Introduction
Halo semuanya, perkenalkan saya Wahyu Novitasari. Saat ini saya sedang mengikuti UI/UX Training yang diadakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika dengan Skilvul (skilvul.com) dan Krealogi sebagai Challenge Partner.
Disclaimer: Saya tidak bekerja atau bekerja dalam kontrak professional oleh Krealogi.
LATAR BELAKANG
Tentang Aplikasi : Krealogi adalah platform digital oleh Du Anyam terkait supply chain yang bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan UMKM. Krealogi menawarkan solusi yang menyeluruh : komunitas sebagai wadah berjejaring dengan pelaku usaha lainnya, pelatihan untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan UMKM, serta aplikasi ramah pengguna untuk membantu pencatatan kegiatan operasional dan membuat perencanaan strategis. Dari pengalaman menjalankan UMKM kriya sejak 2015, Du Anyam sangat memahami kendala UMKM dalam manajemen pesanan, produksi, persediaan sampai pengiriman.
UX CHALLENGE
Krealogi memiliki tiga tipe user yakni Vendor, Producer dan juga Seller. Vendor dan Seller merupakan pengguna yang ingin melakukan penjualan produk anyaman melalui platform Du Anyam dan platform online lainnya. Sedangkan Producer adalah pelaku produksi.
Akan tetapi, permasalahan Krealogi saat ini adalah tidak memiliki desain aplikasi yang user friendly untuk target pengguna mereka. Saat ini Krealogi membutuhkan sebuah desain aplikasi yang user friendly dan tentunya bisa membantu pengguna Krealogi untuk mencatat kegiatan operasional mereka, membuat strategi dan menjaga alur operasional mereka.
Pada aplikasi Krealogi saat ini memiliki beberapa fitur yang telah tersedia dan fitur yang akan tersedia nantinya :
- Production Planning and Monitoring
- Sales recording
- Expense report
- Inventory management
- Simple CRM (Belum didesain dan belum tersedia)
- Cash Flow Feature (Belum didesain dan belum tersedia)
- Integration with Logistic and Marketplace (Belum didesain dan belum tersedia)
- Dan kami sepakat memilih challenge Simple CRM yang akan menjadi Ux Challenge kami.
PERAN DALAM TIM
Didalam Ux challenge ini saya berkolaborasi dengan Dibyo Kusumo dan fianariyanto untuk menyusun ux case study ini dan saya memiliki tanggungjawab sebagai berikut:
- Membuat wireframe(gambaran kasar) Fitur CRM
- Membuat mockup Fitur CRM
- Melakukan prototype pada design UI
- Melakukan User Testing
METHODS
Untuk metode yang kami gunakan, kami melakukan pendekatan dengan metode Design Thinking dimana tahapan yang kami lakukan adalah Empathize > Define > Ideate > Prototype > Test.
Design thinking adalah metode atau pendekatan yang digunakan untuk pemecahan masalah secara praktis dan kreatif dengan fokus utama pada users atau pengguna. Jadi, dalam pemecahan masalah, tim akan berusaha memahami apa kebutuhan users (manusia) dan menghasilkan solusi paling efektif untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
A. Empathize
Empathize adalah landasan terpenting dan langkah pertama dalam metode Design Thinking karena pada tahap ini tujuannya adalah untuk memahami lebih dalam apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang dirasakan seller. Pada tahap ini proses yang dilakukan adalah melakukan User Research yaitu berupa wawancara, survei maupun interview kepada user untuk menemukan apa masalah masalah yang dihadapi user.
Dan karena pada pelatihan sudah tersedia ux challenge maka tim kami tidak melakukan proses tersebut. Namun kami juga melakukan riset pada aplikasi krealogi ini.
B. Define
Next step…Define, yaitu Mendefinisikan masalah. Pada tahap kedua ini, kami akan mengumpulkan semua informasi yang sudah diperoleh dari tahap sebelumnya kemudian melakukan pengamatan untuk mengetahui apa kebutuhan seller maupun vendor. Selanjutnya Proses yang kami lakukan pada tahap define adalah:
Pain Point
Pain point adalah kumpulan dari beberapa masalah yang dihadapi seller maupun vendor pada saat menggunakan aplikasi.
How Might We
Dari pain point diatas kita telah menemukan “How might we” (Apa yang harus kami lakukan untuk membantu mencari solusi yang konkrit pada suatu permasalahan) dan pada aplikasi ini kami melihat belum tersedia fitur CRM yang mana fitur tersebut dapat digunakan seller ataupun vendor untuk dapat melakukan analisis penjualan pada produk yang dijual. Oleh karena itu, kami mengangkat permasalahan diatas dengan challenges berupa: “Bagaimana kita sebagai seller ataupun vendor dapat melakukan manajemen pada analisis produk dan customer pada produk yang telah terjual.
Berikut susunan “How Might We” yang telah kita buat..
Analisis Produk
- Bagaimana kami dapat membantu seller mengakses informasi analisis jumlah total keseluruhan penjualan perbulan?
- Bagaimana kami dapat membantu seller mengakses informasi analisis kategori produk terlaris?
- Bagaimana kami dapat membantu seller mengakses informasi analisis kategori produk paling diminati?
- Bagaimana kami dapat membantu seller mengakses informasi analisis kategori produk per nilai transaksi
- Bagaimana kami membantu seller mengakses informasi analisis kategori produk berdasarkan Geografis?
