27.
3 min readDec 11, 2023
Club & Rumah Sakit.

Tepat pukul 23:15 Malam, saat Harry melihat jam tangan yang berada di lengan kanan, saat ini Harry sedang berada di parkiran sebuah Club besar di Ibukota.

Harry segera memanaskan mobilnya dan langsung menuju ke lokasi Rumah Sakit yang sudah dikirimkan Jayadi melalui handphonenya.

Separuh hidupnya sedang bertarung di Rumah Sakit melawan sakit yang ia baru saja rasakan tadi, rasa kesal yang berada dibenak Harry ketika lampu merah jalanan Ibukota memberhentikan lajunya menuju Rumah Sakit.

“Airin, aku mohon tunggu aku,” ucapnya kepada diri sendiri untuk menguatkan tubuh yang bersandar lemah di dalam jok mobil.

Lampu hijau kembali menyinari kedua bola matanya yang sudah berkaca-kaca, Harry mentancapkan kembali mobilnya dan langsung menuju Rumah Sakit.

Harry kini sudah berada di parkiran Rumah Sakit, memakirkan mobilnya dan langsung masuk ke dalam Rumah Sakit.

Langkah demi langkah mengantarkan Harry menuju Tempat Registrasi, “Pasien kecelakaan perempuan,” ucapnya.

“Untuk pasien kecelakaan yang baru saja sampai sudah berada di UGD sedang melalukan Operasi, dengan siapa ini?” balasnya.

“Saya Harry Harfandi, keluarga dekat pasien,” ucapnya sembari langsung menuju Ruang UGD.

“Baik.”

Tepat di lorong UGD, dari kejauhan Harry sudah melihat seseorang lelaki bertubuh besar, tinggi, menggunakan jaket kulit yang sedang duduk tertunduk lemas.

“Bang,” ucap Harry kepada lelaki tersebut.

Lelaki tersebut mengangkat kepalanya dengan lemas, benar saja dugaan Harry, lelaki tersebut yang teryata kakak dari Airin penuh dengan air mata di wajahnya.

Harry mendekat dan Jayadi pun berdiri, keduanya saling berpelukan menguatkan dirinya masing-masing, “Banyak berdoa, Kondisi Irin kritis, ia berpesan,”

“Kalau Harry sudah bertemu dengan Abang, Sampaikan kepadanya, “Aku Mencintaimu Harry.”

Tetesan air mata Harry pun tidak bisa tertahan lagi, ia melepas pelukan Jayadi dan langsung duduk sambil menangis.

Harry tidak bisa menahan mencaci maki dirinya, memarahi dirinya saat ini. Ini sepenuhnya bukan salah Harry, sebab Airin kecelakaan mengendarai mobil menuju Cafe bertujuan berkumpul dengan teman-temannya, Harry sudah menawarkan dirinya untuk mengantarkan Airin menuju Cafe saat Airin mengabari untuk pergi, namun Airin bersikeras untuk pergi sendiri.

Harry kini berada di mobil untuk melampiaskan amarahnya kepada diri sendiri, “Kenapa gua ga maksa buat nganterin Airin, Harry bodoh, Harry ceroboh,” serang Harry kepada dirinya sembari sesekali memukul-mukul wajahnya.

Setengah jam Harry bertarung dengan rasa salahnya di dalam mobil, memukul wajahnya, memukul stir mobil, melempar barang ke sembarang arah sudah semuanya Harry lalukan, Harry kini sudah sedikit tenang dan memutuskan untuk kembali ke dalam Rumah Sakit.

Harry menuju ruang UGD, lampu UGD kini sudah mati bertandakan operasi sudah selesai, Jayadi pun berdiri cemas, tepat saat Harry ingin duduk, seorang Dokter keluar dari ruangan.

Harry dan Jayadi menghampiri Dokter tersebut, “Setelah melakukan operasi yang cukup rumit, kami sudah berhasil menolong pasien, namun sangat disayangkan kondisi pasien sedang koma.”

“Pasien akan kami pindahkan ke dalam ruangan dan semoga dalam beberapa hari kondisi Pasien membaik dan mulai siuman, saya permisi terlebih dahulu.”

Harry dan Jayadi hanya bisa menunggu Airin keluar dan dibawa ke ruangan, tak lama dari Dokter pergi, Airin keluar, Harry dan Jayadi menghampiri Airin yang sedang terbaring lemas di atas ranjang Rumah Sakit, Harry dan Jayadi mengikuti Airin dari belakang, hingga sampai Ruangan, Jayadi pamit untuk mengasih kabar kepada kedua orang tua Airin dan Harry berjaga di dalam ruangan.

27.

on instagram @rrangrhh & on tiktok @boywithamericano