aegibaee
2 min readAug 12, 2023

Semua mulai makan dengan tenang, saat Dylan datang, mereka langsung ke meja makan tanpa ada keributan kecuali alat makanan yang berdenting.

Sekedar informasi makan malam hari ini adalah makanan kesukaan Dafa yaitu ayam bakar langganannya, namun hal itu tak membuat Dafa senang. Seperti sekarang ia hanya makan nasi sedikit dan hanya mengambil bumbu ayam bakarnya.

"Ayam nya ga enak ya, Dek?" tanya papa.

"Enak, Papa. Ini kan langganannya Dafa," jawabnya.

"Tapi kok makannya sedikit? Dafa ga biasa makan cuman segitu loh,"

"Jangan diet - diet. Masih kecil," Dafa mengangguk pelan, akhirnya ia mengambil satu ayam lalu diletakkan ke piringnya dan makan hingga selesai.

Setelah makan, mereka berkumpul diruang keluarga. Kegiatan ini dilakukan oleh mereka sebab mereka sadar bahwa akhir - akhir ini sudah mulai jarang berkumpul karena kesibukan masing - masing.

"Dafa duduk disebelah Ayah sini," Dafa menurut. Ia harus siap jika ayahnya sewaktu waktu akan mencubit pipinya atau memarahinya.

"Dafa tau kan kalo Ayah ga pernah larang Dafa dan selalu nurutin Dafa kalau pengen Lego?" Dafa mengangguk.

"Inget kan, Ayah selalu bilang kalau harus istirahat sesuai jam tidur?" Si bungsu itu mengangguk lagi.

"Terus kenapa begadang?"

"Kerjain Lego nya, Yah. Dafa beneran ga sadar kalau ternyata Dafa susun Lego nya sampai mau pagi. Maaf ya, Ayah,"

"Jangan diulangi lagi ya? Kalo kaya gitu terus, nanti Dafa ga serius belajar di sekolah. Boleh main Lego tapi pas pr nya udah selesai ya? Jangan malem,"

Dafa memeluk ayahnya lalu menggeleng kuat, "Dafa ga mau main Lego lagi! Udah cukup yang marvel itu terakhir!"

"Beneran?" tanya Deva.

"Huum. Jadi Dafa ga akan begadang lagi karena Lego, Dafa bisa tidur nyenyak."

Okay, sepertinya permasalahan sudah selesai. Mereka kembali ke kamar masing - masing dan tentu saja Ayah melakukan agenda romantisnya dengan sang Papa.