Menavigasi Quarter Life Crisis (Part 1): Mencari Arah Hidup di Usia 20-an

Quarter Life Crisis menjadi tantangan yang menghampiri, dan pertanyaan-pertanyaan menghantui pikiran: Apakah ini yang sebenarnya kita inginkan? Apa yang sebenarnya sedang kita kejar? Yuk kita sama-sama bahas perasaan stagnan, eksplorasi untuk menemukan inspirasi baru, mengatasi target karir yang belum tercapai, serta memotivasi diri untuk melihat masa depan dengan optimisme dan menemukan arti sebenarnya di usia pertengahan 20-an.

Olivia Sito
5 min readJul 8, 2023
Photo by Chris Barbalis on Unsplash

Beberapa bulan belakangan ada hal menarik yang aku sadari saat melakukan sesi 1on1 dengan beberapa personal yang berusia 20-an. Aku merasakan banyak dari mereka saat ini sedang mengalami quarter life crisis, mulai galau dengan apa yang lagi dijalanin. Aku merasakan kebingungan mereka yang saat ini seperti berada di persimpangan jalan dan mulai menilik kembali, apakah ini yang mau dijalani? Apa sih yang sebenernya lagi di kejar? Harus kejar uang, karir atau pengalaman? Perasaan stagnan dan monoton yang merasa terkesan berlari di tempat dan masih banyak lagi.

Gelombang perubahan pun dimulai. Yang tadinya seorang freshgraduate, udah mulai masuk di titik merasa seharusnya sudah mencapai lebih banyak pada usia mereka sekarang. Atau mungkin mereka mulai diberikan tanggung jawab yang lebih besar daripada sebelumnya namun merasa gak layak dan terus merasa kurang. Yuk kita eksplorasi dari dua sudut pandang: mereka yang merasa stagnan di usia pertengahan 20-an, dan mereka yang mulai menanggung beban tanggung jawab yang lebih berat.

Merasa Stagnan Di Usia Pertengahan 20-an

Di usia pertengahan 20-an, aku juga pernah mengalami hal yang sama seperti yang kamu hadapi sekarang. Usia dimana semua pertanyaan mulai muncul. Yang tadinya santuy jalanin hidup, tiba-tiba kekhawatiran datang menyelinap.

Pertanyaan yang sering muncul adalah, “Kenapa aku merasa bosan? Apakah ini yang sebenarnya aku inginkan seumur hidupku?” dan “Mengapa target yang aku tetapkan di awal karirku belum tercapai? Apakah ada yang salah dengan diriku?”

Kita coba jawab kedua pertanyaan ini, yah.

“Kenapa aku merasa bosan? Apakah ini yang sebenarnya aku inginkan seumur hidupku?”

Merasa bosan itu sebenarnya bisa jadi alarm bagus buatmu. Kenapa?

Kamu diingatkan oleh dirimu sendiri bawah inilah saatnya kamu mencoba untuk explore. Mungkin kamu terlalu terjebak dalam apa yang sudah kamu ketahui selama ini dan merasa itu sudah cukup. Padahal, di luar sana masih banyak pengetahuan, bidang dan industri yang bisa kamu pelajari dan jelajahi, dan mungkin saja duniamu berada di luar sana, bukan di tempatmu sekarang. Bagaimana kamu bisa tahu jika kamu tidak memberi kesempatan pada dirimu untuk explore?

Mungkin terdengar menakutkan, oleh sebab itu kamu harus cerdas , jangan gak ada plan sama sekali. Misalnya, kamu bisa explore bidang baru sambil tetap berada di pekerjaanmu saat ini. Mulailah dari yang paling mudah, cari tahu melalui internet tentang seperti apa industri atau bidang yang membuatmu tertarik. Banyaklah membaca dan diskusi dengan orang-orang yang berkecimpung dalam dunia tersebut. Serap informasinya, jangan hanya melihat dari sisi positifnya, tapi juga sisi negatifnya. Agar kamu benar-benar siap dan benar-benar tahu apakah ini yang ingin kamu jalani. Setelah itu, cobalah ambil pekerjaan freelance atau mencoba secara perlahan. Kumpulkan portofolio. Pastikan kamu merasakan sendiri bidang tersebut untuk meyakinkan diri. Lalu, tanyakan pada dirimu sendiri, apakah tantangan dalam bidang ini membuatmu makin excited? Apakah kesulitan yang kamu hadapi membuatmu termotivasi dan tertantang untuk explore dan cari tau lebih dalam? Jika ya, mungkin kamu sudah satu langkah lebih dekat dengan apa yang kamu cari selama ini. Jangan lupa, pastikan kamu yakin sudah bisa menghasilkan di bidang ini sebelum beralih. Hati-hati dalam melangkah sangat penting.

