Mengoptimalkan Sistem Hybrid Power Jet Darat

Otnielsinaga2899
4 min readSep 27, 2021

--

#kamisukaturbo1

Dalam dunia olahraga mekanik atau olahraga berbasis kendaraan, ada satu kompetisi yang dikatakan sebagai “Pinnacle of Motorsport” atau kompetisi tertinggi dalam olahraga ini. Kompetisi tersebut bernama Formula 1 atau dikenal sebagai F1. Formula 1, olahraga ini kembali menarik minat masyarakat ditengah-tengah situasi pandemic Covid-19 yang masih berjalan hingga saat ini. terlihat dari channel Youtube yang mulai ramai membahas olahraga ini kembali dan juga tim-tim formula 1 yang mulai memperbanyak engagement mereka dengan semakin aktif di ranah media sosial.

Namun, olahraga ini sempat mengalami masa-masa agak redup yakni ketika perubahan radikal dalam regulasi teknis mobil ajang olahraga ini. hal ini terlihat ketika masa-masa 2010–2014 dimulai dengan dominasi Red Bull dan Sebastian Vettel saat itu (pada tahun tersebut dia juara dunia berturut-turut). Formula 1 terasa semakin tidak enak dilihat karena terasa pemenang kompetisi sudah terlihat hanya tim “itu-itu” saja yang mendominasi. Masa ketika Vettel mendominasi adalah pengenalan radikal dalam regulasi yakni melarang pengisian ulang bahan bakar ditengah balapan. Tentunya keseruan jet darat tersebut semakin berkurang karena drama berfokus pada manajemen bahan bakar tim dan hal tersebut serasa mengurangi keseruan yang ada. Semenjak era dominasi Vettel, drama Formula 1 berganti menjadi drama manajemen ban dan tentunya tidak seru dilihat karena frekuensi penggantian ban lebih sedikit daripada pengisian bahan bakar.

Mercedes Amg F1 W09 EQ Power+, bukti kedigdayaan Mercedes di era perubahan visual dengan penambahan halo sebagai fitur keselamatan ( sumber: https://www.mercedesamgf1.com/en/heritage/silver-arrows/car-f1-w09-eq-power/)

Hal ini semakin menjadi-jadi dengan diperkenalkannya regulasi baru dalam mesin mobil ajang ini, yakni mesin turbo hibrid. Pengenalan regulasi ini sendiri dimulai pada tahun 2014 dan menjadi penegas bahwa Formula 1 merubah total identitas mereka, dari “raungan mesin dan membakar karet ban” menjadi “ramah lingkungan”. Tentunya ini membuat kebosanan dalam menikmati kompetisi jet darat semakin memburuk. Terbukti dari tim yang mendominasi ajang balapan berubah dari Red Bull menjadi Mercedes AMG Petronas F1. Bahkan tak hanya empat tahun layaknya Red Bull tetapi 7 tahun dan terbukti mereka mengeluarkan tagar #his7ory sebagai penanda 7 tahun berturut-turut menguasai ajang kompetisi tertinggi kendaraan bermotor ini. kunci daripada dominasi tersebut adalah desain mesin hibrid daripada tim berjuluk “Silver Arrow” ini. Rancangan mesin daripada tim yang berbasis di Brackley, Inggris ini memiliki kelebihan dibandingkan “dapur pacu” tim-tim lainnya di ajang balap ini. Mesin Mercedes secara desain dalam bentuknya memisahkan antara turbin dan juga kompresor dalam desain rancangannya. Hasilnya adalah mobil mendapatkan tenaga tambahan secara lebih besar dan juga lebih cepat. Selain itu juga pendinginan mesin lebih maksimal karena kompresor terletak didepan dan maksimal mendapat angin untuk pendinginan. Selain itu juga waktu pengembangan teknologi hibrid yang “curi start” membuat Mercedes tidak tertandingi.

Sasis 2022 ajang balap Formula 1, terlihat perubahan radikal dalam desain namun tetap memakai mesin turbo hibrid sebagai penggeraknya (Sumber: https://www.formula1.com/en/latest/article.10-things-you-need-to-know-about-the-all-new-2022-f1-car.4OLg8DrXyzHzdoGrbqp6ye.html)

Namun perubahan besar akan dimulai tahun depan dengan perubahan total dalam regulasi balapan jet darat tersebut. Dimulai dengan bentuk sasis yang berubah secara total yang akan meningkatkan kesempatan saling balap antara para pilot jet darat ini. Selain itu juga pada 2025 akan dikenalkan format mesin baru yang cukup radikal, namun tetap mengusung turbo hibrid sebagai semangat pelestarian lingkungan di ajang kompetisi ini.

Tentunya ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk membuat dapur pacu ajang ini semakin menarik. Pertama, meniru langkah Mercedes untuk memisahkan turbin dan kompresor dalam rancangan mesin turbo hibrid, seperti kata pepatah belajar dari orang yang leboh sukses untuk mendapatkan nilai tambah dan ini layaknya harus dilakukan oleh tim-tim F1 jika ingin meniru langkah Mercedes. Kedua, memakai mode otomatis switch antara mesin pembakaran dalam (ICE) dan motor listrik. Alasannya adalah motor listrik cukup cepat responsif dalam kecepatan tinggi dan tidak memakai waktu lama dalam merespon pedal gas, jika diterapkan untuk kecepatan tinggi tentunya akan berakibat baik bagi tim-tim F1 karena mereka dapat menjaga kecepatan mereka dan lebih sering untuk melakukan aksi saling salip dalam balapan. Mode mesin ini pula dapat ditambahkan satu fitur lagi untuk mendapatkan keseruan balapan yakni tombol mode serang. Fungsinya adalah menambah daya lecut mobil melalui baterai hibrid yang ada didalam mesin mobil. Jadi bisa dikatakan prinsip kerja mesin nanti berupa mesin pembakaran untuk mengakselerasi mobil dari keadaan diam ke kecepatan tinggi sambil mengisi daya baterai hibrid. Ketika kecepatan sudah sangat tinggi maka baterai hibrid akan bekerja secara penuh sebagai “mesin” mobil. Bisa dikatakan akselerasi dapat namun kelestarian lingkungan juga terjaga. Tentunya ini diharuskan membangun sistem KERS ( sistem pemulihan energi berbasis tenaga gerak) yang lebih kuat dari generasi hibrid sebelumnya. Serta tidak lupa juga membuat baterai dengan daya tahan lebih lama dan juga lebih besar dalam menampung daya listrik yang dihasilkan mesin dan juga KERS. Ini juga ditunjang dengan regulasi 2025 dengan menghapus MGU-H (sistem pemulihan energi berbasis tenaga panas) untuk mendapatkan sensasi raungan mesin yang menjadi ciri khas balap jet darat.

Jadi beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memaksimalkan mesin hibrid Formula 1 adalah berikut. Pertama meniru rancangan mesin Mercedes yang sudah terbukti dominan dalam ajang balapan Formula 1 selama 7 tahun terakhir. Kedua menambahkan mode switch otomatis dari mesin pembakaran ke motor listrik pada mobil dengan tujuan menjaga kecepatan tinggi namun irit bahan bakar. Ketiga menambah mode serang untuk menambah keseruan balapan Formula 1. Terakhir membangun sistem baterai yang tahan lama dan KERS yang lebih kuat untuk efisisensi dan keefektifan turbo hibrid formula 1.

--

--