Terapi Wicara? Kenali Tahap Perkembangan Bicara dan Tanda Speech Delay pada Anak

Rana Ida Sugatri
3 min readMay 29, 2024

--

Apakah kamu pernah diberi saran untuk terapi wicara si kecil karena di usianya yg ke 20 bulan belum aktif berbicara?

Anak kecil yang sedang menatap sesuatu (Sumber: www.pexels.com)

Padahal sebagai ibu, kamu melihat perkembangan bicara si kecil mulai dari babbling sampai bisa mengucapkan satu atau dua kata, meski saat ini belum begitu jelas.

Apakah kamu membandingkan si kecil dengan anak lain seusianya lalu kamu berpikir si kecil lebih lambat perkembangan bicaranya?

Padahal kamu tahu, setiap anak punya tahapan perkembangan yang berbeda.

Sedikit khawatir anak mengalami telat bicara atau speech delay, tapi kamu masih berusaha untuk keep calm. Ya! Jangan panik dulu.

Pertama, kamu perlu mengetahui lebih dulu perkembangan bicara si kecil di setiap jenjang usianya. Pastikan kamu baca artikel ini sampai selesai ya!

Perkembangan Bicara si Kecil di Setiap Usia

Di awal kelahiran, bayi mungil itu hanya bisa menangis untuk mengomunikasikan rasa lapar, mengantuk, kegerahan, dan perasaan gak nyaman lainnya.

Tidak jarang kamu dan pasangan sebagai orang tua kebingungan merespons tangisan anak. Meski begitu, seiring berjalannya waktu kamu pun bisa memahami kebutuhannya meski lewat tangisan tersebut. Betul?

Bertambahnya usia si kecil, tentu kemampuan komunikasinya meningkat. Tidak hanya menangis, tapi ia mulai cooing, babbling, dan akhirnya mampu mengucapkan satu-dua kata dengan jelas.

Untuk mengamati perkembangan bicara anak, tentu kamu perlu tahu bagaimana tahapannya. Berikut tahapan kemampuan bicara si kecil.

  • 2 sampai 4 bulan: Si kecil mulai mengeluarkan suara pertamanya yang biasa disebut cooing. Suara yang dikeluarkan, seperti ah, oh, uh, dan belum memiliki arti.
  • 4 sampai 6 bulan: Di usia sekitar 4 bulan, si kecil mulai pandai mengoceh atau babbling. Ia bisa menggabungkan huruf konsonan dan vokal, seperti ma-ma, ba-ba. Masuk bulan ke 6, ia bisa mengulang paduan konsonan dan vokal tersebut, seperti ma-ma-ma-ma, ba-ba-ba-ba. Selain itu, ia juga bisa meniru nada atau suara ucapan yang dikeluarkan oleh orang yang menstimulasinya.
  • 12 sampai 15 bulan: Si kecil mulai bisa menunjuk benda atau orang yang ia tuju. Ia juga mulai mengerti dan bisa mengikuti instruksi yang orang ucapkan kepadanya. Beberapa anak mulai bisa mengeluarkan kata yang memiliki arti.
  • 15 sampai 24 bulan: Si kecil semakin aktif mengoceh. Seolah-olah bicara, tapi maksudnya belum dipahami oleh orang yang mendengarnya. Membayangkannya lucu, bukan? Namun, mendekati usia 2 tahun biasanya anak mulai bisa mengeluarkan kata-kata yang memiliki arti dan bisa dipahami oleh orang yang mendengarnya, meski di antaranya masih ada yang belum begitu jelas.
  • 2 sampai 3 tahun: Si kecil mulai bisa menggabungkan 2 kata atau lebih untuk mengekspresikan pikirannya. Ia pun sudah bisa menggunakan kata ganti, seperti aku, kamu, dan mereka dengan arti sesungguhnya. Selain itu, ia juga kenal dan hafal nama-nama benda di sekitarnya serta bisa diajak komunikasi dua arah.
  • 3 sampai 5 tahun: Jangan kaget karena di rentang usia ini si kecil akan semakin aktif berkomunikasi dengan banyak bertanya. Semakin banyak kosakata baru yang ia dengar, semakin banyak pula perbendaharaan kata yang bisa diucapkan.

Kedua, setelah tahu tahapan perkembangan bicara anak mungkin kamu bertanya, “Kapan si kecil dikatakan speech delay?”

Tanda si Kecil Mengalami Speech Delay

Anak dikatakan telat bicara atau speech delay, ketika ia belum menunjukkan kemampuan bicara sesuai usianya. Berikut tanda si kecil yang mengindikasikan ia perlu terapi wicara.

  1. Si kecil tidak mengoceh pada usia 6 sampai 7 bulan
  2. Si kecil mengalami kesulitan makan dan/atau menelan
  3. Anak di atas usia 1 tahun cenderung jarang sekali atau bahkan tidak bicara (tidak mengeluarkan kata-kata)
  4. Anak di atas usia 2 tahun belum dapat menggabungkan dua kata atau lebih
  5. Ucapan si kecil sulit dimengerti
  6. Si kecil menghilangkan suku kata atau bunyi dalam kata
  7. Anak mengalami kesulitan mengikuti arahan atau memahami bahasa lisan
  8. Anak kesulitan menjawab pertanyaan
  9. Si kecil memiliki kosakata yang lebih sedikit dari yang diharapkan untuk usianya
  10. Si kecil gagap saat berbicara
  11. Kualitas suara anak berubah, terdengar serak, atau sengau
  12. Anak mengalami kesulitan berkomunikasi dengan orang lain secara sosial
  13. Si kecil mengalami gangguan pendengaran
  14. Si kecil mengalami bibir sumbing atau langit-langit mulut sumbing

Apakah si kecil mengalami satu atau beberapa kondisi di atas? Jika si kecil tidak mengalami kondisi tersebut maka bersyukurlah. Manfaatkan kesempatan untuk terus stimulasi bicara si kecil di rumah setiap waktu.

Namun, jika si kecil menunjukkan beberapa kondisi di atas maka kamu perlu waspada. Apa yang perlu kamu lakukan?

Nantikan artikel selanjutnya dan temukan jawabannya!

--

--

Rana Ida Sugatri

Freelance writer | Certified Impactful Writer (C.IW) | Content writer | Penulis 2 buku antologi berjudul "Re-Happiness" dan "Sekotak Maaf Untuk Ibu" bersama MSP