Digitalisasi Industri Hiburan: Pengaruhnya Pada Konsumsi Konten Hiburan dan Tantangannya

Nu'maa Nabila Fatwa
4 min readJan 6, 2024

--

Photo by Tech Daily on Unsplash

Saat ini teknologi sudah masuk hampir ke seluruh aspek kehidupan, tidak terkecuali bisnis kreatif dimana perkembangan teknologi telah secara signifikan memengaruhi sektor media hiburan. Transformasi ini telah mengubah cara kita menikmati dan berinteraksi dengan konten, dan efeknya akan menciptakan dampak yang lebih besar di masa mendatang.

Dalam artikel ini penulis akan menjelaskan bagaimana pengaruh digitalisasi telah mengubah paradigma industri hiburan dan tantangan yang muncul yang harus dihadapi.

Pengaruh Digitalisasi Terhadap Industri Konten Hiburan

Digitalisasi secara umum telah membawa banyak perubahan, dan pengaruhnya dapat secara signifikan dirasakan utamanya pada industri kreatif yang berkaitan dengan media dan konten hiburan. Berikut beberapa pengaruhnya yang sudah penulis rangkum.

  • Pembuatan Konten: Peningkatan Kreativitas Melalui Digitalisasi

Digitalisasi membuat proses pembuatan konten menjadi lebih mudah dengan menyediakan alat dan platform bagi individu baik pemula maupun profesional untuk menghasilkan konten yang berkualitas tinggi seperti software pengeditan yang kini semakin canggih dengan menyediakan berbagai fitur. Dampaknya adalah lonjakan konten yang dibuat oleh pengguna di berbagai platform seperti YouTube, TikTok, dan Instagram.

  • Kemudahan Pendistribusian Konten dengan Personalisasi

Melalui digitalisasi distribusi konten, batasan geografis dan waktu yang dahulu menghalangi distribusi media telah terhapus. Layanan streaming muncul dan mendominasi penyebaran konten, mulai dari film dan acara TV hingga acara langsung dan musik. Perubahan ini telah memberikan kenyamanan dan personalisasi yang belum pernah terjadi sebelumnya, memungkinkan pengguna untuk mengakses berbagai konten sesuai keinginan mereka dan di berbagai perangkat.

Berubahnya Pola Konsumsi Konsumen Melalui Penggunaan Multiscreen

Perubahan digital telah mengubah cara penonton berinteraksi dengan media, menciptakan budaya konsumsi yang melibatkan multiscreen. Penonton tidak lagi hanya terpaku pada TV konvensional. Perangkat seperti smartphone, laptop, dan semacamnya memberikan pilihan luas untuk mengakses konten di mana pun dan kapan pun. Transisi ini telah memungkinkan penonton secara bersamaan berinteraksi dengan konten tambahan atau media sosial sambil menonton acara atau film.

  • Model Bisnis yang Berevolusi ke Model Berlangganan

Model bisnis berbasis kepemilikan tradisional seperti DVD dan CD fisik kini digantikan oleh layanan berlangganan. Contohnya adalah Spotify dan YouTube Music. Kedua platform tersebut memungkinkan pengguna mengakses berbagai macam koleksi musik tanpa harus mengunduh atau memiliki musik tersebut.

Model berlangganan memiliki beberapa keuntungan, seperti pendapatannya yang stabil, tingkat pembajakan yang lebih rendah, dan kemampuan untuk terus berinteraksi dengan pengguna melalui pembaruan konten dan rekomendasi yang dipersonalisasi.

  • Peningkatan Pengalaman Pengguna Melalui Teknologi VR dan AR

Pengalaman pengguna telah ditingkatkan melalui peningkatan interaktivitas menggunakan teknologi virtual reality (VR) dan augmented reality (AR) yang membawa pengalaman dna sensasi baru bagi konsumen, memberikan pengalaman hiburan yang interaktif dan menarik. VR memungkinkan pengguna untuk masuk ke dalam dunia virtual, seperti menjelajahi alam semesta baru, hingga menghadiri konser virtual. Sementara AR dapat meningkatkan persepsi pengguna dan menciptakan pengalaman interaktif dengan menyisipkan elemen digital ke dalam dunia nyata, seperti yang terlihat dalam aplikasi seperti Pokemon Go.

Tantangan yang Muncul dan Harus Dihadapi

Tidak hanya membawa peluang, perubahan digital juga membawa tantangan yang cukup besar. Berikut adalah beberapa aspek utama yang menjadi tantangan dalam transformasi digital di sektor media dan hiburan:

  • Content Quality Control:

Kemudahan pembuatan dan distribusi konten di era sekarang ini menyebabkan ledakan produksi konten bagi konsumen. Jumlah konten yang berlebihan inilah yang dapat menimbulkan tantangan dalam mempertahankan kontrol kualitas dan memastikan bahwa konten berkualitas tinggi lebih menonjol.

  • Perubahan Perilaku Konsumen:

Saat ini, pengguna mengharapkan konten yang terpersonalisasi dan bisa diakses dari berbagai perangkat. Hal ini menjadikannya tantangan bagi metode penyiaran dan distribusi linier tradisional sebab akan sulit bagi mereka untuk terus beradaptasi dengan perubahan preferensi bersamaan dengan menjaga keterlibatan dan loyalitas pengguna.

  • Privasi dan Keamanan Data:

Pengumpulan, penyimpanan, dan penggunaan data pengguna untuk personalisasi dan iklan menimbulkan masalah privasi dan keamanan yang cukup serius. Perusahaan media harus mampu mengelola aturan dan memastikan bahwa data pengguna ditangani secara bertanggung jawab untuk mempertahankan kepercayaan pengguna serta mematuhi peraturan perlindungan data yang terus berubah.

  • Pembajakan Digital dan Pelanggaran Hak Cipta:

Tindakan menyalin, membagikan, dan mendistribusikan konten secara ilegal menjadi sangat mudah, menyebabkan pelanggaran hak cipta dan kerugian pendapatan bagi kreator dan perusahaan. Memastikan perlindungan atas kekayaan intelektual di era digital merupakan sebuah tantangan yang terus berlangsung.

  • Kesenjangan dan Aksesibilitas Digital:

Perubahan ini juga bisa memperdalam kesenjangan digital, yang berarti bahwa sebagian kelompok masyarakat mungkin memiliki keterbatasan dalam mengakses platform dan konten digital. Menjamin inklusivitas dan kemudahan akses bagi semua pengguna masih menjadi tantangan yang harus dihadapi.

  • Berita Palsu dan Misinformasi:

Penyebaran informasi salah dan berita palsu dapat terjadi dengan cepat, menciptakan dampak sosial dan politik yang serius. Oleh karena itu, lembaga media perlu bertanggung jawab dalam melakukan verifikasi informasi serta mendorong pemberitaan yang akurat untuk mengatasi masalah ini di era digital.

--

--