Etiket Keprotokolan di Era 4.0

nurul syivani
7 min readNov 15, 2022

Anggota Kelompok 1 Kelas E3

Erren Rahma Hidayah (33.0877), Anjani Raja Putri Nayami (33.0062), Ine Sepriana (33.0254), Nurul Syivani (33.0723), Putri Luisa Maharani Sui (33.0571), M.Ramdhan (33.0393), Alfred Yohannes G Sianipar (33.0055), Galih Rahma Indra Jati (33.0498), Daniel Fery Sembiring (33.0259), Mohammad Gustiyan Dwi Putra (33.0968), Abraham Fajar Ariyanto Kiri (33.1179), Ignatius Christoper Demu Sina (33.0677)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi membawa dan memberikan dampak yang cukup siknifikan pada aktivitas sosial dilingkungan masyarakat dalam lapisan apapun. Suatu perkembangan yang cukup mengagetkan adalah terobosan baru menuntut seseorang untuk melakukan dan melaksanakan aktivitasnya secara efektif dan efisien mengedepankan kecepatan dan ketepatan (Ngafifi, 2014). Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi menjadi salah satu tanda telah terjadinya revolusi 4.0 dalam era globalisasi ini. Segala aspek kehidupan saat ini, mengikuti medan magnet yang sangat kuat yakni revolusi 4.0 yang mengharuskan seluruh komponen kehidupan terutama manusia untuk bisa medayagunakan kemampuannya untuk mengadaptasi perubahanperubahan yang dilekati oleh segala macam lini teknologi. Suatu kemajuan teknologi tentunya juga sangat erat kaitannya dengan suatu proses bisnis, artinya segala proses bisnis akan menggunakan teknologi dalam mengakomodir segala aktivitas bisnisnya (Irmawati, 2011). Perkembangan-perkembangan yang terjadi dalam situasi revolusi 4.0 di era Globalisasi menjadi perubahan penting bagi perkembangan dunia. Menurut Ramaditya, perubahan dapat terjadi dalam konteks individu, organisasi maupun lingkungan dimana tempat individu terseut berada. Perubahan tersebut bukanlah suatu hal yang baru, namun saat ini menjadi kurang disadari pada semua insan organisasi.

Revolusi 4.0 merupakan sebuah revolusi yang mungkin berlangsung karena penerapan teknologi canggih pada level produksi yang membawa nilai-nilai dan jasa-jasa baru bagi pelanggan dan organisasi itu sendiri, hal. 442 dalam (Tjandrawinata, 2016). Teknologi yang diterapkan pada saat ini, sungguh menjadi cerminan yang baik bagi kemajuan peradaban di Indonesia, aktivitas bisnis yang tersebar di Indonesia baik dalam perusahaan konvensional maupun nirlaba sangat bergantung kepada teknologi dalam penerapannya. Sehingga revolusi 4.0 adalah komparasi antara lini ekonomi dan teknologi dalam memaksimalkan perkembangan suatu negara yang sedang mengalami lompatan-lompatan siknifikan. Revolusi 4.0 sangat erat kaitanya dengan globalisasi yang terjadi di dunia ini, perkembangan dalam setiap sektor bisnis dan aspek kehidupan yang sangat siknifikan, menciptakan peradaban baru. Revolusi 4.0 yang seyogyanya berlangsung dalam aspek teknologi, ternyata menimbulkan perubahan sosial yang memberikan tantangan sendiri (Syahri, 2018).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu etiket?
2. Apa itu keprotokolan?
3. Jelaskan apa itu etiket keprotokolan di era 4.0?

C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui pengertian etiket.
2. Untuk pengertian keprotokolan.
3. Untuk mengetahui penjelasan mengenai etiket keprotokolan di era 4.0.

BAB II PEMBAHASAN

A. Etiket
Etika berasal dari bahasa yunani yaitu etos yang berarti watak kesusilaan atau kebiasaan.

Menurut william benton etika asal kata yunani “ethos” yang berarti karakter adalah studisistematis dari konsep-konsep nilai baik/buruk, benar/salah atau prinsip-prinsip umum yang membenarkan sesuatu sebagai adat istiadat (mores). sehinga etika juga sering diartikan dengan moral (tingkah laku/akhlak).
Menurut Soleh Sumirat, etika adalah nilai-nilai dan asas moral yang dipakai sebagai pegangan umum bagi penentuan baik buruknya perilaku manusia atau benar salahnya tindakan manusia sebagai manusia.

