Final Band

dy.
2 min readJun 2, 2023

--

Gedung graha kampus sudah dipenuhi oleh berbagai mahasiswa dan mahasiswi yang ingin menyaksikan final perlombaan band antar fakultas yang selalu diadakan tiap tahun ini. Acara ini juga menjadi hiburan di tengah padatnya hari-hari perkuliahan sehingga tak sedikit yang datang bukan hanya untuk mendukung jagoan mereka tetapi juga membawa teman ataupun kekasih mereka untuk bersenang-senang bersama.

Feroz dan teman-temannya telah sampai beberapa waktu lalu dan kini mereka sudah duduk di backstage, di kursi yang telah disiapkan panitia. Ini bukanlah penampilan perdana mereka, baik di ajang perlombaan maupun di acara-acara santai, tetapi mereka tetap merasakan kegugupan karena kali ini mereka tidak hanya membawa nama band tetapi juga membawa nama fakultas. Apalagi mereka berasal dari jurusan seni musik yang pastinya ada ekspektasi lebih yang diberikan oleh penonton maupun juri kepada mereka.

Feroz merasa jantungnya kali ini dipompa sepuluh kali lebih cepat karena ia ingat bahwa ia meminta suaminya untuk hadir. Ini adalah penampilan perdananya ditonton lelaki itu sehingga itu membuatnya semakin gugup.

Ia tak tahu lelaki itu sudah datang atau belum. Ia sengaja tidak menghubunginya karena tak ingin terkesan terlalu menuntut. Pesannya dibalas saja ia sudah sangat berterima kasih.

“Kakak-kakak dari Satukosong Band udah ready semua, kan? Stand by ya, kak. Habis ini tampil,” seorang panitia menghampiri mereka agar segera bersiap-siap. Mereka pun bersiap dengan instrument masing-masing lalu membentuk sebuah lingkaran untuk menyemangati satu sama lain.

“Ini dia peserta kita berikutnya! Yang sudah banyak ditunggu-tunggu teman-teman semua ya sepertinya. Mari kita sambut peserta perwakilan dari Fakultas Seni, Satukosong Band!”

Dan keenam personil band yang sudah cukup terkenal di kalangan mahasiswa ini muncul dengan berlari kecil menuju tengah panggung diiringi dengan riuh tepuk tangan penonton yang memenuhi area di depan mereka.

Setelah menunduk dan memperkenalkan diri, Feroz mengedarkan pandangannya dari ujung ke ujung, mencari keberadaan lelaki yang dirindukannya.

Dari bagian depan ke belakang, dari sudut kanan ke sudut kiri, namun ia tak menemukan keberadaan lelaki tinggi itu. Sampai akhirnya ia melihat sosok yang ia kenal, Mark yang merupakan sahabat Ganesh serta kekasih teman bandnya, Fallan. Ia yakin suaminya pasti ada di sekitarnya. Namun nihil, yang bisa ia temukan hanyalah Mark yang menggelengkan kepalanya pelan, menimbulkan perasaan kecewa di hatinya.

Kak Ganeshnya tidak datang.

Feroz menarik nafasnya panjang. Berusaha terlihat tetap ceria. Lalu memberi tanda kepada teman-temannya untuk mulai memainkan musik. Ia harus tetap professional demi teman-teman dan demi fakultasnya. Meskipun hatinya benar-benar tidak nyaman sekarang.

--

--