Garis Pantai, Lebih dari Sekedar Garis

Nur Kholik Kurniana Putra
Echolocation Blog
Published in
5 min readSep 12, 2020

Garis pantai banyak dikenal sebagai garis yang menjadi batas antara darat dan laut. Negara-negara yang memiliki wilayah lautan, secara otomatis memiliki garis pantai. Dilansir dalam dw.com negara dengan garis pantai terpanjang adalah Kanada dengan panjang 202.080 km dan Indonesia masuk urutan ke-2. Dalam paper Camfield and Morang 1996, garis pantai merepresentasikan tingginya keberagaman aktivitas pada wilayah tersebut. Aktivitas yang dimaksud dapat berupa aktivitas sosial masyarakat, aktivitas ekonomi, maupun aktivitas antara biota pesisir yang tergabung dalam ekosistem pesisir.

Garis pantai berbagai perspektif

Dalam sudut pandang engineering kelautan dan pesisir, garis pantai menjadi kunci dalam beberapa pengukuran untuk keperluan engineering. Kita mengenal adanya istilah topografi wilayah seperti tinggi suatu wilayah adalah x mdpl atau x meter diatas permukaan laut. Menggunakan analogi yang sama, maka kedalaman lautpun dapat dinyatakan dalam x meter dibawah permukaan laut. Hal itu dikenal dengan sebutan batimetri.

Dua contoh aplikasi dalam engineering tersebut dasar pengukurannya adalah dari posisi garis pantai yang dinyatakan sebagai 0 meter. Akan tetapi, garis pantai ini tidak selalu sama. Garis pantai selalu berubah bergantung dengan elevasi pasang surut secara periodik. Selain itu, bila terjadi proses sedimentasi/abrasi di pantai maka garis pantai akan bergeser menjauhi atau mendekati daratan secara akumulatif.

Dalam sudut pandang sosial ekonomi, garis pantai dihitung sebagai besarnya potensi sumberdaya alam dan pemanfaatannya untuk kesejahteraan masyarakat. Kita ambil contoh ladang garam. Ladang garam mayoritas dijumpai di daerah pesisir, dikarenakan sumber garam berasal dari air laut yang memiliki kandungan mineral garam (NaCl, CaSO4, MgSO4, MgCl2). Ladang garam secara sederhana mengalirkan air laut ke ladang dengan sistem tertentu. Setiap daerah produsen garam memiliki sistem untuk meningkatkan kadar garam air laut sebelum mengairi ladangnya. Kemudian setelah ladang terisi air laut, maka panasnya matahari akan menguapkan air dan meninggalkan kristal garam di ladang.

Gambaran ladang garam seperti diatas menjelaskan bila garis pantai negara semakin panjang, maka seharusnya produksi garam akan melimpah. Bagaimana menurut rekan-rekan? Seharusnya kita bisa sejahtera kan bila diukur dari garis pantainya?

Berbagai artikel seperti Fauzin 2019, Buletin APBN DPR RI, dan Salim dan Munadi 2009 menunjukkan dinamika produksi garam di Indonesia dan polemiknya antara kebutuhan garam untuk industri dan pemenuhannya yang kurang maksimal.

Dengan demikian, garis pantai ini menjadi kunci dalam berbagai aktivitas. Bila dimanfaatkan dengan baik untuk keperluan riset, pengembangan, dan kegiatan ekonomi maka garis pantai menjadi aset berharga suatu negara.

Definisi garis pantai

Garis pantai menurut beberapa ahli didefinisikan sebagai garis semu yang menjadi batas antara daratan dan lautan dengan segala proses fisis dan kimiawi yang bekerja di sekitarnya. Garis pantai sangat dipengaruhi oleh elevasi air laut sehingga garis pantai yang digunakan juga beragam berdasarkan elevasinya. Peta rupa bumi Indonesia yang kita kenal menunjukkan garis pantai pada level muka air rata-rata/mean sea level (msl). Untuk keperluan lain seperti perencanaan pelabuhan dan bangunan pantai garis pantai yang digunakan yakni pada level tertinggi/highest high water level (hhwl). Sedangkan untuk peta pelayaran seperti yang diterbitkan oleh Pushidrosal menggunakan acuan garis pantai pada level terendah/lowest low water level (llwl).

Elevasi pasang surut (Sumber : dokumentasi pribadi)

Memperoleh data garis pantai

Garis pantai berada pada zona pantai yang masing dipengaruhi oleh pasang surut. Setiap pantai memiliki karakteristiknya, baik dari kemiringan pantainya, jenis batuan/pasirnya, maupun geomorfologinya. Berdasarkan keanekaragaman tersebut, tentu garis pantai memilki bentuk yang berbeda. Bila bentuk pantai landai dengan jenis sedimen pasir maka garis pantai dapat dilihat dari perbedaan rona sedimen yang kering dan basah. Pada pantai bertebing curam, maka garis pantai berupa ujung tebingnya. Sedangkan untuk pantai yang dipenuhi vegetasi mangrove, garis pantai didefinisikan sebagai garis terluar vegetasi mangrove ke arah laut.

