5 Fakta Anak Independent Play, Tumbuhkan Kemandirian dan Rasa Percaya Diri loh!

Rana Ida Sugatri
4 min readJun 7, 2024

--

Independent play atau bermain sendiri merupakan aktivitas bermain yang dilakukan mandiri oleh si kecil. Ia bisa dengan bebas memilih dan mengeksplorasi mainannya tanpa instruksi dari orang sekitar.

Si kecil sedang independent play (Sumber: www.pexels.com)

Kamu bisa bayangkan, betapa bahagianya menjadi si kecil bisa bermain apa yang disuka dan tenggelam dalam kurun waktu yang lama.

Ternyata, hal itu dapat melatih kemandirian, kreativitas, dan rasa percaya diri si kecil.

Mengapa hal itu bisa terjadi? Cek faktanya di sini!

5 Fakta di Balik Independent Play pada si Kecil

Ada 5 fakta yang perlu kamu ketahui saat si kecil mulai independent play.

1. Anak mulai mengenal diri dan lingkungan

Di awal kehidupan, seorang bayi sangat bergantung pada orang tua atau pengasuhnya. Kamu dituntut untuk selalu hadir demi memenuhi kebutuhan si kecil.

Berbagai aktivitas kamu berikan kepada si kecil untuk menstimulasi perkembangannya. Seiring bertambahnya usia, secara alami ia mulai mengenal diri dan lingkungannya.

Sebut saja saat menyusui atau mengemut jari di enam bulan pertamanya, lalu mulai mengambil dan menggenggam benda yang ditemuinya, hingga pandai mengkoordinasikan tangan dan mata agar bisa makan sendiri di usia satu tahun.

Itu hanya beberapa contoh yang menunjukkan bahwa si kecil mulai mengenal diri dan lingkungannya serta belajar menemukan cara untuk memenuhi kebutuhan atau keinginannya sendiri.

Inilah yang kemudian mengantarkan si kecil pada aktivitas independent play.

2. Kebebasan pada anak

Saat bermain sendiri, si kecil bebas menentukan mainan apa yang akan dimainkan. Ia bisa mengganti mainan apapun dan kapanpun sesuai dengan keinginan tanpa larangan atau instruksi yang sering dilakukan oleh orang dewasa.

Kebebasan dalam bermain ini tanpa disadari dapat melatih si kecil untuk mendefinisikan kebahagiaan versi dirinya tanpa harus bergantung pada orang lain.

Hal ini juga melatih rasa percaya diri karena ia mengambil keputusan dalam menentukan jenis mainan yang akan memberinya kepuasan saat memainkannya.

Ketika anak mulai asyik bermain sendiri, perlahan ia belajar untuk tidak bergantung pada orang lain. Hal ini melatih si kecil untuk mandiri dan bisa menyesuaikan diri pada kondisi apapun, entah bersama orang lain atau tidak.

3. Mengenal kebutuhan tubuh dan emosinya

Sadarkah kamu, saat bermain dengan teman seusianya si kecil mengeluarkan lebih banyak energi yang membuatnya cepat merasa lelah.

Independent play melatih kepekaan si kecil atas kebutuhan tubuh dan emosinya tersebut. Ada kalanya ia memilih untuk berpisah dari teman-temannya lalu bermain sendiri.

Itu artinya ia butuh waktu untuk istirahat demi memulihkan energi dan membuatnya merasa nyaman kembali.

4. Anak berimajinasi dengan mainannya

Independent play mengajak si kecil masuk ke dunia baru.

Sebagai contoh, bermain mobil-mobilan menstimulasi imajinasi anak layaknya ia sedang mengendarai mobil tersebut, bermain masak-masakan mengembangkan imajinasi si kecil dengan menganggap bahwa bahan makanan yang tengah dimainkan adalah menu sungguhan yang bisa dimakan.

Menakjubkan!

Anak membayangkan bahwa setiap mainan memiliki ceritanya masing-masing. Begitulah cara independent play meningkatkan kreativitas anak.

Tahukah kamu, bahkan rasa bosan yang dialami si kecil saat memainkan suatu permainan dapat memacu kreativitasnya yang lain untuk memainkan permainan yang berbeda.

5. Kamu menjadi contoh bagi si kecil melakukan independent play

Tidak selalu bersama si kecil ternyata memberimu ruang untuk bisa menikmati waktu sendiri, seperti melakukan hobi atau mengerjakan urusan lain. Tentu, hal ini membuatmu happy, bukan?

Saat kamu melakukan aktivitas tersebut lalu fokus dan asyik dengan duniamu, ternyata itu bisa menjadi contoh bagi si kecil bahwa melakukan aktivitas sendiri bisa semenyenangkan itu.

Ia akan melihat dan meniru kamu. Fakta lainnya, cara ini bisa menumbuhkan rasa percaya diri dan kemandirian anak, loh!

Ekspresi bahagia saat independent play (Sumber: www.pexels.com)

Selanjutnya, mungkin kamu bertanya, “Anak saya masih nempel banget. Maunya main bareng saya terus. Kapan bisa independent play?”

Kamu penasaran jawabannya? Lanjutkan membaca ya!

Kapan si Kecil Bisa Independent Play?

Si kecil akan lebih lama independent play saat ia berusia 2 sampai 3 tahun. Ini merupakan tahap peralihan dari bermain bebas (unoccupied play) saat berusia 0 sampai 6 bulan dan bermain bersama teman sepermainannya di atas 3 tahun.

Di usia ini, kemampuan komunikasi si kecil masih terbatas. Ia cukup kesulitan menyampaikan apa yang ada di pikirannya secara verbal.

Oleh karena itu, anak akan cenderung menjadi pemalu saat bertemu banyak orang atau teman-teman seusianya dan memilih bermain sendiri atau independent play.

Faktor lainnya, rentang fokus si kecil sudah lebih lama dibandingkan saat ia berusia di bawah 2 tahun.

Ini merujuk pada kalkulasi rentang fokus anak, yaitu usia anak dikali 3 sampai 5 menit dimana bertambahnya usia anak, bertambah pula rentang fokusnya.

Nah, sekarang kamu sudah tahu fakta mengenai independent play dan usia berapa si kecil cenderung lebih asyik bermain sendiri dibandingkan bersama teman-temannya.

Mau tahu bagaimana mendorong si kecil untuk independent play dan jenis mainan apa saja yang cocok digunakan oleh si kecil?

Nantikan jawaban di artikel selanjutnya ya!

--

--

Rana Ida Sugatri

Freelance writer | Certified Impactful Writer (C.IW) | Content writer | Penulis 2 buku antologi berjudul "Re-Happiness" dan "Sekotak Maaf Untuk Ibu" bersama MSP