Tembok yang Tidak Terlihat

The Rain
3 min readFeb 6, 2017

--

1 bulan telah terlewat semenjak Saya terakhir menulis opini tentang bagaimana sebuah massa dapat mempengaruhi peraturan yang ada, dan penyebab-penyebab mengapa massa dapat menyulut masalah. Kali ini, Saya akan mengutarakan opini saya tentang drama yang saya rasa tidak perlu dipermasalahkan, namun “ moral” sepertinya sudah tertanam dalam masyarakat kita. Hal inilah yang membuat sebagian netizen merasa “terpicu” dengan adanya cosplay yang tidak sesuai dengan keadaan “normal” di Indonesia.

Sumber drama. Credit : Lola Zieta

Cosplay merupakan istilah Inggris dalam Bahasa Jepang (wasei-eigo) yang berasal dari kata “costume” dan “play” (Wikipedia, 2017). Cosplay sebenarnya sudah ada dalam budaya kita sejak dahulu (Wayang orang. Yes, it’s a cosplay, dude.) namun cosplay pada jaman sekarang sudah merancu kepada karakter luar negeri. Namun pada umumnya, karakter yang dicosplaykan biasanya tidak keluar dari negara-negara asal Asia. Hal ini disebabkan karena manga / manhwa biasanya berasal dari Asia.

Apa yang terjadi dengan cosplay yang Saya bahas kali ini ? Drama hangat ini terjadi ketika Mbak Lola mempost selfienya dalam keadaan yang “kurang pantas”. Netizen dengan segala komat-kamitnya menegakkan “dinding yang tidak terlihat” dengan harapan bahwa Indonesia yang tercinta bebas dari budaya-budaya yang negatif.

Mengapa Saya sebut “kurang pantas” ? Sebenarnya apa yang dilakukan Mbak Lola ini hampir melanggar UU Pornografi №44 Tahun 2008 butir 1d.

“1. Setiap orang dilarang memproduksi, membuat, memperbanyak, menggandakan, menyebarluaskan, menyiarkan, mengimpor, mengekspor, menawarkan, memperjualbelikan, menyewakan, atau menyediakan pornografi yang secara eksplisit memuat:

d. ketelanjangan atau tampilan yang mengesankan ketelanjangan

…”

Foto yang menjadi sumber drama tersebut secara teknis memang tidak melanggar aturan UU Pornografi. Namun, selain aturan tertulis, hal yang mempengaruhi tatanan kesusilaan adalah “norma”. Norma inilah yang menentukan pantas atau tidaknya sesuatu dalam sistem sosial.

Hal yang disebutkan diatas membuat foto yang menjadi bahan drama, menurut Saya pribadi, dirasa kurang pantas jika disebarluaskan kepada netizen di Indonesia.

Mengapa kurang pantas ? Selain alasan “moral”, kebanyakan netizen Indonesia jika ada api sudah tersulut dalam drama, malah dibesar-besarin lagi apinya. Hal ini juga yang menyebabkan viralnya drama tersebut, padahal dirasa tidak perlu dipermasalahkan.

“Lalu, mengapa cosplayer lain (Untuk Indonesia,美月Hika, contohnya) tidak mendapat perlakuan yang sama ?”

Menurut analisis saya (bukan anal isis yah) :

  • Pertama, target audience. Semakin sempit target audience yang dituju, semakin kecil peluang sesuatu menjadi drama.
  • Kedua, name recognition. Semakin dikenal orangnya, semakin besar peluangnya menjadi bahan drama.
She doesn’t even like Indonesian orz. Credit : 美月Hika

Tidak semua netizen termasuk kalangan yang “elit”. Mungkin anda termasuk kepada kalangan yang toleran terhadap sesuatu seperti ini. Namun pasti ada saja yang terkena “umpan” dari drama tersebut. Foto selfie Mbak Lola ini memang tidak salah, jika tidak ditujukan kepada netizen umum di Indonesia.

Saran saya :

Mbak Lola ; Boleh kok cosplay kayak gitu. Tapi mohon, pertimbangkan kembali dampak yang ditimbulkan. Tidak semua netizen suka menyimak drama (termasuk saya). Saya pun menulis ini berharap bahwa untuk kedepannya tidak ada drama seperti ini lagi.

Netizen ; Tolong, jangan memperbesar masalah yang sekiranya bukan hal yang penting. Jangan menjadi pahlawan kesiangan yang sok tahu. Gunakan objektifitas ketika memandang sebuah masalah. Dan satu hal (yang saya pribadi kurang suka). Jangan jadi sok superior dengan membela salah satu pihak. Saya netral pun bukan berarti saya berbeda dari kalian. Saya hanya lelah dengan semua problematika yang dirasa nirfaedah.

“Wah dasar moralfag lu ya !”
“Bilang aja lu sange ya !?”
“Halah, diem-diem juga pasti ngesave gambarnya, ya ?”
“Ustad Bootleg lu !”

Berikut adalah contoh ad-hominem yang timbul dalam drama ini. Manakah yang pantas untuk dilontarkan kepada saya ? Anda yang pilih :-)

Salam CH3COOLi

Reihant, Mahasiswa Depresi ITB 2016.

--

--