Take care of her

Rdont
4 min readNov 26, 2022

Mungkin ini ke dua kalinya Arsen menghadiri rapat perusahaan yang pertama karena dia benar-benar harus di seret papanya untuk menghadiri rapat yang dan untuk yang kedua dia menyerahkan dirinya sendiri. Tidak ada niatan dia bisa mengikuti rapat yang monoton dikarenakan berada di kota kelahiran sang pujaan maka Arsen menyerahkan diri secara sukarela.

Memang pria tersebut enggan untuk menjeburkan dirinya ke dunia bisnis milik papanya. Bagaimana pun, dia tetap di bekali dengan keterampilan bisnis karena dia adalah keterunan dari Admaja yang mana dia akan memegang salah satu perusahaan milik papanya. Setelah dia menghadiri rapat dengan menghabiskan waktu setengah hari, dia harus tetap menampilkan senyumnya kepada collega-collega papanya dan setelah masuk di mobilnya dia baru bisa bernafas dengan lega.

“Langsung ke hotel tuan muda Arsen?” tanya pak Adi — supir yang mengatar jemput Arsen selama dia di Surabaya.

“Ke tempat oleh-oleh dulu setelah itu ke alamat ini dulu ya pak” Setelah Arsen mengatakan alamat tersebut mobil mercedes benz hitam mengkilat itu melaju.

Sampailah pemuda itu pada rumah sederhana dengan bercat warna coklat muda dan di depannya terdapat banyak taman-taman yang menabah kesan sangat nyaman di rumah ini walau terlihat sederhana. Arsen merogoh sakunya dan mengeluarkan dompet kulitnya setelah itu meraih dua lembar uang berwana merah dan menyerahkannya ke pak Adi

“pak Adi ngopi dulu aja kayaknya saya lama di sini.” Pak Adi yang awalnya menolak tapi karena paksaan dari Arsen tentu saja dia hanya menuruti.

Tangannya yang menenteng paper bag begitu banyak dan sekarang dia memberanikan diri untuk mengetuk pagar yang setinggi dadanya itu “Permisi” teriaknya, dau kali dia berteriak dan suaranya tidak sia-sia pintu dibuka dan menampilkan seorang wanita paru baya yang masi sangat cantik diusianya saat ini dia terlihat seperti Zoe, ya dia adalah bunda Zoe. Salah satu alasan dia juga mau mengahadiri rapat tersebut karena Arsen juga ingin mengunjungi kediam Zoe dan menyapa sosok yang gadis itu sayangi.

Wanita paru baya itu menghampiri Arsen dengan wajah bingung karena melihat tamu anak muda yang berbalut jas dengan membawa banyak sekali paper bag di tangannya “Selamat sore tante” sapa Arsen dengan senyum ramahnya.

“Selamat sore, anda siapa ya? apa ada yang bisa saya bantu” ucap bunda sambil membuka pagar untuk Arsen.

“Saya Arsen tante” ujar Arsen memperkenalkan dirinya, setelah mendengar itu bunda menutup mulutnya tak percaya bahwa bos anaknya ada di sini. “Astaga silakan masuk, mohon maaf sebelumnya saya tidak tahu bahwa anda bos dari anak saya” ujar bunda yang tampak panik tetapi Arsen menangkannya dan mengatakan tidak papa, setelah itu dia masuk dikediaman tersebut dan duduk di ruang tamu untuk menunggu bunda Zoe yang mengambilkan Arsen minum sebelum itu Arsen memberikan paper bag yang dia bawa kepada bunda Zoe sebagai buah tangan.

Tak lama wanita paruh baya itu keluar dan ditangannya terdapat nampan yang berisikan es teh manis dan juga ada potongan bolu “Maaf ya nak Arsen bunda cuma punya ini” ujar bunda tetapi Arsen hanya menggeleng dengan sopan mengatakan tidak papa dan meminta maaf karena kedatangannya yang terlalu mendadak.

