Envy

Holly
2 min readOct 26, 2023

--

Kecemburuan.

Adalah satu dari sekian banyak kekhawatiran yang ia gusarkan. Adalah rasa yang nyaris membuatnya membenci takdir setiap orang. Adalah rasa yang membuat kebencian dan ketidak-yakinannya akan diri sendiri kian meradang.

Ketika kebahagiaan seseorang, seolah membuatnya begitu muak. Saat dimana keberhasilan orang lain, terasa begitu menyesakkan dan menyiksa batin.

Perasaannya terluka. Sebuah luka menganga yang mengakar di relung terdalam. Retakan yang tidak pernah ia sadari, kendati darah terus mengalir tanpa henti.

Perih. Pilu.

Seperti seseorang dengan keji menebas jantungnya dengan sebilah pedang dalam sekali hujam. Atau yang lebih keji lagi, seperti seseorang dengan sengaja mengalungkan tali di leher, mengikat dan menariknya begitu kuat, memelintir, mencekik, hingga nyaris mati.

Detiknya terasa sia-sia hanya untuk mencemburui kehidupan orang lain.

Menitnya terlalu berharga hanya untuk memandang dunia sebagai sebuah ajang kompetisi mencari lawan main.

Setiap jamnya amat sangat buruk hanya untuk menghimpun rasa iri dengki atas pencapaian seseorang yang kemudian akan ia jadikan sebagai pesaing.

Dia akan bertindak gegabah, serakah, dan emosinya akan mudah sekali tersulut. Perasaannya bisa jadi ter-lalap oleh api saat dimana seseorang mampu melampaui pencapaian yang ia raih.

Ambisinya bukan lagi tentang melakukan yang terbaik. Dia akan bekerja keras, lebih keras, hanya demi menjadikan diri lebih unggul dari yang lain. Hanya saja, hal itu justru membuat ia jadi membenci diri sendiri. Dan, ketidak-yakinannya pada diri menjadi kian membukit.

Hidupnya penuh pergulatan batin. Mengabaikan kemampuan diri. Memusatkan pada peperangan melawan ego dari ketidak-puasan akan diri sendiri yang membubung tinggi.

Hati-hati dengan pujian. Sebab pujianmu untuk seseorang, bisa menjadi biang dari kedengkian yang dia rasakan.

Kecemburuan. Ketidakpuasan. Perbandingan. Kau hanya tidak akan pernah bahagia. Kau bahkan tidak akan pernah tahu apa itu bahagia.

[]

--

--