UX Case Study — Bank Jago Last Wish

Reiki Rahendra Raharjo
7 min readNov 29, 2022

--

[Disclaimer]Proyek ini merupakan bagian dari program UI/UX Design Mastery Bacth 3–2022 oleh Skilvul dan program Kampus Merdeka yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.

Bank Jago

Bank Jago App merupakan sebuah produk dari DKatalis. Digital Katalis atau disingkat DKatalis adalah sebuah perusahaan digital yang fokus untuk membuat solusi digital yang bisa mempengaruhi dan mampu mengkatalisis ataupun mempercepat laju pertumbuhan melalui teknologi. Tim ini dipimpin oleh orang-orang yang sudah berpengalaman di bidangnya. Salah satu karya terakhir kami adalah Jago App, bank digital berbasis aplikasi (jago.com). Saat ini kami bekerja dan berkolaborasi di tiga hub berbeda di SEA (Jakarta, Singapura dan Pune).

Jago Last Wish merupakan sebuah fitur yang baru yang dikembangkan oleh Bank Jago yang memiliki tujuan untuk membantu pengguna untuk merencanakan atau mengantisipasi kejadian yang tak terduga di masa depan yang bisa mempengaruhi kehidupan atau kesejahteraan keluarga mereka.

Challenge Brief

Jago adalah layanan finansial digital yang memiliki fokus pada keseharian pengguna, dengan jaringan ekosistem terbesar di Indonesia. Masalah hidup dalam keseharian seseorang sangat banyak jenisnya, namun tidak luput ada produk-produk finansial yang dipakai dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Sebagai contoh, ketika kamu lapar dan pesan GoFood, kamu bayar pakai Gopay. Ketika kamu ingin jadi Youtuber, kamu butuh nabung untuk beli peralatan studio mini dan beli di Tokopedia. Di Jago, walaupun bisnis utama kami dari produk-produk finansial, kami memahami bahwa dalam perspektif pengguna yang mereka pikirkan bukan produk finansialnya, namun tujuan akhirnya (contoh: lapar -> makan, jadi youtuber -> bikin studio). Oleh karena itu, ketika kami hendak membuat produk tabungan, kami tidak berhenti dengan membuat fitur rekening digital saja, namun kami juga memikirkan integrasi ke layanan yang bisa memberikan barang atau jasa yang dibutuhkan pengguna. Sehingga semua menjadi mudah dan lancar, untuk sehari-hari, mimpi kedepan, dan aktivitas bersama teman dan keluarga.

Saat ini sudah banyak tempat untuk mendapatkan produk asuransi jiwa lengkap dengan detail dan harganya. Tentu ini bukanlah tipe produk yang Jago inginkan. Fitur Jago dibuat untuk mendukung gaya hidup pengguna dan juga membantu mereka mencapai tujuan hidup, bukan sekedar menjual produk keuangan. Apakah saat kamu bangun pagi akan berpikir untuk membuka deposito atau membeli asuransi? Tentu tidak bukan?

Bayangkan jika kamu dapat membuat sebuah wasiat secara digital, yang isinya bisa berupa apapun yg kamu ingin lakukan dan pendanaan untuk pelaksanaannya bisa dijamin oleh produk asuransi dibelakangnya. Kamu bisa buat wasiat seperti biasa, meninggalkan uang untuk keluarga, atau kamu juga bisa meminta agar abu kamu dikirim ke luar angkasa! Kamu bisa buat permintaan sejauh imajinasimu membawa!

Untuk itu, saat ini kami membutuhkan sebuah solusi atau layanan berupa prototipe desain untuk aplikasi mobile dalam rangka membantu pelanggan untuk membuat perencanaan yang mengantisipasi kejadian yang tak terduga di masa depan yang bisa mempengaruhi penghidupan dan/atau kesejahteraan keluarga mereka. Tidak menutup kemungkinan juga pengguna kami menggunakan fitur ini untuk tujuan sosial, berkontribusi di lingkungan dan komunitas sekitar mereka bahkan setelah meninggal.

Kriteria Responden

Gender : Tidak spesifik
Umur : 25–35 tahun
Geografis : Daerah perkotaan, SES A & B (tingkat pengeluaran per bulan)
Profesi : Pegawai
Perilaku / Kebiasaan :
- Sudah memiliki asuransi dari kantor tempat bekerja
- Berpendidikan dan ramah teknologi
- Biasa searching menggunakan Google
- Biasa menggunakan aplikasi untuk kebutuhan sehari-hari (beli makanan, transportasi, belanja dan lainnya)
- Biasa dan ingin mendapatkan cashback juga diskon
- Langganan aplikasi seperti Spotify, Netflix dan Disney+
- Bekerja dari rumah
- Khawatir mengenai COVID dan sudah divaksinasi hingga dua dosis
- Belum menikah (60%), sudah menikah (40%)

Peran dalam Tim

Selama mnegerjakan project UI/UX ini, saya bersama dengan 4 anggota tim saya, yaitu Zaitun Nurul Aini, Wayan Gandhi, Eveline Kurnia Dharma, dan I Gusti Made Agung Ary Surya memiliki tanggung jawab dan tugas sebagai berikut :

  • Melakukan riset pengguna,
  • Mengumpulkan ide-ide solusi,
  • Membuat User Flow dan Wireframe,
  • Membuat Design System dan tampilan antar-muka pengguna,
  • Membuat Prototype, dan
  • Melakukan Usability Testing.