“Ada apa ya nak repot-repot datang kemari?” tanya bunda dengan lembut

Arsen menampilkan eyes smilenya “Enggak repot kok tan-”

“Panggil bunda aja ya nak Arsen anggep bunda ini juga bundamu” sela bunda.

“Baik bunda, saya enggak merasa repot kok datang kesini ini, kemauan Arsen sendiri dan kata Zoe juga bunda ingin melihat saya jadi ya sekalian kemari bunda” Bunda dan Arsen menghabiskan wakunya untuk bercengkraman, Arsen merasa sangat senang karena bunda Zoe sangat ramah kepadanya.

Sudah satu jam Arsen menghabiskan waktunya untuk bercengkrama dengan bunda Zoe “Bunda memang sengaja untuk menyuruh Zoe menetap di ibu kota atau di kota manapun tapi jangan di sini, bunda enggak mau Zoe terus merasa sedih” jelas bunda, Arsen hanya mengangguk mendengarkan cerita bunda Zoe yang khawatir dengan peristiwa yang dialami anaknya.

“Terkadang bunda sangat khawatir dengan tumbuh kembangnya karena dia hanya dibesarkan oleh satu orang tua saja, pasti nak Arsen sudah tau bahwa papanya berasal dari kota granada.” Arsen menjawabnya dengan anggukan.

Sebelum melanjutkan ceritanya bunda menghela nafas dengan kasar “Duluh bunda seorang penyanyi di salah satu cafe disana dan saat itulah bunda bertemu dengan papanya Zoe kami saling jatuh cinta dan akhirnya kami memiliki Zoe, saat itu bunda melihat televisi dan disana ditampilkan wajah dia dan seorang wanita dan berita itu menampilkan bahwa mereka akan segera menikah.”

Bunda menyeka air matanya “ya mungkin bunda terdengar sangat bodoh tapi bunda juga baru mengetahui bahwa papa Zoe dari keluarga yang berada jadi lebih baik bunda melarikan diri dari pada dia harus sengsara dengan bunda tapi bunda juga menyeret Zoe dalam kesengsaraan.” entah kekuatan dari mana Arsen membawa bunda ke dalam pelukannya dan menengakan wanita paruh baya ini.

Arsen mengusap punggung bunda dengan lembut “Enggak bunda, berkat bunda Zoe tumbuh menjadi gadis yang kuat dan juga cantik. Terimakasih telah melahirkan Zoe di dunia ini.”

Bunda menyeka air matanya dan mengusap lengan pemuda yang ada didepannya “terimakasih nak Arsen, OH ASTAGA” bunda melihat jam yang sudah menunjukkan waktu untuk makan malam “kamu mau nunggu sebentarkan bunda masakan makan malam duluh, maaf ya bunda cerita banyak jadinya kelupaan waktu.”

Pria itu tetap menampilkan senyumnya “enggak papa bunda Arsen tunggu kok.”

“Kalo kamu mau nunggu sambil istirahat bisa di kamar Zoe” setelah mendapatkan izin dari bunda Arsen memasuki kamar milik Zoe dapat dia lihat disana banyak sekali berbagai macam pengharagaan yang Zoe dapatkan semasa dia bersekolah dan juga ada beberapa foto Zoe dengan bundanya dan juga Dino, mata dia tertujuh pada benda yang di sudut ruangan, gitar hitam yang bersandar di stand gitar, Arsen dapat melihat di ini adalah gitar pemberian Zoe kepada Dino.

“Nak Arsen” panggil bunda, Arsen yang awalnya fokusnya pada gitar hitam itu menoleh kearah bunda “Makan malam udah siap mari kita makan malam bersama dulu” ajak bunda setelah itu mereka berdua berada di meja makan.

“Nak Arsen” panggil bunda, sang pemilik nama menoleh.

“Tolong jaga Zoe ya.”

Mungkin itu adalah ucapan tampa di minta pun pemuda itu akan melakukannya tetapi kita tidak tahu setiap kata memiliki arti tersendiri.

--

--