Analisis Customer
- Bagaimana kami dapat membantu seller Mengakses Informasi Overview Analysis Customer
- Bagaimana kami dapat membantu seller Mengakses Informasi Analysis Customer by Date
- Bagaimana kami dapat membantu seller Mengakses Informasi Analysis Customer by Gender & Age
- Bagaimana kami dapat membantu seller Mengakses Informasi Analysis Customer by Customer Name
- Bagaimana kami dapat membantu seller Mengakses Informasi Analysis Customer by Customer Type
- Bagaimana kami dapat membantu seller Mengakses Informasi Analysis Customer by Customer Location
C. IDEATE
Brainstorming Ide
Tujuan utama dari tahap brainstorming ide ini adalah untuk menciptakan banyak solusi dengan cara yang kreatif dan hasilnya adalah dari proses brainstorming kita telah mengelompokkannya menjadi beberapa kategori dalam Affinity diagram.
Affinity diagram yaitu alat yang digunakan untuk mengumpulkan sejumlah besar gagasan, opini, masalah, solusi, dan sebagainya yang bersifat data verbal melalui sesi curah pendapat (brainstorming), kemudian mengelompokkannya ke dalam kelompok-kelompok yang sesuai dengan hubungan naturalnya.
Prioritization Idea
Setelah kita mengkategorikan ide ide yang ada dalam affinity diagram tersebut selanjutnya kita menentukan prioritization idea yaitu memprioritaskan ide ide yang selanjutnya akan kami lakukan prototype
Fitur yang kami pertimbangkan:
Analisis Produk
- Mengakses informasi mengenai analisis jumlah total keseluruhan penjualan per bulan
- Mengakses informasi mengenai analisis kategori produk terlaris
- Mengakses informasi analisis kategori produk paling diminati?
- Mengakses informasi analisis kategori produk per nilai transaksi
- Mengakses informasi analisis kategori produk berdasarkan Geografis?
Analisis Customer
- Mengakses Informasi Overview Analisis Customer
- Mengakses Informasi Analysis Customer by Date
- Mengakses Informasi Analysis Customer by Gender & Age
- Mengakses Informasi Analysis Customer by Customer Name
- Mengakses Informasi Analysis Customer by Customer Type
- Mengakses Informasi Analysis Customer by Customer Location
User Flow
D. PROTOTYPE
Pada tahap ini kami akan membuat prototipe berdasarkan userflow yang telah kami buat pada tahap sebelumnya, pada tahap ini kami akan membuat wireframe terlebih dahulu.
Wireframe adalah sebuah kerangka untuk menata suatu item di laman website atau aplikasi. Pembuatan wireframe biasanya dilakukan sebelum pembuatan produk tersebut dilakukan.
Pada tahap selanjutnya setelah selesai membuat wireframe kami akan menyusun Style guide yang nantinya akan diimplementasikan pada desain mockup atau wireframe high fidelity design.
Style Guide adalah Panduan gaya yang berisi kumpulan modular semua elemen pada User Interface (UI) untuk penulisan, pemformatan, dan desain dokumen.
Selanjutnya setelah membuat wireframe dan style guide kami mulai untuk mendesain tampilan CRM. Berikut sedikit gambaran mockup CRM yang telah kami buat..
Dan ini adalah hasil mockup desain CRM dalam bentuk Prototype yang dapat diakses melalui link dibawah:
Testing
Setelah prototype selesai, langkah terakhir yang kami lakukan adalah Usability Testing.
Usability Testing merupakan salah satu cara untuk mengetahui apakah user dapat mudah menggunakan aplikasi , seberapa efisien dan efektif sebuah aplikasi dapat membantu user mencapai tujuannya dan apakah user puas dengan aplikasi yang digunakan.
Dalam Usability Testing ada dua proses yang kami lakukan yaitu menyusun Stimulus Researcher dan menguji responden dengan menggunakan metode Single Ease Question (SEQ). Dalam pengujian ini kami memiliki responden seorang mahasiswa, 20 Tahun yang juga sebagai pelaku usaha UKM dan tinggal di jakarta.
Kami telah menyiapkan task untuk responden yang mencakup 3 tugas teks yaitu :
- Task 1 (Pendaftaran dan Login) : Pada langkah awal pengujian ini kami melihat responden tidak menemukan kendala pada saat melakukan pendaftaran dan login.
- Task 2 (Analisis Produk) : Pada pengujian kedua kami melihat responden mengalami sedikit kesulitan untuk menemukan letak fitur Analisis. namun setelah mengetahui dimana letak fiturnya responden dapat dengan mudah melanjutkan tugasnya dan responden mengatakan fitur yang kami sajikan pada analisis produk tersebut sangat informatif.
- Task 3 (Analisis Customer) : Dalam tugas ketiga responden melakukan tugasnya dengan sangat mudah karena fitur tersebut flownya tidak berbeda jauh dengan fitur sebelumnya dan juga responden mengatakan fitur pada analisis customer ini sangat berguna untuk membantu menganalisis seperti apa latar belakang customernya.
Dari Usability Testing yang telah kami lakukan hasilnya cukup memuaskan karena responden cukup mudah menggunakan prototype kami dan responden merasa terbantu dengan fitur simple CRM yang kami buat.
KESIMPULAN
Secara keseluruhan project yang kami kerjakan akan melengkapi aplikasi yang sudah ada menjadi lebih powerful melalui penambahan fitur-fitur yang dapat membantu pelaku UMKM yang menggunakan aplikasi ini agar dapat mengoptimalkan pengelolaan hasil penjualan.
Rekomendasi lanjutan
Analisis mendalam dan pengujian tambahan masih perlu dilakukan untuk menyempurnakan dan memvalidasi solusi.
Terimakasih telah membaca! Semoga Anda menikmati study case ini.