Jiwa
2 min readJun 11, 2023
Pantai Kuta, Bali.

November, 2011

“Saya suka laut, Kal. Tenang." Pandangannya lurus menatap ombak laut. Termenung sambil mengingat kembali wajah seseorang.

"Kamu suka Samudra, Ra?" Yang ditanya tersentak kaget dan segera bangkit menatap sang lawan bicara.

"Gak kamu, gak Mas Cakra, pada mikir begitu semua. Aneh."

Gadis itu berjalan menjauh dari tepi pantai meninggalkannya dibelakang sana. Yara, ia terus menerus mengomel karena kesal dengan orang-orang yang terus saja mengira bahwa dia menyukai Samudra.

"Hey, Yara, aku cuma bercanda."

"Gak asik! Kalau Samudra dengar, nanti dia pikir aku beneran suka. Kan gak lucu, Kala!"

Kala menahan tawanya karena tingkah lucu Yara, marah-marah dan berjalan sembari menghentakkan kakinya ke pasir pantai.

"Lagian kamu kalau sudah bahas laut, pasti ngomongnya langsung formal banget. Lagipula, laut itu samudra, Ra."

"AKU JUGA TAHU! Ah, capek banget adu mulut sama kamu, Kal." Yara mendudukan dirinya di kursi pantai sambil mengatur nafasnya.

Kala menyusul duduk disampingnya dan tersenyum tipis. Ia mengeluarkan sesuatu dari kantong baju miliknya dan memberikan kotak kecil kepada Yara. Yara menatap heran kearah Kala dan kotak kecil yang dipegangnya.

"Selamat ulang tahun, Yara. Sudah 17 tahun, ya? Kejar yang ingin kamu kejar, lari dari sesuatu yang membuatmu tidak nyaman, istirahat lah di tempat yang kamu rasa aman."

Yara tersenyum lebar dan memeluk Kala erat, "terima kasih, Kala."