Bandung Makin Panas, Hutan Hilang Bangunan Menggantikan RTH

Meningkatnya suhu Kota Bandung yang semakin mengkhawatirkan

rosanity
4 min readJun 20, 2024

Dahulu, udara sejuk dan pegunungan menghampar hijau adalah pemandangan lazim di Kota Kembang. Kini, Bandung seakan terpanggang dalam kepungan asap dan beton. Dalam dua tahun terakhir, alih fungsi lahan untuk permukiman dan kawasan industri telah menelan lebih dari 500 hektar ruang terbuka hijau. Fenomena ini, ditambah tingginya laju kepemilikan kendaraan bermotor, menjerumuskan Bandung ke dalam krisis iklim tanpa henti.

Sumber : Free Bandung Videos Download 4k & HD (videvo.net)

Pemanasan Global yang terjadi pada 3 tahun terakhir Mengancam Kota Bandung, lalu apa yang menjadi faktor utama penyebab kenaikan pemanasan global tersebut? Menurut para ahli, salah satunya Dr. Kartika Hajar Kirana, S.Pd., M.Si yang merupakan Dosen Geofisika Unpad beliau menyebutkan jika berubahnya alih fungsi lahan hijau menjadi pemukiman di Kota Bandung. Proses terjadinya pemanasan global tersebut bermula dari RTH yang dialihfungsikan, dari situ pemukiman dan industrial menyumbangkan gas-gas yang dapat menahan panas matahari di atmosfer bumi sehingga panas matahari terperangkap di bumi dan menghasilkan efek rumah kaca.

Perbandingan Kenaikan Suhu di Kota Bandung Selama 3 Tahun Terakhir dengan Trend 10 Tahun Terakhir

Dari pemanasan global tersebut menghasilkan kenaikan suhu yang signifikan dalam setahun terakhir di Kota Bandung, menurut Yuni Yulianti, Staff Data dan Informasi BMKG kenaikan suhu setiap tahunnya sekitar 0,5 derajat celcius dan suhu maksimum di Kota Bandung terjadi pada Oktober tahun 2023 dimana suhu tersebut mencapai 36,8 derajat celcius, sangat jauh jika dibandingkan dengan rata-rata suhu tahun 2021 yang hanya mencapai 27 derajat celcius. Tak hanya itu, jika melihat dari trend 10 tahun kebelakang kenaikan suhu yang terjadi 3 tahun terakhir ini sangat tidak stabil, dan semakin tahun akan terjadi perubahan secara signifikan akibat ulah manusia. Adapun kondisi iklim saat ini yang mengkhawatirkan dan tidak konsisten akibat alih fungsi lahan tersebut.

Hutan Hilang, Bangunan Menggantikan

Pernyataan tersebut menggambarkan kondisi Kota Bandung saat ini, berdasarkan observasi dapat dilihat bahwa kawasan Bandung Utara yang dulunya lebat pepohonan, kini telah bertransformasi menjadi hamparan perumahan dan pabrik. Data Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung mengungkapkan, rerata laju penghijauan 1% per tahun, tak lagi sebanding dengan cepatnya penyusutan lahan hijau menjadi kawasan terbangun. Aktivis lingkungan menilai, pemangkasan Ruang Terbuka Hijau secara masif ini berpengaruh besar terhadap kenaikan suhu.

Sumber: Data diperoleh dari Badan Pusat Statistik Jawa Barat

Meskipun faktor utama yang menyebabkan kenaikan suhu adalah alih fungsi lahan, aktivitas manusia juga menjadi faktor pendukung yang menyebabkan kenaikan suhu yaitu polusi kendaraan bermotor. Terlepas dari alih fungsi lahan, ledakan kepemilikan kendaraan bermotor turut menyumbang keterpurukan Bandung. Data Dinas Perhubungan Kota Bandung mencatat, pertumbuhan kendaraan bermotor mencapai 7,8% per tahun. Gas buangan kendaraan bermotor, terutama karbon dioksida, dicurigai menjadi faktor signifikan dalam meningkatnya suhu udara di Bandung.

Solusi yang Ditawarkan Pemerintah Kota Bandung Demi Mewujudkan Kota Kembang yang Kembali Mekar

Solusi yang ditawarkan seharusnya memperbanyak transportasi umum dan mengurangi penggunaan transportasi pribadi, namun sistem transportasi umum di Kota Bandung juga belum siap. Mengutip jurnal penelitian Mentari tentang Analisis Kualitas Transportasi Publik Dinas Perhubungan Kota Bandung, sejak dioperasikan tahun 2009 hingga saat ini pelayanan yang diberikan bus Trans Metro Bandung (TMB) masih memiliki banyak hambatan yang tidak sesuai dengan rencana TMB. Banyak kendala yang muncul seiring berjalannya Trans Metro Bandung yang perlu dilakukan evaluasi pembenahan. Kendala-kendala yang muncul dapat mempengaruhi tingkat layanan yang diberikan oleh Trans Metro Bandung tentunya hal tersebut dapat menimbulkan ketidakpuasan masyarakat sebagai penerima layanan Trans Metro Bandung.

Kendaraan pribadi masih menjadi transportasi favorit di Kota Bandung hingga saat ini, berbagai kebijakan pemerintah untuk membangun sistem transportasi publik telah berhenti dibicarakan bahkan semakin tahun peminat penggunaan kendaraan pribadi semakin meningkat. Ironisnya, tidak hanya sistem transportasi publik yang belum lengkap, tetapi jalan-jalan di kota ini juga tidak berkembang secara signifikan.

Menghadapi kondisi ini, Pemerintah Kota Bandung dinilai masih menitikberatkan kebijakan sektoral. Langkah strategis seperti pengetatan perizinan pembangunan, pengembangan jalur pejalan kaki, serta peningkatan angkutan umum massal belum terlihat nyata bahkan menurut Prof. Dr. Ir. Ruminta, M. Si yang merupakan ahli iklim di Universitas Padjadjaran sekaligus pengamat lingkungan, beliau menyatakan bahwa pemerintah Kota Bandung masih kurang becus dalam menangani isu ini, bagaimana tidak? Semakin kesini bukannya kebijakan perihal alih fungsi lahan ini semakin ketat, tapi malah dari pemerintah sendiri yang sering melakukan alih fungsi lahan untuk kepentingan industrial yang kadang tidak jelas tujuan pembangunannya untuk apa.

Dari sisi pemerintah memang belum banyak solusi yang ditawarkan untuk menghadapi isu ini, namun dari BMKG Kota Bandung sudah mengambil tindakan seperti, datang ke sekolah-sekolah untuk memberikan sosialisasi terkait kenaikan suhu yang disebabkan oleh alih fungsi lahan ini, kemudian menyuarakan terkait pentingnya menerapkan Green energy, serta mempersuasi untuk memperbanyak RTH karena peran RTH dalam menyelamatkan isu terkait kenaikan suhu dan pemanasan global sangat penting. Dengan adanya RTH, CO2 akan diserap dan dapat mengurangi efek rumah kaca atau yang biasa kita sebut sebagai pemanasan global.

For more: instagram.com/warmplanet_ezine

Penulis:

  • Salsabila Ramadhani
  • Vallencya Alberta S
  • Noor Fatimah A
  • Leo Saputra
  • Hafidz Akbar N

--

--