Etiket asal kata dari perancis “etiquette” yaitu tata sopan santun atau kartu undangan atau label dalam suatu kemasan. Pengertian luas etiket “etalase” yaitu objek/seseorang sehingga sangat penting dalam membentuk citra seseorang atau sebuah lembaga. Etiket terkait dengan pergaulan manusia, yang mengandung arti “tata krama”,”sopan santun” dan “tata tertib”. Etiket berkonotasi dengan sesuatu yang indah, cantik atau estetika.

B. Keprotokolan
Keprotokolan adalah norma-norma atau aturan-aturan atau kebiasaan-kebiasaan yang dianut atau diyakini dalam kehidupan bernegara,berbangsa,berpemerintahan dan bermasyarakat. Metode keprotokolan di indonesia adalah undang-undang protokol yaitu peraturan perundang-undangan dibidang “domain” keprotokolan dan yang berkaitan “related” dengan keprotokolan.

Kata Protokol berasal dari Bahasa Yunani “Prot os” (yang pertama) dan “Kolla” (lem atau perekat). Diartikan sebagai lembaran perintah atau keputusan raja kepadarakyatnya. Kata Protokol dibawa ke Indonesia oleh Belanda dan diterjemahkan dalamBahasa Inggris.

Protokol adalah serangkaian aturan-aturan keupacaraan dalam segala kegiatan resmi yang diatur secara tertulis maupun dipraktekan, yang meliputi bentuk-bentuk penghormatan terhadap negara, jabatan kepala negara atau jabatan menteri yang lazim dijumpai dalam seluruh kegiatan antar bangsa.
Ada beberapa pengertian protokol, yaitu :
1. Menurut buku panduan lengkap dalam dunia diplomatik dan sosial
 Protokol adalah seperangkat aturan tentang perilaku dalam tata kehidupan resmi dalam upacara yang melibatkan pemerintah dan negara serta wakil-wakilnya.
 Protokol adalah suatu pedoman tata cara internasional.
2. Menurut pasal 1 ayat (1) UU Nomor 8 Tahun 1987
 Serangkaian aturan dalam acara kenegaraan atau acara resmi yang meliputi aturan mengenai tata tempat, tata upacara dan tata penghormatan, sehubungan dengan penghormatan kepada seseorang sesuai dengan jabatan dan/atau kedudukannaya dalam negara, pemerintahan atau masyarakat.

C. Aspek-aspek protokol
 1. Regulation yaitu menguasai berbagai keprotokolan.
 2. Preseance yaitu memberikan kelayakan kepada orang atau lambang, pengaturan tata tempat, pengaturan tata ruang.
 3. Appearance yaitu penampilan seseorang yang bernuansa keprotokolan.
4. Koordinasi yaitu hubungan kerjasama/us berkoordinasi semuanya dalam pelaksanaan kegiatan.
5. Etiket yaitu tata sopan santun.
6. Bahasa yaitu penggunaan bahasa indonesia yang baik dan benar.
7. Security yaitu pengamanan.
8. Leadership yaitu seorang protokol harus mencerminkan seorang pemimpin.

D. Pendekatan keprotokolan
1. The Leadership Approach
Adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang, agar mau bekerja sama untuk mencapai beberapa tujuan yang mereka inginkan. Terdapat 4 pendekatan kepemimpinan antara lain :
a) The traith approach, yaitu inisiatif kekuatan diri, cerdik, berperan serta dalam pergaulan.
b) Behavioral approach, yaitu keberhasilan seuatu ditentukan oleh gaya bersikap dan bertindak diri dari ybs struktur tugas dan tegang rasa.
c) The contigency approach, yaitu gaya dasar, gaya efektif dan gaya tidak efektif.
d) Pendekatan terpadu, yaitu perpaduan antara teori motivasi jenjang kebutuhan, teori tingkat kematangan bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional.
2. The Management Approach
Manajemen adalah tindakan atau seni mengurus, memperlakukan, pengawasan dan pembimbingan. Prinsip manajemen adalah untuk pencapai tujuan dan pelaksanaan pekerjaan sistem kerjasama yang kooperatif dan rasional menekankan prinsip efesiensi.
3. The Etiquette Approach
 Etiket adalah aturan sopan santun dipergaulan.
 Etika adalah ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak atau moral.
 Sikap yang tercermin meliputi :
a. Attitude to behave, yaitu sikap sesuatu keadaan atau gerakan tubuh bersifat natural atau wajar.
b. Attitude to persinify, yaitu sikap batin manakala menyampaikan ungkapan, aspirasi, diskusi, berbicara bebas dll.
c. Attitude to live, yaitu sikap hidup yang aktif giat dan aktual yang nampak.
4. Strategi Keprotokolan
Adalah suatu pernyataan mengenai arah dan tindakan yang diinginkan meliputi rencana program dan tindakan manajemen untuk mencapai tujuan yang diinginkan yang menumbuhkan kepuasaan baik dari pimpinan, pengamat dan masyarakat upacara. Dibagi menjadi 2 antara lain :
Arah yaitu bahwa setiap pelaku didalam upacara dapat mengetahui tentang peranan, tentang fungsi kegiatan yang akan dilaksanakan sihingga tidak memerlukan secara optimal dari protokol officers.
Tindakan yaitu mengdakan identifikasi segala sesuatu yang berkaitan dengan penyelenggaraan acara yakni sumber daya aparatur, organisasi sistem kerja/manajemen dan lingkungan pendekatan analisis CSIA yaitu Critical Succes Issues Analysis yang terdiri dari analisis kekuatan, kelemahan dan peluang internal serta tantangan baik yang bersifat internal maupun eksternal organisasi.
Strategi keprotokolan meliputi :
1. Empowernent (pemberdayaa) yamg meliputi responsible, self esteem, dan vision.
2. Authority (kewenangan) lebih ditekankan pada masalah hak khususnya hak untuk mengambil keputusan dan memberikan perintah. Mewujudkan three order dan kendalanya antara lain :
a. Administration Order, aspek administrasi keprotokolan dapat dilaksanakn sesuai dengan prosedur atau memenuhi SOP.
b. Legal Order, aspek regulasi keprotokolan yang berkaitan dengan tata tempat. Tata upacara, tata penghormatan dapat dilaksanakan sesuai denga ketentuan.
c. Service Order, aspek pelayanan dalam kegiatan keprotokolan yang berkaitan dengan urusan penyambutan, penerimaan, pengurusann dan hal-hal yang berhubungan dengan fasilitas pendukung, keseluruhannya dapat berjalan dengan baik sehingga mendatangkan kesan memuaskan publik.

