Problems and Worries are Best Friend

Odiliafh
3 min readDec 4, 2022

--

Makin hari, makin kesini, sadar gak sih kalau kita sudah mulai aware dengan yang namanya kesehatan mental. Terutama semenjak mulai adanya kata-kata ng-trend :

“Mental Issues”,

“Mental Health”,

“Bipolar”,

“Self-love”,

and so on.

Mood kalau lagi naik turun, langsung merasa kayaknya gue Bipolar deh. Padahal sebenernya itu cuma hormonal aja, dan itu sangat wajar. Lembur dikit, dimarahin atasan sedikit, kesenggol dikit langsung merasa BUTUH HEALING! Karena merasa diri kita mulai ada bibit bipolar ditambah lagi ada tekanan dari segala arah akhirnya mulai depresi dan mulai overthinking sendiri.

Akhirnya muncul pemikiran,

“kayaknya butuh healing deh.”

Impulsive ambil tindakan pergi healing dengan menghabiskan banyak uang untuk refreshing atau belanja sebagai moodbooster karna mikir lagi,

“uang bisa dicari, tapi kesehatan mental gua nomor 1.”

Habis itu mulai deh ng-post quotes atau meme,

Bangun woy, kerja, inget lu miskin.”

Ngulang begituuuu terus sampe Natal geser ke bulan Januari…… (canda)

Ini salah satu cycle yang akan terus berulang sampai akhirnya kita akan merasa burn out, jenuh, dan akhirnya lupa cara untuk mensyukuri hidup.

Menurutku, healing dengan menghabiskan banyak uang bukan solusi tapi semacam pelarian singkat, pelampiasan, dan malah nambah masalah baru dalam hidup. Why? Baca ulang dan pikirin lagi deh cycle di atas.

Orang jaman dulu mana ada yang kenal dengan mental health dan healing, tapi mereka selalu berusaha untuk memikirkan solusi atas permasalahan yang mereka hadapi. They accept the problem, they analyzing the problem, they always try to find the solution. Focus on the solution, but if shit happened, then they’ll try to accept that and find another way.

Makanya banyak orang jaman dulu yang suka ngomong, “banyak jalan menuju Roma”.

Kalau kita yang sekarang “Ayo ke Roma, kalau gagal, BALI AJA DEH! HEALING MANA HEALING”.

Healing gak sepenuhnya salah, kadang memang kita perlu refreshing dan healing, tapi harus mencari timing yang tepat kapan kita harus healing. Gak melulu yang tekanan dikit langsung healing.

Bukunya uda lecek dan jadul :p

Aku pernah baca di salah satu buku yang judulnya : How to stop worrying and start living. Ada satu kalimat yang menurut aku bagus banget dan emang bener setelah aku coba terapin dan jalanin dengan mindset seperti itu, jalanin hidup rasanya jadi lebih mudah. Kalimatnya adalah, “eight words that can determine your destiny, Our life is what our thoughts make it”. Artinya, hidup kita itu terbentuk dari apa yang kita pikirkan. Kalau kita mikir kita Bahagia, kita akan bahagia, kalau kita mikirnya kita sedih, kita akan selalu sedih. Kalau dibaca secara teori memang mudah ya, tapi kalau dicoba itu syulit tapi percaya deh, it works on me. And so do you if you want to try.

Problems and worries are best friend, dan mereka akan selalu hadir selama kamu masih hidup, so face it and accept it. Buat kamu yang suka overthinking dan depressed, buku ini cocok buat kamu. Buku ini banyak bercerita tentang pengalaman banyak orang dalam menghadapi rasa khawatir mereka dan juga banyak point-point penting cara mengatasi worrying dan overthinking itu.

Di next medium aku bakal sum up buku ini, so stay tune ya!

“Those who do not know how to fight worry die young” DR ALEXIS CARREL

Relaxation & Recreation

Have faith in GOD

Learn to sleep well

Love good music

See the funny side of life

Health and Happiness will be yours.

--

--