“Mengapa target yang aku tetapkan di awal karirku belum tercapai? Apakah ada yang salah dengan diriku?”

Sekarang ayo kita bahas dari sisi target. Bagi mereka yang selalu memiliki rencana dan target, hal ini bisa membuat rasa percaya diri berkurang. Pikirnya setidaknya di usia pertengahan 20-an, seharusnya sudah menjadi senior, supervisor atau bahkan lebih. Namun, kenyataannya masih berada di posisi staf. Nah, di sini kita bisa melakukan introspeksi bersama-sama:

  1. Apakah pengetahuanmu sudah memadai?
  2. Apakah kamu berada di tempat yang tepat?

Untuk poin nomor satu, bagaimana cara mengetahuinya? Coba deh kamu mencari informasi tentang kompetensi senior di bidangmu di luar sana. Misalnya, buka LinkedIn dan cari tahu, apa saja yang dicari untuk posisi supervisor atau senior di bidangmu? Dari sini sebenernya kita bisa langsung mengevaluasi diri apakah ilmu pengetahuan kita sudah cukup bagi kita bisa berada di posisi tersebut dan apa yang perlu kita pelajari lebih banyak.

Jika kamu merasa sudah cukup, tapi masih belum mendapatkan promosi, jawabannya bisa ada dua hal. Pertama, mungkin tempat kerjamu belum membutuhkan posisi tersebut, dan kedua, mungkin kamu terlalu percaya diri dan sebenarnya belum berada pada level yang diinginkan. Untuk tipe yang kedua ini, bagaimana cara mengetahuinya? Kamu bisa mendatangi atasanmu atau orang-orang yang lebih senior dan mengetahui kualitas kerjamu dengan baik. Tanyakan pada mereka, apa yang masih kurang dari dirimu untuk menduduki posisi tersebut, dan harus bisa berbesar hati bersedia menerima kritik dan saran yang diberikan. Persiapkan dirimu, sehingga ketika kesempatan datang, kamu sudah siap.

Jika kamu menjawab pertanyaan pertama dengan “sudah” dan setelah mengkonfirmasi dengan senior pun tervalidasi, maka mungkin saja memang kamu belum berada di tempat yang tepat. Tempat kerjamu saat ini mungkin tidak memiliki jenjang karir yang membantu mencapai posisi atau target yang ingin kamu capai. Atau, mungkin juga karena posisi tersebut sudah terisi atau tidak diperlukan saat ini. Coba bicarakan kekhawatiranmu pada atasanmu, karena bisa saja sebenernya peluangnya ada tapi memang mereka belum melihat ada yang bisa mengisi posisi tersebut. Disaat inilah yang menjadi kesempatan buat kamu menujukkan potensi dirimu dan nyatakan ketertarikanmu untuk posisi tersebut. Pede aja dulu gapapa, what’s the worst thing that could happen selain jawaban ‘no’?

Di ujung artikel ini hanya satu hal yang mau aku ingetin temen-temen, bahwa hidup seringkali tidak berjalan sesuai rencana kita. Terkadang harapan kita tidak terwujud dengan sempurna seperti yang kita inginkan. Bisa juga, karena memang belum waktunya aja. Jangan membandingkan dirimu dengan orang lain, tetap fokus pada dirimu sendiri dan jalur perjalanan hidupmu sendiri. Fokuslah pada apa yang bisa kamu kembangkan dalam dirimu. Semakin kamu berkualitas, percayalah bahwa kesempatan akan datang untukmu bersinar di masa depan.

Buat kamu yang lagi berhadapan dengan tanggung jawab baru, kita bahas di artikel berikutnya yah 😉.

--

--

Olivia Sito

A graphic designer who enjoys not only producing visually appealing designs but also mentoring and guiding team