E. Etiket Keprotokolan
Etika protokol adalah nilai-nilai, norma-norma atau kaidah-kaidah, ukuran-ukuran yang berupa aturan-aturan tatanan yang harus ditaati dalam acara kenegaraan atau acara resmi yang meliputi pengaturan mengenai tata tempat, tata upacara, dan tata penghormatan. Etika bertujuan meneliti tingkah laku manusia yang dianggap merupakan cerminan dari apa yang terkandung dalam jiwa atau dalam hati nuraninya.

F. Posisi etiket keprotokolan
1. Al-Qur’an Dan Hadist (kebenaran dunia akhirat)
2. Etika dan Filsafat (kebenaran manusia secara universal)
3. Norma-Norma (kebenaran perspektif budaya)
4. Hukum/Aturan (kebenaran sosial/negara)
5. Etiket/Tata sopan Santun (kebenaran relatif)

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pendidikan merupakan institusi sosial, yang mengelola manusia melalui proses tertentu menuju kearah tujuan yang diinginkan. Manusia merupakan satu kesatuan antara jiwa dan raga. Bahwa untuk mengembangkan potensi manusia harus melalui kegiatan Pendidikan. Oleh karenanya, penyelenggaraan praktek Pendidikan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan adalah salah satu jawabannya. Dengan demikian Pendidikan yang mendasari prosesnya pada suatu humanistik, bermaksud membentuk insan manusia yang memiliki komitmen humaniter sejati, yaitu insan manusia yang memiliki kesadaran, kebebasan dan tanggungjawab sebagai makhluk individu sekaligus makhluk sosial yang mampu menjawab perkembangan zaman dan kemajuan teknologi melalui revolusi 4.0 di era globalisasi ini, sehingga perlu menjadi pengetahuan bersama bahwa, dampak dari globalisasi itu sendiri adalah munculnya komersialisasi dan komoditisasi atas Pendidikan, melahirkan proses internasionalisasi yang terwujud dalam berbagai bentuk homogenisasi kehidupan bermasyarakat. Untuk menjembatani kesenjangan yang terlalu tajam tersebut, melalui kesadaran dan keinginan untuk membangun bangsa diperlukan Pendidikan yang berdasar pada humanistik untuk membentuk pribadi manusia yang Tangguh dan tetap berbudaya sesuai dengan nilai-nilai yang berkembang dan menjadi kekhasannya di setiap negara yang tidaklain adalah Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
Atie Rachmiatie, 2007. Etiket Keprotokolan,www.kopertis4.or.id diakses pada tanggal 15 Juni 2011.
Fonna, Nurdianita. (2019). Pengembangan Revolusi Industri 4.0 dalam Berbagai Bidang. Bogor: Guepedia.
Materi Keprotokolan. www.google.com diakses pada tanggal 20 Juni 2011 PP 62/1990, ketentuan keprotokolan mengenai tata tempat. www.google.com di akses pada tanggal 20 Juni 2011.

--

--