Menentukan garis pantai ternyata menggunakan beberapa cara tergantung dengan kebutuhan data, kondisi lapangan, dan sumberdaya yang dimiliki. Beberapa cara untuk menentukan garis pantai yakni dengan tracking garis pantai secara langsung dan menggunakan penginderaan jauh. Kedua cara ini sangatlah berbeda. Cara tracking bisa mendapatkan data yang akurat dan terpenuhi data-data lainnya dari hasil pengamatan di lapangan. Tapi cara tersebut sangatlah mahal, terlebih jika data yang dibutuhkan dalam kurun waktu yang lama dan garis pantainya panjang. Cara penginderaan jauh lebih ekonomis, karena terdapat beberapa situs dan lembaga yang menyediakan data dari hasil perekaman citra satelit secara gratis. Tetapi citra ini memiliki keterbatasan terhadap kualitasnya apakah ada daerah yang terhalang awan, juga dari segi resolusinya. Jadi cara yang dipakai untuk menentukan garis pantai perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan. Contoh penggunaan garis pantai diantaranya untuk analisis abrasi wilayah seperti artikel berikut (Ramdhan etal., 2020) yang membahas tentang dinamika perubahan garis pantai yang berkaitan dengan analisis abrasi dan akresi di Pulau Cemara Besar, Karimunjawa.

Citra Cemara Besar dengan deliniasi garis pantai (Sumber : Dokumentasi pribadi)

Gimana? Artikel selanjutnya lebih menarik membahas pengalaman mengukur garis pantai atau tutorial mengukur garis pantai?

Peran penting garis pantai untuk sosial dan ekonomi masyarakat

Berikutnya, garis pantai tidak hanya dimaknai sebagai sebuah garis semata. Dilihat dari definisi diatas, disekitar garis pantai terdapat berbagai aktivitas. Garis pantai dengan karakteristik tertentu sangat cocok untuk kegiatan perikanan misalnya, ataupun kegiatan wisata. Karakteristik itu bisa dilihat dari kondisi kelerengan, jenis sedimen pantainya, interaksinya dengan pemukiman penduduk, dan aspek-aspek lainnya.

Garis pantai untuk kegiatan wisata misalnya. Perlu ada aspek nilai jual yang ditawarkan di pantai tersebut. Apakah dari keindahan alamnya, pertunjukan masyarakat, atau potensi aktivitas yang menarik bagi wisatawan. Dengan memetakan ini, maka potensi wisata di sepanjang garis pantai dapat dimaksimalkan untuk kesejahteraan masyarakat sekitarnya. Secara langsung dan tidak langsung kegiatan ekonomi akan berjalan lebih baik seiring meningkatnya kunjungan wisatawan.

Pantai di Lombok sebagai pusat kegiatan nelayan

Garis pantai dalam pemanfaatannya sebagai daerah perikanan dimaknai sebagai titik pemindahan muatan ikan dari laut ke darat. kegiatan-kegiatan seperti bongkar muat, jual-beli ikan, perawatan kapal dan jaring, dan kegiatan pengolahan perikanan dilakukan di lokasi yang tidak jauh dengan garis pantai. Daerah-daerah pesisir yang memiliki pantai landai dan potensi perikanan yang tinggi menjadi sentra penjualan ikan-ikan segar. Sedangkan daerah pantai dengan garis pantai berupa batuan maupun kenampakan lainnya dapat dimodifikasi menjadi pelabuhan-pelabuhan perikanan yang mampu melakukan kegiatan persiapan, dan pasca penangkapan ikan menggantikan pantai landai secara alami.

Saya melihat peranan akademisi, profesional, engineer, masyarakat dan pemerintah sangatlah diperlukan dalam memaksimalkan potensi keberadaan garis pantai yang dimiliki Indonesia.

Saya belum meriset secara detail informasi ini, namun gambaran-gambaran tersebut setidaknya menyadarkan kita bahwa Indonesia memiliki garis pantai yang panjang dan bisa dimanfaatkan sesuai dengan potensi, karakteristik, dan kebutuhan masyarakat. Harapan utama yakni peningkatan kesejahteraan masyarakat dicirikan dengan adanya pemanfaatan yang tepat guna di sepanjang pantai Indonesia. Jadi, benarkan garis pantai lebih dari sekedar garis?

Ayo tingkatkan partisipasi aktif kita untuk memanfaatkan garis pantai yang panjang ini!

--

--