Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE)

Maharani Kusuma
3 min readNov 28, 2022

--

Dari gambar diatas merupakan lambang dan wilayah geografis dari organisasi MEE, lalu bagaimanakah organisasi tersebut berdiri?

Pembentukan MEE dilatar belakangi oleh kondisi ekonomi dan politik negara-negara Eropa pasca Perang Dunia II yang mengalami perpecahan dan kekacauan serta keinginan membentuk kerja sama ekonomi dan politik untuk meningkatakan kesejahteraan dan perdamaian masyarakat Eropa. Lalu MEE sendiri bertujuan untu menciptakan kemitraan ekonomi antar negara Eropa, meningkatkan kesejahteraan masyarakat Eropa, memberlakukan perdagangan bebas di kawasan Eropa, meningkatkan solidaritas dan kepedulian antar negara anggota MEE, dan melakukan perlindungan terhadap industri dan produk dari negara anggota MEE.

Mengapa MEE membutuhkan free trade area?

Dibutuhkan karena setelah perang dunia 2 negara negara eropa mengalami penurunan ekonomi pada tahun 1980-an, mengalami pepecahan dan kekacauan, jadi pemerintah membentuk organisasi MEE untuk daerah-daerah eropa melakukan perdangan bebas dengan tujuan memperbaiki taraf hidup dan memperluas lapangan pekerjaan, keseimbangan perdangan antarnegara anggota, meluas hubungan dengan negara-negara selain anggota MEE dan untuk membuat daerah eropa terus berkembangan dalam bidang ekonomi.

Negara anggota MEE manakah yang memiliki specialization satu sama lain?

Jerman barat dan perancis bekerja sama secara ekonomi terutama didalam industri baja dan besi. Dan dari kerja sama itu negara eropa lain melihat dan tertarik untuk bekerja sama juga dengan negara lain seperti Belanda, Belgia, Italia dan Luksemburg.

Apa pengaruhnya MEE terhadap perdamaian?

MEE sendiri memiliki pengaruh terhadap perdamaian dunia diantaranya yaitu :
1.Suatu tarif eksternal bersama bea cukai, dan posisi yang sama dalam perundingan-perundingan perdagangan internasional.
2. Pendanaan untuk program-program di negara-negara calon anggota dan negara-negara Eropa Timur lainnya, serta bantuan ke banyak negara berkembang melalui program Phare dan Tacis-nya.
3. Pembentukan sebuah pasar tunggal Masyarakat Energi Eropa melalui Perjanjian Komunitas Energi Eropa Tenggara, Kerjasama dan harmonisasi di wilayah-wilayah lain.
4. Kebebasan bagi warga UE untuk ikut memilih dalam pemilihan pemerintahan setempat dan Parlemen Eropa di negara anggota manapun juga.
5. Kerjasama dalam masalah-masalah kriminal, termasuk saling berbagi intelijen (melalui EUROPOL dan Sistem Informasi Schengen), perjanjian tentang definisi bersama mengenai kejahatan dan prosedur-prosedur ekstradisi.
6. Suatu kebijakan luar negeri bersama sebagai sebuah sasaran masa depan. Namun demikian hal ini masih lama baru akan terwujud. Pembagian antara negara-negara anggota (dalam surat delapan) dan anggota-anggota yang saat itu belum bergabung (dalam surat Vilnius) pada saat penyerbuan Irak 2003 menyoroti seberapa jauh sasaran ini berada di depan sebelum ia dapat menjadi kenyataan.
7. Suatu kebijakan keamanan bersama sebagai suatu sasaran, termasuk pembentukan Satuan Reaksi Cepat Eropa dengan 60.000 anggota untuk maksud-maksud memelihara perdamaian, seorang staf militer UE dan sebuah pusat satelit UE (untuk maksud-maksud intelijen).
8. Kebijakan bersama tentang asilum dan imigrasi.
9. Pendanaan bersama untuk penelitian dan pengembangan teknologi, melalui Rancangan Program untuk Penelitian dan Pengembangan Teknologi selama empat tahun. Rancangan Program Keenam berlaku dari 2002 hingga 2006.

Adakah kontroversi yang didapatkan dari berdirinya organisasi tersebut?

Ada, dikarenakan Akibat Kecenderungan penurunan ekonomi pada awal tahun 1980-an dan penerapan agenda Eropa 1992 oleh Uni Eropa sebagai alasan utama
Kelompok intergovernmentalis liberal berpendapat bahwa perusahaan multinasional besar di negara-negara EFTA (terutama Swedia) mendesak pemerintah di negara mereka untuk bergabung dengan EEC di bawah ancaman untuk memindahkan produksinya ke luar negeri.
Pendapat lain bahwa akhir Perang Dingin telah membuat keanggotaan UE menjadi kurang kontroversial secara politik untuk negara-negara netral.

Sementara itu, Jacques Delors, yang merupakan Presiden Komisi Eropa saat itu, tidak menyukai gagasan EEC yang semakin membesar dengan lebih banyak negara anggota.

--

--