Proses Desain

Selama menyelesaikan proyek ini, kami menggunakan metode Design Thinking yang bertujuan untuk memecahkan masalah yang berpusat pada pengguna melalui suatu pendekatan.

1 — Empathize

Pada tahap ini, kami mencari tahu hambatan dan permasalahan yang dialami user dengan melakukan Secondary Research terhadap user. Berikut hasil yang kami dapatkan :

  1. Kurangnya pemahaman mengenai asuransi jiwa
  2. Masalah finansial belum menjadi kebutuhan sehari-hari
  3. Asuransi jiwa belum menjadi kebutuhan pokok
  4. Masalah keuangan masih dianggap belum stabil
  5. Metode pembayaran kurang beragam
  6. Asuransi jiwa dianggap tidak penting, dsb.

2 — Define

Pada tahap ini, kami mulai mengelompokan permasalah — permasalahan yang dialami user. Kami menggunakan hasil data dari tahap Empathize sebagai acuan pada tahap define. Berikut adalah proses yang kami lakukan untuk menyelesaikan permasalah ini :

Paint Point

Gambar Paint Point

How-Might We

Bedasarkan paint point yang ada, kami dapat membuat solusi dari point-point permasalahan yang terjadi.

Gambar How-Might We

Dari beberapa ide yang sudah kami kumpulkan, kami memutuskan untuk mengambil point berikut ini :

  • Cara membantu user dalam mempermudah surat wasiat/asuransi jiwa
  • Membuat user lebih tertarik lagi dalam membuat surat wasiat/asuransi jiwa

3 — Ideate

Setelah menentukan tujuan yang kita inginkan, kami mencarian solusi dari permasalahan yang telah didefinisikan pada tahap define dan mendapatkan hasil berikut.

Solution Idea

Gambar Solution Idea

Prioritization Idea

GIde — ide tersebut kami kelompokan lagi berdasarkan Value dan Effort sehingga diperoleh hasil sebagai berikut.

Gambar Prioritization Idea

4 — Prototype

Langkah selanjutnya adalah Prototype, akan tetapi sebelum melakukan Prototype kami membuat Wireframe terlebih dahulu. Wireframe ini dilengkapi dengan Flowchart atau langkah yang perlu pengguna lalui dari awal hingga akhir untuk dapat menjalankan suatu pekerjaan (Task) atau fitur.

Wireframe

Design System

Setelah membuat Wireframe, langkah kami selanjutnya adalah membuat Design System dengan hasil sebagai berikut.

Desain UI

Setelah membuat Design System, kami mulai membuat UI design sesuai dengan Wireframe yang sebelumnya sudah dibuat dan dengan memanfaatkan komponen-komponen yang terdapat pada Design System.

Setelah selesai mendesain Tampilan Antar-Muka Pengguna, selanjutnya adalah membuat Prototype. Prototype disini bertujuan untuk mencoba dan mensimulasikan desain yang sudah di kerjakan. Berikut adalah hasil prototype yang sudah kami buat.

5 — Uji Coba

Setelah kami menyelesaikan prototype , langkah selanjutnya ada melakukan uji coba prototype atau biasa disebut Usability Testing. Pada percobaan ini, kami memiliki 3 task yang berbeda yaitu :

Task 1 — Melakukan Pembuatan Last Wish

Task 2 — Melakukan Pembayaran Premi

Task 3 — Mengerjakan Challenge Last Wish (Gamification)

Pada tahap ini, kami melakukan uji coba dengan metode In-dept Interview kepada satu orang responden yang memiliki target pengguna yang sesuai. Kemudian hasil nilai Single Easy Question (SEQ) yang kami dapatkan adalah sebagai berikut :

  1. Pembuatan Last Wish — 6/7
  2. Pembayaran Premi — 7/7
  3. Challenge Last Wish — 7/7

Dari hasil nilai SEQ di atas dapat diambil nilai rata-rata adalah : 6.67 atau bisa disimpulkan bahwa fitur yang dibuat mudah digunakan. Namun, pengguna juga memberikan masukan yang kami gunakan sebagai bahan evaluasi.

Kesimpulan

Kesimpulan yang kami dapatkan dari hasil Usability Testing diatas bahwa fitur ini mudah digunakan oleh pengguna dalam membuat wasiat last wish. Pada fitur Gamification, reward yang didapat oleh pengguna seperti cashback dan penambahan point yang ditawarkan dapat menambah semangat dalam mengikuti challenge tersebut.

Namun, adapun masukan yang dapat saya berikan untuk kedepannya yaitu perlu dilakukan kajian lebih mendalam lagi pada tahap Empathize. Agar banyak pengguna yang tertarik dalam membuat asuransi jiwa.

Saya ucapkan terima kasih banyak kepada pembaca yang sudah menyempatkan waktunya untuk membaca studi kasus ini. Mohon maaf bila terdapat kesalahan dalam penyampaian atau pemaparan. Akan lebih baik apabila pembaca sekalian dapat memberikan feedback dan masukan yang bermanfaat.

Reiki Rahendra Raharjo

--

--