Langit jingga

thisisastha
2 min readJan 5, 2024

--

pict from pint

Bagian 4 —

Astha merasa keringat mulai membanjiri wajah dan tubuhnya sekarang, ternyata merapikan barisan anak baru cukup membuatnya lelah dan akhirnya memutuskan untuk balik kanan bubar jalan dari tugasnya

Ia berjalan santai menuju ruang belakang sembari bersenandung kecil menikmati hembusan angin sepoi sepoi yang menghantam wajahnya membuat rambutnya sedikit berantakan. Tapi tidak mengapa dia akan tetap cantik walaupun rambutnya berantakan sekalipun. Yah, bisa dibilang tingkat kepedean Astha itu di atas rata rata

Astha yang sudah berdiri didepan pintu pun urung untuk masuk ketika melihat ruangan dipenuhi oleh anak anak mengenakan almamater berwarna coklat bertulisan jurnalistik di bagian punggung persis seperti milik naufal

Astha berfikir, haruskah ia masuk? Atau haruskah ia kembali lagi ke depan dan bergabung merapikan barisan? Jika ia masuk maka kemungkinan 99,9% dia akan bertemu dengan Naufal. Tapi jika ia kembali lagi ke depan, bajunya akan lembab terkena keringat. Itu akan menimbulkan bau tidak sedap nantinya

Astha sibuk berfikir, sampai sampai tidak menyadari seseorang keluar dari ruangan dan menghampirinya

"nyari siapa tha? "

Astha tersentak kaget, ia menoleh ke arah depan. Dan ternyata bang Abyan sudah berdiri di hadapannya. Ia menyelipkan anak rambut ke belakang telinganya "ga cari siapa siapa bang. eumm, tadi mau masuk rencananya, tapi kayanya rame. aku mau balik ke depan aja"

Bang Abyan menggeleng "ga usah, duduk di sini aja. anak jurnal bentar lagi turun kok. ga ada naufal juga, masuk aja thaa" suruh bang Abyan. Tapi Astha masih terdiam berdiri di depan pintu dengan tatapan kosong

Seorang wanita yang tengah sibuk merapikan almamater di tubuhnya menghampiri "kenapa byan? ehh asthaa, masuk thaa ga ada naufal kok. ga masuk anaknya hari ini" senyum jahil terbit di wajah ayu sang kakak kelas

Astha tersenyum kecut. Memang, anak anak jurnalistik sering kali menggodanya. Seperti sekarang contohnya

"ini mau masuk kak, heheee. permisi kak azza bang abyan. aku masuk dulu yaa" Astha tersenyum

Lalu tungkainya melangkah masuk memilih duduk di lantai yang berhadapan langsung dengan kipas angin. Mengeluarkan ponselnya dari saku almamater, tidak di mainkan astha hanya meng scroll asal asalan beranda twitter tanpa melihat sedikitpun ke arah layar "kira kira naufal kenapa ga masuk ya" ucapnya tanpa sadar

Hah? Astha menggeleng, bukannya bagus jika Naufal tidak masuk? Jadi ia tidak perlu repot repot menghindari bertemu dengan lelaki itu "iyaa thaa, bagus dong naufal ga ada"

Ia mengangguk sekali lagi untuk meyakinkan bahwa dirinya baik baik saja tanpa kehadiran Naufal "gapapa tha. bagus kalau dia ga hadir"

--

--