sama Hannan tuh bikin nyaman. Nyaman karena basically dia anaknya enak diajak ngobrol, wawasannya luas.

Kita main di cat cafe sekitar dua jam. Karena udah jam makan siang, Hannan ngajak gue buat makan siang. Tapi sebelum itu, Hannan tanya ke gue, “Lo ada alergi makanan, nggak? Seafood mungkin?” Gue menggeleng, “Gue bisa makan apa aja, kok. Kalo lo gimana?” “Gue juga bisa makan apa aja.” Sekali lagi gue bilang, he’s full of manners.

Akhirnya, mobil Hannan berhenti di salah satu restoran seafood. Kita cukup lama di restoran — sekitar satu jam — sebelum akhirnya dia nganterin gue buat pulang ke apartemen. “Jasmine, ini nggak apa-apa kalo langsung ke apart lo? Takutnya lo nggak nyaman kalau gue tau alamat lo gitu.” Hannan menoleh, memastikan gue yakin dengan keputusan gue untuk ngasih alamat apartemen ke dia. Gue ketawa pelan, “Nggak apa-apa. Lo udah gue approved buat jadi temen gue.” Setelah itu, mobil Hannan mulai membelah jalan raya yang cukup senggang untuk membawa gue pulang.

Thanks, Hannan. Hari ini gue seneng banget, makasih juga udah dianterin sampe apart,” Ucap gue yang baru aja keluar dari mobil Hannan. Hannan tersenyum, “Sama-sama. Gue juga enjoy karena ngobrol bareng lo. Nice to know you, new friend.”

New friend. LOL.

PHASE 02 - END

berriestcha, 2022.

--

--